-->

Minggu, 25 September 2011

GP Ansor: Bom Solo Biadab

author photo
Nusron Wahid, Ketua Umum GP Ansor
Sebuah bom berdaya ledak rendah meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Minggu, 25 September, pukul 10.55 WIB. Seorang korban, yang diduga sebagai pelaku, tewas dan 15 lainnya luka-luka.

Berkenaan dengan tragedi itu, kecaman dilambungkan oleh berbagai pihak, termasuk Gerakan Pemuda (GP) Ansor. 

"Lagi-lagi, tindakan model seperti ini terjadi. Sungguh biadab dan tidak bisa ditolerir. Selain tidak beradab, tindakan ini secara nyata merusak martabat, integrasi dan makna kebhinnekaan Indonesia," ujar Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid. 

Sejalan dengan pernyataan itu, ia lantas menginstruksikan warga GP Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Solo Raya agar berada dalam siaga I serta terlibat aktif menjaga berbagai tempat ibadah di kawasan itu pasca bom bunuh diri siang ini.

Nusron yakin ledakan ini bagian dari rentetan panjang berbagai tindakan radikalisasi yg mengatasnamakan agama."Pasti ada kaitan satu sama lain. Saya tidak yakin kalau berdiri sendiri," tegasnya.

Ansor sejak awal sudah mengamanatkan kepada pemerintah, terutama aparat keamanan, untuk secara serius mewaspadai dan menyatakan perang terhadap berbagai kelompok radikal. Karenanya, Ansor akan menurunkan Banser Densus (Detasemen Khusus) 99 untuk turun ke lapangan.

Densus 99 dibentuk beberapa bulan lalu demi membantu aparat keamanan dalam pencegahan deradikalisasi agama.

Adapun, Densus Solo Raya memiliki berbagai tugas, antara lain: membantu menenteramkan masyarakat agar tidak diprovokasi; membantu membersihkan puing-puing gereja akibat ledakan, bahkan turut merenovasi tempat ibadah yg rusak; ikut-serta mengamankan seluruh tempat ibadah. "Jangan sampai kecolongan untuk yg kesekian kali," tambahnya.

Ansor berharap negara tidak menyerah oleh gerombolan yang memaksakan kehendak. Negara harus mampu memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat, apalagi jaminan untuk bebas dari rasa takut dan perlindungan umat beragama.

"Gereja itu tempat suci, sama seperti masjid dan tempat ibadah lain. Negara wajib melindungi. Tidak boleh lalai," lanjutnya.

Saat ini, Pemerintah Kota Solo bersama aparat kepolisian dan TNI terus melakukan koordinasi dan evaluasi. (adi)

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post