Angka kematian akibat stroke di Indonesia naik dari tahun ke tahun. Yang mengkhawatirkan, stroke saat ini tak hanya milik kaum tua saja, melainkan juga mulai marak menjangkiti kaum muda. Hal ini membuat stroke berhasil menempati posisi sebagai penyebab utama kematian yang disebabkan penyakit non infeksi di indonesia.
Stroke adalah kerusakan otak akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2008, jumlah penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 populasi di Indonesia. Dengan populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke di Indonesia.
Pada kaum muda, serangan stroke sangat berkaitan dengan gaya hidup serta temperamen yang cenderung ambisus. Gaya hidup kaum muda yang disinyalir memicu stroke adalah penggunaan obat perangsang, narkoba serta kebiasaan merokok.
Mengonsumsi obat perangsang dan narkoba membuat aliran darah menjadi meningkat. Sedangkan kebiasaan merokok menyebabkan penumpukan kotoran di bagian dalam pembuluh darah atau aterosklerosis. Kombinasi obat-obatan dan rokok ini sangat mudah memicu terjadinya stroke.
Mengingat faktor risiko stroke adalah hipertensi dan kolesterol, makanan junk food dan banyak berlemak ditengarai ikut memicu prevalensi stroke di usia muda. Kesemua faktor di atas tak lepas dari gaya hidup kekinian yang banyak diadopsi anak-anak muda, yaitu seks, narkoba, rokok dan junk food.
Prof Teguh mengamati, yang paling khas dari stroke usia muda ini adalah makin banyak temperamen orang-orang muda yang mudah naik darah. Oleh karena itu, sistem pendidikan sebaiknya dibenahi agar siswa didik memiliki gudang memori yang lebih banyak. Dengan demikian, maka setiap masalah hidup dapat dihadapi dengan cerdas.
"Kalau sekarang ini kita lihat anak-anak muda memorinya pendek sekali. Hidup ini memang perlu ambisi, tapi jangan lantas jadi ambisus. Stroke dan tekanan darah tinggi itu juga bisa disebabkan banyaknya ketegangan dalam hidup," tutur Prof Teguh.
Selain faktor gaya hidup, Prof Teguh juga menegaskan bahwa stroke pada usia muda ini juga bisa disebabkan oleh genetik. Kalau seorang ayah atau ibu sudah punya kecenderungan stroke, maka stroke bisa lebih cepat muncul pada anak-anaknya. Untuk meminimalisir faktor risiko genetik ini, maka orang yang berpotensi terserang stroke sebaiknya segera diarahkan untuk menjalani pola hidup sehat.
"Stroke ini kan penyakit yang polanya jelas sekali dan tiap orang sebenarnya punya potensi terkena stroke. Untuk meminimalisir risiko stroke caranya yaitu mengubah pola hidup, kurangi garam, hindari makanan berlemak, daging merah, perbanyak makan sayur, buah dan minum air putih," tutur Prof Teguh
Stroke adalah kerusakan otak akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2008, jumlah penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 populasi di Indonesia. Dengan populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke di Indonesia.
Pada kaum muda, serangan stroke sangat berkaitan dengan gaya hidup serta temperamen yang cenderung ambisus. Gaya hidup kaum muda yang disinyalir memicu stroke adalah penggunaan obat perangsang, narkoba serta kebiasaan merokok.
Mengonsumsi obat perangsang dan narkoba membuat aliran darah menjadi meningkat. Sedangkan kebiasaan merokok menyebabkan penumpukan kotoran di bagian dalam pembuluh darah atau aterosklerosis. Kombinasi obat-obatan dan rokok ini sangat mudah memicu terjadinya stroke.
Mengingat faktor risiko stroke adalah hipertensi dan kolesterol, makanan junk food dan banyak berlemak ditengarai ikut memicu prevalensi stroke di usia muda. Kesemua faktor di atas tak lepas dari gaya hidup kekinian yang banyak diadopsi anak-anak muda, yaitu seks, narkoba, rokok dan junk food.
Prof Teguh mengamati, yang paling khas dari stroke usia muda ini adalah makin banyak temperamen orang-orang muda yang mudah naik darah. Oleh karena itu, sistem pendidikan sebaiknya dibenahi agar siswa didik memiliki gudang memori yang lebih banyak. Dengan demikian, maka setiap masalah hidup dapat dihadapi dengan cerdas.
"Kalau sekarang ini kita lihat anak-anak muda memorinya pendek sekali. Hidup ini memang perlu ambisi, tapi jangan lantas jadi ambisus. Stroke dan tekanan darah tinggi itu juga bisa disebabkan banyaknya ketegangan dalam hidup," tutur Prof Teguh.
Selain faktor gaya hidup, Prof Teguh juga menegaskan bahwa stroke pada usia muda ini juga bisa disebabkan oleh genetik. Kalau seorang ayah atau ibu sudah punya kecenderungan stroke, maka stroke bisa lebih cepat muncul pada anak-anaknya. Untuk meminimalisir faktor risiko genetik ini, maka orang yang berpotensi terserang stroke sebaiknya segera diarahkan untuk menjalani pola hidup sehat.
"Stroke ini kan penyakit yang polanya jelas sekali dan tiap orang sebenarnya punya potensi terkena stroke. Untuk meminimalisir risiko stroke caranya yaitu mengubah pola hidup, kurangi garam, hindari makanan berlemak, daging merah, perbanyak makan sayur, buah dan minum air putih," tutur Prof Teguh
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon