-->

Sabtu, 10 November 2012

6 Akibat Kartel Narkoba Kuasai Meksiko

author photo
Apa yang terjadi bila suatu negara dikuasai mafia dan kartel narkoba? Mungkin Meksiko bisa menjadi contoh yang sempurna. Tercatat setidaknya ada 8 kartel narkoba di negara itu. Mereka terkadang bekerja sama, namun akhirnya pecah kongsi, berperang dan saling membunuh. Perkaranya, ujung-ujungnya duit!

Kartel-kartel itu adalah: Kartel Sinaloa, Kartel Gulf, Kartel Juarez, Kartel Knight Templar, Kartel Tijuana, Kartel La Familia, Kartel Los Zetas dan Kartel Beltran-Levya. Para kartel itu memperebutkan jalur penyelundupan narkoba, rebutan pasar hingga daerah kekuasaan. Berikut 7 akibat Meksiko dikuasai kartel narkoba dilansir detikcom dari berbagai sumber:

1. Kekerasan Meningkat

Kekerasan meningkat di negara itu sejak Presiden Felipe Calderon menyatakan berperang dengan narkoba sejak Desember 2006. Bahkan Pemerintahan Felipe sampai mengadakan operasi militer untuk memberantas kartel narkoba. Lebih dari 50 ribu tentara dan polisi diterjunkan untuk pemberantasan ini.



Sejak itu pula kekerasan di Meksiko meningkat karena kartel narkoba itu melawan balik. Seperti dilansir dari BBC, data Pemerintah Meksiko per 11 Januari 2012 menunjukkan sekitar 12.903 orang terbunuh karena perang kartel narkoba dari Januari-September 2011.

Nah terhitung 5 tahun sejak Presiden Felipe memerintah, jumlah orang yang tewas akibat perang kartel narkoba itu adalah 47.515 orang. Korban tewas terdiri dari anggota kartel narkoba, tentara keamanan dan aparat hukum, politikus hingga warga sipil tak berdosa.

Wilayah-wilayah yang kekerasannya meningkat adalah Sinaloa, Michoacan, Guerrero dan yang paling keras adalah Ciudad Juarez. Bayangkan, di Ciudad Juarez, ada 3.100 orang terbunuh dari total populasi yang 1 juta. Tahun 2010, kekerasan meluas di Nuevo Leon, Tamaulipas hingga Monterry. Pada 2011 kekerasan merambat ke Veracruz.


2. Korupsi Pemerintahan

Maraknya kartel narkoba sangat berimbas pada perilaku korupsi pada pejabat pemerintahan dan aparat hukumnya. 

Salah satu alasan mengapa pemerintah telah mengerahkan tentara begitu luas adalah bahwa ia merasa polisi tidak bisa dipercaya. Kartel narkoba dengan sumber daya besar yang mereka miliki telah berulang kali berhasil menyusup ke polisi-polisi yang digaji di bawah standar, dari tingkat akar rumput hingga ke bagian paling atas. Upaya sedang dilakukan untuk membangun kembali seluruh struktur kepolisian Meksiko, namun proses ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.



Saat Operasi Pembersihan tahun 2008, beberapa pejabat kepolisian ditahan, karena memberikan akses informasi dan perlindungan pada kartel narkoba. Seperti Kepala Kepolisian Victor Gerardo Garay Cadena, Eks Kepala Divisi Kejahatan Terorganisir Noe Ramirez Mandujano dan Jose Luis Santiago Vasconcelos.

Pada tahun 2009, Eks Direktur Interpol Meksiko, Rodolfo de la Guardia Garcia ditahan. Anggota DPR Julio Cesar Godoy Toscano juga ditahan karena merupakan anggota top Kartel La Familia Michoacana dan memberikan perlindungan namun dia kini menjadi buron.

3. Dampak pada HAM

Lebih dari 50.000 tentara dan polisi federal terlibat aktif dalam perang melawan kartel sejak 2006. Aktivis HAM telah menyatakan keprihatinan bahwa pasukan sakit saja siap untuk tugas-tugas kepolisian. Kurangnya akuntabilitas militer juga menjadi masalah, karena prajurit tunduk hanya pada peradilan militer. Pada bulan Juli 2011, Mahkamah Agung memutuskan bahwa tentara harus diadili di pengadilan sipil, seperti dilansir dari BBC.



Itu dari segi tentara, dari segi warga sipil banyak prasangka etnis muncul dalam perang kartel narkoba. Warga adat yang miskin dan tak berdaya jadi target operasi polisi dan militer. Mereka jadi sasaran obyek kartel narkoba hingga sistem peradilan yang tak adil.

Menurut Komnas HAM Meksiko(Comision Nacional de los Derechos Humanos-CNDH), pada 2001, hampir sepertiga dari tahanan warga pribumi Meksiko, yang sebagian besar terkait dengan kartel narkoba.

4. Kebebasan Pers dan Media

Pada tahun awal abad 21, Meksiko menjadi negara yang paling berbahaya bagi para jurnalis, menurut Komisi HAM, Reporters Without Borders dan Komite Perlindungan Jurnalis. Antara tahun 2000-2012, beberapa lusin jurnalis dibunuh karena meliput dan menulis tentang narkoba.

Kantor TV dan koran lokal Televisa telah dibom. Kartel narkoba juga mengancam akan membunuh reporter AS yang meliput kekerasan dengan narkoba. Beberapa media berhenti memberitakan kekerasan kartel narkoba, sementara yang lainnya berhasil disuap dan disusupi kartel narkoba.




Tahun 2011, jurnalis dari media Notiver, Miguel Angel Lopez Velasco, istri dan anak laki-lakinya dibunuh di rumahnya. Mei 2012, beberapa jurnalis dibunuh di Veracruz. Ada yang disiksa dan dibunuh, jasadnya dibuang di kanal. Para jurnalis itu bekerja di media Notiver, Diario AZ dan TV Azteca. 

Karena itu, ada blog anonim dan Twitter melaporkan kekerasan ini. Namun apa yang terjadi? Blogger dan pengguna twitter itu ikut dibunuh oleh jaringan kartel narkoba.


5. Pembunuhan Politikus

Sejak 2006, saat perang kartel narkoba oleh Pemerintah Meksiko ditabuh, sejumlah polisi, politikus, dan pemimpin daerah dibunuh.

Mayoritas politikus yang dibunuh ini di wilayah yang menjadi perang narkoba. Pembunuhan kepala daerah ini tentu melemahkan pemerintah daerah. Kekerasan yang ekstrem ini akhirnya membuat politikus mengampuni mafia kartel dan mengizinkan kartel mengendalikan struktur dasar pemerintah untuk agenda kriminal mereka.




Kartel juga akan mengendalikan melalui kontrak dan konsesi proyek pemerintah. Jasa pelayanan publik ini seolah-olah bisa mencuci dosa mereka dan mendapatkan respek dari warga. 

Tokoh politikus yang dijadikan sasaran kartel adalah yang memiliki 3 kriteria ini: 

1. Politikus yang jujur dan lurus yang menjadi ancaman, politisi jenis ini akan dibunuh oleh kartel mana saja. 
2. Politikus yang menjadi beking beberapa kartel, konsekuensinya, akan dibunuh oleh kartel rivalnya.
3. Politikus yang tak berdosa, yang dibunuh begitu saja oleh kartel untuk memanaskan situasi di wilayah perang kartel narkoba itu.


6. Eksploitasi Warga Migran

Kartel narkoba sering menculik, meminta tebusan, membunuh, merampok dan merampas warga yang bermigrasi dari Amerika Tengah ke Amerika Selatan. Terkadang, para migran itu dipaksa masuk kartel narkoba dan bekerja untuk mereka. Kuburan massal yang mengubur belasan jasad pengunjung ini juga telah ditemukan di Meksiko.





Dalam satu kasus di San Fernando, mayoritas kematian itu adalah 'mati karena trauma di kepala'. Kartel ini juga menyusup di Imigrasi Meksiko, dan mengancam pejabat Imigrasi. Komnas HAM Meksiko mengatakan 11 ribu migran telah diculik dalam 6 bulan dalam 2010 oleh kartel narkoba.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post