-->

Rabu, 07 Maret 2012

Mengintip Kaum Feminisme Lesbian

author photo
Cewek Lesbian - HOT Mengintip Kaum Feminisme Lesbian - Pernahkah sobat menyukai teman sesama jenis? Dan tahukah, pemikiran seperti itu berpotensi menjadikan seseorang menjadi homoseksual, Kenapa sih seseorang bisa menjadi lesbi atau gay? Berdasarkan tinjauan biologis, hal ini terjadi karena beberapa penyimpangan dalam tubuh manusia.


Pertama, misalnya karena pengaruh kromosom. Susunan kromosom laki-laki itu terdiri dari XY sedangkan perempuan susunan kromosomnya XX. Namun bila seseorang mempunyai kromosom XXY maka secara bentuk tubuh ia adalah laki-laki, namun ia mengalami kelainan pada kelaminnya. Hal ini terjadi pada 1 diantara 700 kelahiran bayi.


Kedua, adanya ketidakseimbangan hormon. Laki-laki mempunyai hormon testosteron, tapi mereka juga memiliki hormon kewanitaan yaitu estrogen dan progesteron. Namun kedua hormon terakhir kadarnya pada tubuh laki-laki tidak sebanyak pada tubuh perempuan. Tapi bila seorang laki-laki memiliki hormon estrogen dan progesteron yang cukup tinggi, maka perilakunya akan lebih feminim dari laki-laki lainnya. Begitupun bentuk tubuh mendekati bentuk tubuh perempuan.


Ketiga, struktur otak. Struktur otak pada straight females dan straight males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. Otak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah dengan membrane yang cukup tebal dan tegas. Pada straight females, otak antara bagian kiri dan kanan terpisah tapi tidak begitu tegas dan tebal. Pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta pada gay females struktur otaknya sama dengan straight males. Gay females inilah yang biasa disebut dengan lesbian.


Keempat, kelainan susunan syaraf. Berdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan syaraf otak dapat mempengaruhi prilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan syaraf otak ini disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak.


Prof DR Dadang Hawari menyebutkan, prilaku menyimpang tersebut juga diakibatkan oleh problem psikologis. Sebagai akibat interaksi bebas dan hilangnya pembatas moral antar lawan jenis. Menurutnya, prilaku seks menular diatas juga merupakan akibat dari trauma masa lalu. Misalnya nih sob, anak perempuan yang trauma karena masa kecilnya menyaksikan Bapaknya semena-mena terhadap keluarga. Seperti tidak menafkahi atau melakukan tindak kekerasan. Kemudian perempuan korban perkosaan. Lalu ada juga seorang istri yang trauma terhadap kekerasan yang dilakukan suaminya. Ada juga yang merasa putus asa dengan usia yang kian menua namun jodoh tak kunjung dtang, akhirnya si perempuan pun memilih untuk mencintai sesamanya.


Lesbian dan Feminisme
Dalam sebuah daurah sehari bertema “Feminisme dalam Timbangan Islam” yang diadakan Forum Diskusi Masjid UI bekerja sama dengan INSISTS pada 17 Juni 2010 lalu, Mudzakkir Khalil ‘Ali al-Matramy dalam artikelnya menyampaikan bahwa terdapat sebuah gerakan feminis radikal yang berkembang sekitar 1960-1970an. Meski memiliki tujuan yang sama dengan gerakan feminis lainnya, namun cara pandang gerakkan ini berbeda. Dalam pandangan mereka, perempuan harus melakukan kontrol radikal terhadap tubuh dan kehidupan mereka. Bentuk kontrol inilah yang memungkinkan mereka untuk menempuh hidup sebagai kaum Luth.


Para pelaku lesbian ini pada dasarnya terpola menjadi dua macam. Pertama, lesbian non ideologis. Adanya lesbian non ideologis terjadi akibat beragam faktor dan bukan bawaan. Sementara yang ideologis memang sengaja diciptakan dan dipropagandakan. Bentuk yang kedua inilah yang sengaja dibentuk oleh para kaum feminis radikal. Bahkan saking bencinya radikalnya dan saking bencinya mereka terhadap laki-laki, mereka sampai membuat gerakan feminisme lesbian. Dan karena mereka membentuk jejaring dengan rekan mereka lainnya sesama feminis maka gerakan feminisme lesbian inipun didukung oleh jejaringnya.


