Pria yang bercerai dua kali lebih mungkin untuk bunuh diri ketimbang pria yang masih bertahan dalam perkawinan. Tapi, perceraian itu sendiri ternyata tidak ikut mempengaruhi risiko bunuh diri pada wanita.
Begitu menurut Dr. Augustine J. Kposowa dari University of California di Riverside, yang menulis laporan pada Journal of Epidemiology and Community Health.
Kposowa mengkaji kaitan antara bunuh diri dan status perkawinan dari 472.000 pria dan wanita. Antara tahun 1979 hingga 1989, ia mendapati 545 orang yang melakukan bunuh diri.
"Pria memiliki kemungkinan melakukan bunuh diri 4,8 kali lebih besar dibanding wanita," tulis Kposowa, Selasa (22/10/2013).
Ditambahkan, perceraian meningkatkan kemungkinan dua kali lipat untuk melakukan bunuh diri pada pria. Sedang pada wanita, status perkawinan tidak ada kaitannya dengan tindakan bunuh diri itu.
Kposowa menduga, perbedaan itu terkait dengan bentuk jaringan sosial di luar perkawinan yang lebih kuat dan lebih berarti, yang dimiliki wanita dan tidak dimiliki pria.
"Wanita punya bentuk komunikasi yang lebih baik. Mereka mungkin lebih mendapatkan dukungan moral, dukungan sahabat dan handai taulan yang dapat mereka ajak bicara. Di lain pihak, pria kurang memiliki dukungan sosial seperti itu," tambah Kposowa.
Jadi, supaya lebih kuat dan tidak ada keinginan bunuh diri, tidak usah gengsi. Belajarlah dari wanita.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon