-->

Kamis, 03 Mei 2012

Jurus Irit BBM ala Toyota Avanza

author photo
Toyota Avanza Veloz adalah salah satu mobil 'sejuta umat' yang akan terjaring kebijakan pengendalian BBM. Untuk mengirit penggunaan BBM setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Pertama tidak membawa banyak barang di dalam mobil.

"Bawa barang-barang seperlunya saja," saran PR Manager PT Toyota-Astra Motor Rouli H. Sijabat di sela-sela test drive Toyota Camry di Nusa Dua, Bali, Jumat (27/4/2012).

Sering kali secara tidak sadar kita memasukkan terlalu banyak barang-barang tak diperlukan ke dalam mobil. Biasanya barang yang dibawa di perjalanan sebelumnya tidak dikeluarkan lagi dari mobil dengan asumsi bila kelak diperlukan mudah dicari.

Bukan hanya barang-barang buat kebutuhan aktivitas keluarga yang bisa menambah beban mobil. Penambahan aksesoris juga membuat beban mobil makin berat, terutama mengganti pelek menjadi lebih besar dan lebar.

Padahal semakin banyak barang yang diangkut, otomatis berat mobil bertambah. Makin berat bobot mobil, tenaga mesin buat menghelanya semakin besar.

"Makin besar tenaga yang mesin keluarkan, makin banyak BBM yang diperlukan," ujar pria ini.

Upaya penghematan berikutnya adalah dengan menjaga putaran mesin pada kondisi optimalnya. Mobil yang berjalan pada RPM optimal, maka semakin efisien pula konsumsi bahan bakarnya.

"Untuk yang Veloz, optimalnya itu pada RPM 3-4 ribu," jelas pria murah senyum ini.

Kemacetan lalu lintas Jakarta yang mengharuskan stop and go, diakui bisa membuat konsumsi BBM lebih boros. Namun tetap bisa ditekan dengan perilaku mengemudi yang biasa saja. Tidak seolah dikejar setan.

"Perpindahan giginya gradual saja, jangan penuh sentakan atau malah dibuat tarik-tarikan," sambungnya.

Rouli tidak sepakat terhadap ide lain menghemat pengeluaran dengan mengoplos Pertamax-Premium. 

Sepetahuannya belum ada penelitian akurat mengenai komposisi ideal perpaduan dua jenis BBM beda 'kasta' itu agar menujukkan kinerja maksimal.

"Yang pasti oktannya akan turun. Bila menggunakan BBM oktan lebih rendah dari rekomendasi pabrik, dampak jangka pendek yang dirasakan adalah mesin ngelitik. Dampak jangka panjang, piston jebol, lebih mahal jatuhnya," papar Rouli.





Blog Ansyari | detikOto

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post