Lalu ada salah satu alsan terpenting nih sob, kenapa muncul gerakkan lesbianism, yaitu adanya prinsip konflik. Prinsip ini dibangun oleh kaum feminis radikal yang cenderung membenci laki-laki, baik sebagai individu maupun kolektif. Mereka kemudian mengajak perempuan lainnya untuk mandiri tanpa keterlibatan seorang laki-laki. Antipasti kaum feminis radikal terhadap laki-laki mengharuskan mereka memisahkan diri dari budaya maskulin dan membentuk komunitas budaya tersendiri yang disebut dengan sisterhood. Bagi mereka, system patriarkhi harus dihancurkan karena hanya semakin membuat laki-laki menghegemoni perempuan dalam skala aspek kehidupan.


Di Amerika, 60% gerakan organisasi perempuan menganut lebianisme. Chalotte Bunch mengatakan “Para lesbian harus menjadi peminis dan berjuang melawan penindasan perempuan, sebagaimana para feminis harus menjadi lesbian jika mereka ingin mengakhiri supremasi laki-laki.” Mungkin inilah yang kemudian membuat gerakan feminisme ditakuti di Indonesia. Meski di Indonesia sendiri, seorang feminis belum tentu lesbian.


Tapi menurut hasil penelusan yang dilakukan, seorang lesbian biasanya feminis. Karena para lesbian ini membutuhkan sebuah ideology untuk melegitimasi perbuatan mereka. Beberapa aktivis feminisme lesbian international diantaranya, Charlotte Bunch, Rita Mae Brown, Andrienne Rich, Audre Lorde, Marilyn Frye, Mary Daly, Sheila Jeffreys dan Monique Witting.


Kisah Kaum Luth


Ulama besar Yaman, Anwar Al-Awalki menyangsikan bahwa penyakit homoseksual ini terjadi karena faktor gen atau keturunan. Karena menurutnya, masalah homoseksual ini pertama kali terjadi pada masa Nabi Luth Alaihis salam, seperti dikutip dari Al Quran surat al-Ankabut ayat 28 : “Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, ‘Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu.”


Dalam surat Al-A’raf ayat 81 Nabi Luth AS mempertegas pernyataan mengenai kehomoseksualan kaumnya, “Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”


Lalu Nabi Luth AS menanyakan kepada mereka, “’Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran ditempat-tempat pertemuanmu?’ Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, ‘Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.’” (QS. Al-Ankabut : 29)


Nabi Luth AS lalu berdoa, “Dia (Luth) berdoa, ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas golongan yang melakukan kerusakan itu.’” (QS. Al-Ankabut : 30)


Dan Allah SWT pun akhirnya menjawab doa Nabi Luth AS dengan menjatuhkan azab dan membinasakan kaumnya yang berperilaku homoseksual tersebut. Mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur ketika matahari akan terbit. Allah SWT juga menjungkirbalikkan negeri itu, lalu menghujaninya dengan batu dari tanah yang keras, seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-Hijr ayat 73-74. Bahkan dalam surat Adz-Dzariyat ayat 34, batu-batu yang dilemparkan sudah ditandai dengan nama orang yang akan dibinasakan.


Namun keluarga Nabi Luth AS diselamatkan Allah sebelum fajar menyinsing (QS. Al-Qamar : 54). Kecuali istrinya, karena ia termasuk orang-orang yang dibinasakan, seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 33 : “Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) datang kepada Luth, dia merasa bersedih hati karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka, dan mereka (para utusan) berkata, ‘Janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang tinggal (dibinasakan).’”


Jika menurut Al-Quran bahwa penyakit homoseksual ini bukanlah gen dan keturunan, maka sebetulnya kaum lesbian dan gay ini bisa disembuhkan meski dengan terapi yang panjang dan kontinu sekalipun. Namun ini semua kembali lagi si penderitanya, apakah ia benar-benar menyadari bahwa ini adalah perbuatan menyimpang yang mengundang azab Allah dan berkeinginan untuk berubah atau tidak. Dan ia pun harus memiliki tekad serta keinginan yang kuat untuk menjauhi lingkungan tersebut.


Punya rasa cinta terhadap sesama saudara atau sesama saudari kita adalah hal yang wajar. Namun perlu selalu diingat adalah kecintaan kita kepada saudara/saudari kita harus berdasarkan kecintaan kepada Allah SWT, dan bukan syahwat. Dan bukankah Nabi Muhammad SAW mengajarkankita untuk tidak memiliki sikap berlebihan (ghuluw)? Tidak berlebihan dalam mencintai dan tidak berlebihan dalam membenci.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post