Zaman sekarang memang membingungkan, apa mungkin hanya karena saya tidak mengerti tren fashion. Tapi coba Anda pikirkan, banyak para remaja dinyatakan ‘normal’ karena mempertimbangkan sesuatu yang menghebohkan. Seperti halnya dengan kasus kawat gigi yang menjadi aksesoris modis saat ini.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogjakarta, kawat gigi sudah menjadi trend di kalangan anak muda. Hampir di setiap tempat dan kesempatan, bisa dengan mudah kita temukan orang memakai kawat gigi.
Tujuannya pun bermacam-macam, ada yang memang sedang dalam proses perawatan untuk merapikan susunan gigi sebagai mana fungsinya (untuk merapikan gigi), tapi tidak sedikit pula yang memakai hanya untuk menunjang penampilan. Kawat gigi untuk kebanyakan anak remaja di Indonesia adalah pertanda kekayaan, status dan gaya. Wajar saja, karena kawat gigi ortodontik yang asli memang terbilang cukup mahal. Satu set kawat gigi di Indonesia saja berkisar antara Rp 7-15 juta. Meski harganya ‘selangit’, penggemar kawat gigi ini tetap saja banyak.
Nah, bagaimana jika anak-anak ingin memiliki memiliki gigi ber-behel namun tak sanggup mengeluarkan biaya mahal? Sederhana saja, mereka akan membeli kawat gigi palsu yang dipatok dengan harga murah, mulai dari Rp 500.000 – Rp 2 jutaan. Ya, dengan bergaya behel, mereka tidak lagi harus mendapat persetujuan dari seorang profesional medis.
Yang perlu dilakukan untuk mendapatkannya adalah dengan mengunjungi salon kecantikan lokal – dimana kawat gigi akan terpasang dengan harga yang terjangkau. Jika Anda bepergian ke Yogyakarta, Anda dapat menemukan kios-kios di pasar lokal yang menjual kawat gigi palsu atau bisa dipesan melalui media online.
Tak hanya berharga murah, daya tariknya ialah kawat gigi palsu itu bisa dipesan dalam berbagai warna. Anda juga bisa mendapatkan desain khusus seperti Hello Kitty, Mickey Mouse, atau motif bunga. Meski terlihat lucu dengan desain menggemaskan, namun tahukah Anda jika memakai kawat gigi palsu untuk jangka waktu yang lama akan menimbulkan beberapa risiko kesehatan yang serius. Mulai dari perubahan stuktur gigi, perubahan profil muka karena adanya pergeseran rahang, gigi sensitive dan bahkan penularan penyakit dari alat dan bahan yang tidak steril.
Penggunaan kawat gigi palsu bahkan sempat menyebabkan kematian dua remaja di Thailand. Seorang remaja 17-tahun di kota Khon Kaen, Thailand, mengalami infeksi tiroid yang mengakibatkan gagal jantung fatal. Sedangkan remaja lainnya, berumur 14-tahun dari Chonburi, juga meninggal karena infeksi setelah menggunakan kawat gigi yang ia beli dari kios ilegal.
Karena insiden ini, pemerintah Thailand telah memberlakukan larangan produksi, impor dan penjualan kawat gigi palsu. Siapa pun yang tertangkap menjualnya akan dihukum penjara sampai enam bulan, dan harus membayar denda berat sekitar 50.000 baht ($ 1.300). Lalu, bagaimana dengan pemerintah Indonesia, apa sudah memiliki peringatan atau larangan tentang penggunaan kawat gigi palsu?
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon