-->

Senin, 11 Maret 2013

6 Cekungan Alam yang Indah

author photo
Cekungan adalah suatu daerah yang luas yang terjadi dari batuan sedimen dan karena konfigurasinya diperkirakan merupakan tempat tampungan minyak. Indonesia memiliki 60 cekungan. Di antaranya 22 cekungan telah dieksplorasi secara ekstensif, dan 14 cekungan produktif menghasilkan minyak dan gas bumi. Batuan sumber yang terdapat di cekungan-cekungan Indonesia pada umumnya adalah jenis lakustrin, fluvio-deltaik, marina, dan pra-tersier. Berikut adalah 6 Cekungan Alam yang Indah

1. Kaali Crater (Cekungan Kaali)


Cekungan alam yang pertama adalah Cekungan Kaali yang terbentuk akibat meteor menambrak atmosfer dan mendarat di bumi. Cekungan Kaali terbentuk sekitar antara abad ke-4 dan 8 SM. Meteoroid itu pecah diketinggian 5 hingga 10 Km setelah terbakar terlebih dahulu di lapisan atmosfer. Setibanya di daratan meteoroid tersebut membentuk sebuah kawah (cekungan) seluas 110 meter dan sedalama 22 meter. Kemudian dari radius 1 km dari cekungan besar, terbentuk pula 8 cekungan kecil. Berdasarkan keterangan ketika meteoroid tersebut terjatuh, seketika itu pula terjadi kebakaran hebat di hampir seluruh hutan Pulau Estonia. Peristiwa jatuhnya meteoroid tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah mitos dan legenda di Pulau Estonia.

2. Tenoumer Crater (Cekungan Tenoumer)


Bentuk cekungan yang satu ini hampir mendekati lingkaran yang sempurna. Cekungan Tenoumer memiliki luas 1,9 Km dengan dinding lingkaran 100 meter tingginya. Sobat unik cekungan yang satu ini terletak di kawasan Gurun Pasir Sahara sebelah barat, tepatnya di Mauritinia. Namun Sobat unik masih terjadi perdebatan di antara para ahli geologi mengenai terbentuknya Cekungan Tenoumeter ini, sebagian berpendapat bahwa cekungan ini terjadi karena sebuah aktivitas vulkanik. Namun meski demikian sebuah peneletian yang lebih mendekati fakta mengatakan, bahwa bagian yang sebelumnya diduga berupa ‘lava’ adalah sebuah batu yang meleleh akibat benturan meteoroid. Benturan tersebut terjadi antara 10.000 hingga 30.000 tahun yang lalu.

3. Lonar Crater Lake (Danau Lonar)


Nah Sobat unik cekungan yang satu ini merupakan danau raksasa yang terbentuk sekitar 50.000 tahun yang lalu akibat benturan meteoroid. Benturan besar yang diakibatkan oleh meteoroid tersebut pun mengakibatkan kuil-kuil yang ada di kawasan Maharashtra hancur, dan hanya menyisakan satu kuil yang masih utuh yakni Kuil Daityasudan di tengah Desa Lonar. Daityasudan merupakan kuil yang dibangun untuk menghormati dewa Wisnu yang berhasil mengalahkan rakasa bernama Lonasur. Uniknya air di Danau Lonar mengandung garam meskipun berada di kawasan berbatu yang memiliki kadar asam tinggi. Danau Lonar memiliki diameter sepanjang 1,2 Km dan dengan luas keseluruhan 137 meter. Danau Lonar terletak dikawasan hijau dan asri, sehingga banyak para pengunjung yang betah berada di kawasan ini.

4, Monturaqui Crater (Cekungan Motaraqui)


Cekungan Monturaqui terletak dai kawasan Salar de Atacama di Chili. Saat ini diameternya mencapat 460 mete dengan kedalaman danau 34 meter. Berdasarkan perhitungan karbon para peneliti menyebutkan bahwa Cekungan Monturaqui terbentuk sekitar satu juta tahun lalu. Melihat ukuran dan bentuknya Cekungan Monturaqui hampir menyerupai cekungan yang ada di Bonnevile di Mars (yang diketahui setelah eksplorasi Spirit Rover pada 2004 lalu). Kedua cekungan ini membentuk danau yang dangkal, dan keduanya terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanik.

5. Roter Kamm Crater (Cekungan Roter Kamm)


Cekungan yang satu ini terletak di Gurun Pasir Desert, Nambia. Cekungan Roter Kamm memiliki diameter sepanjang 2,5 Km dengan kedalaman 130 meter. Cekungan ini terbentuk akibat benturan meteoroid yang terjadi pada 3,7 milyar tahun lalu. Namun karena letaknya di kawasan gurun pasir, maka bagian dalam cekungan hampir seluruhnya tertutupi oleh pasir bahkan tebalnya bias mencapai 100 meter. Cekungan Roter Kamm hampir menyerupai kawah yang ada di Planet Mars, terlebih memiliki warna oranye-merah.

6. Tswaing Crater (Cekungan Danau)


Cekungan Tswaing terbentuk oleh chondrite atau batu meteoroid dengan diameter 30 – 50 meter, yang membentur bumi pada 220.000 tahun lalu. Uniknya di tengah cekungan ini memiliki sebuah danau mata air sekaligus penadah air hujan. Berdasarkan penemuan arkeologi, perkakas yang dimiliki oleh manusia-manusia dari Zaman Batu hampir didominasi oleh alat-alat perburuan dan alat untuk mengumpulkan garam. Maka tak heran jika orang-orang Eropa menyebut Cekungan Tswaing dengan Zoutpan (wajan garam) sementara masyarakat Suku Tsawana menyebutnya dengan ‘Tswaing’ yang artinya tempat garam.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post