Fosil-fosil binatang purba kembali ditemukan di Kabupaten Tegal, yaitu di kawasan Hutan Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Beberapa fosil binatang yang ditemukan antara lain 10 potongan tulang gajah, terdiri atas lutut dan tulang rusuk. Diperkirakan, fosil tersebut merupakan fosil binatang purba yang hidup pada masa Pleistosen atau sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.
Fosil-fosil itu ditemukan oleh Dakri (54) dan anaknya, Tanti Asih (20), warga Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Senin (4/4/2011). Mereka juga menemukan tengkorak dan kerangka manusia di kawasan hutan tersebut. Meskipun demikian, belum bisa dipastikan usia tengkorak tersebut.
Sebenarnya, penemuan fosil binatang dan artefak manusia purba di kawasan Hutan Semedo sudah berlangsung sejak 2005. Menurut Dakri, selama kurun waktu 2005 hingga 2010, ia sudah menemukan beberapa fosil binatang purba.
Fosil-fosil yang ditemukan adalah fosil babi hutan, rusa, gajah, kijang, harimau, lembu, banteng, gajah, kudanil, dan badak. Pada Januari 2010, sebanyak 161 potongan fosil binatang purba telah diserahkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal.
Pada Januari 2011, ia menemukan beberapa potongan kerangka, yang diduga kerangka manusia purba, serta beberapa artefak manusia purba, antara lain kampak genggam, penetak, pisau, dan serut.
Senin kemarin, ia kembali menemukan fosil-fosil binatang purba di kawasan hutan yang sama. Fosil lutut gajah ditemukan di bukit Tri Anggulasih, yaitu bukit tertinggi di kawasan hutan Semedo, dengan ketinggian sekitar 140 meter di atas permukaan air laut. Semua benda temuan tersebut masih tersimpan di rumah Dakri.
Dakri dan anaknya juga menemukan tengkorak dan kerangka manusia di kawasan hutan yang sama. Hingga Selasa siang, tengkorak dan kerangka manusia tersebut belum digali karena masih menunggu tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta. Polisi memasang garis polisi di lokasi penemuan tengkorak dan kerangka manusia itu.
Koordinator LSM Gerbang Mataram, yaitu LSM yang bergerak di bidang konservasi lingkungan hidup, Bambang Purnama, Selasa (5/4/2011), mengatakan, dari hasil penelitian tim Balai Arkeologi Yogyakarta, temuan fosil-fosil binatang purba di Hutan Semedo diperkirakan berusia 1,5 juta hingga 1,8 juta tahun, atau hidup pada masa Pleistosen.
Temuan fosil bintang purba tidak hanya ditemukan di kawasan hutan Semedo, tetapi juga di kawasan Gunung Gajah dan Macan Ucul di Kabupaten Tegal, yang berada satu jalur dengan Hutan Semedo. "Kalau temuan tulang manusia ini belum bisa dipastikan usia dan masuk dalam masa apa," ujarnya.
Beberapa fosil binatang yang ditemukan antara lain 10 potongan tulang gajah, terdiri atas lutut dan tulang rusuk. Diperkirakan, fosil tersebut merupakan fosil binatang purba yang hidup pada masa Pleistosen atau sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.
Fosil-fosil itu ditemukan oleh Dakri (54) dan anaknya, Tanti Asih (20), warga Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Senin (4/4/2011). Mereka juga menemukan tengkorak dan kerangka manusia di kawasan hutan tersebut. Meskipun demikian, belum bisa dipastikan usia tengkorak tersebut.
Sebenarnya, penemuan fosil binatang dan artefak manusia purba di kawasan Hutan Semedo sudah berlangsung sejak 2005. Menurut Dakri, selama kurun waktu 2005 hingga 2010, ia sudah menemukan beberapa fosil binatang purba.
Fosil-fosil yang ditemukan adalah fosil babi hutan, rusa, gajah, kijang, harimau, lembu, banteng, gajah, kudanil, dan badak. Pada Januari 2010, sebanyak 161 potongan fosil binatang purba telah diserahkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal.
Pada Januari 2011, ia menemukan beberapa potongan kerangka, yang diduga kerangka manusia purba, serta beberapa artefak manusia purba, antara lain kampak genggam, penetak, pisau, dan serut.
Senin kemarin, ia kembali menemukan fosil-fosil binatang purba di kawasan hutan yang sama. Fosil lutut gajah ditemukan di bukit Tri Anggulasih, yaitu bukit tertinggi di kawasan hutan Semedo, dengan ketinggian sekitar 140 meter di atas permukaan air laut. Semua benda temuan tersebut masih tersimpan di rumah Dakri.
Dakri dan anaknya juga menemukan tengkorak dan kerangka manusia di kawasan hutan yang sama. Hingga Selasa siang, tengkorak dan kerangka manusia tersebut belum digali karena masih menunggu tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta. Polisi memasang garis polisi di lokasi penemuan tengkorak dan kerangka manusia itu.
Koordinator LSM Gerbang Mataram, yaitu LSM yang bergerak di bidang konservasi lingkungan hidup, Bambang Purnama, Selasa (5/4/2011), mengatakan, dari hasil penelitian tim Balai Arkeologi Yogyakarta, temuan fosil-fosil binatang purba di Hutan Semedo diperkirakan berusia 1,5 juta hingga 1,8 juta tahun, atau hidup pada masa Pleistosen.
Temuan fosil bintang purba tidak hanya ditemukan di kawasan hutan Semedo, tetapi juga di kawasan Gunung Gajah dan Macan Ucul di Kabupaten Tegal, yang berada satu jalur dengan Hutan Semedo. "Kalau temuan tulang manusia ini belum bisa dipastikan usia dan masuk dalam masa apa," ujarnya.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon