Sejumlah kalangan menyambut langkah Research In Motion (RIM) yang mempersilahkan aplikasi Android berjalan di BlackBerry PlayBook. Namun di lain pihak, strategi ini justru disayangkan, karena bisa menimbulkan risiko tersendiri bagi tablet PC tersebut.
Menurut analis dari lembaga riset Ovum, Tony Cripss, keputusan RIM yang menawarkan dukungan multi-runtime kepada PlayBook bisa dimengerti untuk menjaga persaingannya di perang tablet dunia.
Namun, lanjut Cripss, seperti dikutip detikINET, dari keterangannya, Senin (28/3/2011), hal ini justru berpotensi menimbulkan hal negatif bagi vendor asal Kanada tersebut.
"Memberikan komunitas developer dengan multiple platform populer -- seperti Android, Adobe Flash, AirPlay dan unity game developer, C/C++ developer, dan komunitas pengembang smartphone BlackBerry sendiri -- tentu akan membantu PlayBook untuk mendapatkan ekspos yang luar biasa besar di pasar aplikasi," jelasnya.
Risiko yang bisa terjadi adalah, dengan serangkaian pilihan tersebut justru bisa menimbulkan kebingungan di kalangan developer. "Kasus yang sebelumnya pernah terjadi di Nokia, yang pada satu waktu memberikan lebih dari 10 lingkungan pemrograman bagi pengembang mobile," imbuh Cripss.
"Sebagai perbandingan lain, Apple telah membuat suatu kebijakan yang sederhana bagi para pengembang -- HTML dan C/Cocoa Touch. Dengan pendekatan ini, dapat memperkuat kontrol Apple atas saluran distribusi untuk aplikasi IOS dan App Store," jelasnya.
Seperti diketahui, RIM bakal merilis dua pilihan 'app players' yang akan menyediakan lingkungan aplikasi untuk Java dan Android 2.3. Dengan kemampuan ini, PlayBook memiliki kemampuan untuk mengunduh dan menjalankan aplikasi berbasis Java maupun Android dari BlackBerry App World.
PlayBook sendiri dibangun di atas arsitektur QNX Neutrino mikrokernel dengan dapur pacu diperkuat dengan prosesor dual core 1GHz dan mengadopsi solusi OpenGL.
PlayBook dijadwalkan dirilis pada 19 April 2011 dengan menyambangi pasar Amerika Serikat dan Kanada lebih dulu. Sementara untuk pasar Indonesia, masih sedikit harus lebih bersabar, karena kemungkinan baru akan disambangi PlayBook pada Mei mendatang.
Menurut analis dari lembaga riset Ovum, Tony Cripss, keputusan RIM yang menawarkan dukungan multi-runtime kepada PlayBook bisa dimengerti untuk menjaga persaingannya di perang tablet dunia.
Namun, lanjut Cripss, seperti dikutip detikINET, dari keterangannya, Senin (28/3/2011), hal ini justru berpotensi menimbulkan hal negatif bagi vendor asal Kanada tersebut.
"Memberikan komunitas developer dengan multiple platform populer -- seperti Android, Adobe Flash, AirPlay dan unity game developer, C/C++ developer, dan komunitas pengembang smartphone BlackBerry sendiri -- tentu akan membantu PlayBook untuk mendapatkan ekspos yang luar biasa besar di pasar aplikasi," jelasnya.
Risiko yang bisa terjadi adalah, dengan serangkaian pilihan tersebut justru bisa menimbulkan kebingungan di kalangan developer. "Kasus yang sebelumnya pernah terjadi di Nokia, yang pada satu waktu memberikan lebih dari 10 lingkungan pemrograman bagi pengembang mobile," imbuh Cripss.
"Sebagai perbandingan lain, Apple telah membuat suatu kebijakan yang sederhana bagi para pengembang -- HTML dan C/Cocoa Touch. Dengan pendekatan ini, dapat memperkuat kontrol Apple atas saluran distribusi untuk aplikasi IOS dan App Store," jelasnya.
Seperti diketahui, RIM bakal merilis dua pilihan 'app players' yang akan menyediakan lingkungan aplikasi untuk Java dan Android 2.3. Dengan kemampuan ini, PlayBook memiliki kemampuan untuk mengunduh dan menjalankan aplikasi berbasis Java maupun Android dari BlackBerry App World.
PlayBook sendiri dibangun di atas arsitektur QNX Neutrino mikrokernel dengan dapur pacu diperkuat dengan prosesor dual core 1GHz dan mengadopsi solusi OpenGL.
PlayBook dijadwalkan dirilis pada 19 April 2011 dengan menyambangi pasar Amerika Serikat dan Kanada lebih dulu. Sementara untuk pasar Indonesia, masih sedikit harus lebih bersabar, karena kemungkinan baru akan disambangi PlayBook pada Mei mendatang.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon