Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sangat penting bagi perkembangan dan kondisi kesehatan bayi selanjutnya. Nutrisi yang diperoleh dari ASI ini tidak dapat digantikan oleh susu botol. Bahkan sebuah penelitian menemukan bahwa bayi yang diberi susu botol lebih berisiko mengalami penyakit usus serius yang dapat memerlukan pembedahan.
Penyakit usus tersebut bernama pyloric stenosis, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan bayi muntah parah. Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan perut bagian bawah. Akibatnya akan membatasi jumlah asupan makanan dan menyebabkan muntah-muntah hebat, dehidrasi, serta ketidakseimbangan garam dan cairan tubuh.
"Pemberian susu botol merupakan faktor risiko yang cukup kuat atas penyakit pyloric stenosis. Temuan ini menambah bukti yang mendukung manfaat ASI eksklusif pada bulan-bulan pertama kehidupan," kata peneliti, Dr Camilla Krogh dari Statens Serum Institute di Kopenhagen seperti dilansir Counsel and Heal.
Dalam penelitian yang dimuat jurnal Pediatrics ini, peneliti menganalisis data dari 70.000 orang bayi lebih. Hasilnya menemukan 65 kasus penyakit yang membuat bayi harus menjalani operasi untuk mengatasi pyloric stenosis. Di antara jumlah tersebut, 29 bayi diberikan susu botol. Menurut peneliti, kemungkinan mengidap pyloric stenosis pada bayi meningkat 4,6 kali lipat jika diberi susu botol.
Risiko pemberian botol susu sebegitu besarnya sampai-sampai para peneliti menyimpulkan bahwa meskipun bayi sudah diberi ASI dulu sebelum diberi susu botol, risikonya terserang penyakit tetap besar. Peneliti mencatat bahwa penyakit tersebut mulai muncul dalam waktu 30 hari setelah mulai diberi susu botol.
Pyloric stenosis adalah penyebab paling umum dari obstruksi gastrointestinal pada anak usia dini. Kondisi ini paling sering membutuhkan tindakan pembedahan pada bayi beberapa bulan setelah kelahiran. Meskipun pengobatannya telah dikenal selama hampir 100 tahun, penyebab penyakit ini masih belum jelas diketahui.
"Hasil penelitian ini memberikan kontribusi dengan menambah wawasan mengenai penyebab pyloric stenosis dan membuka petunjuk untuk memecahkan teka-teki penyebabnya," imbuh Krogh.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon