Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA 6 Jakarta menyesalkan bentrokan yang terjadi antara sejumlah siswa SMA 6 dan wartawan Senin, lalu.
Wartawan dan Siswa SMA 6 Bentrok |
Menurut Ketua OSIS SMA 6 Jakarta, Rifky Putera Fadhilah, insiden itu semestinya tidak perlu terjadi bila diselesaikan dengan kepala dingin.
"Kami sangat menyesalkan keributan beberapa hari lalu. Apalagi kasus ini sampai membuat Presiden SBY angkat bicara," ujar Rifky ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 21 September 2011.
Menurut dia, kejadian itu diperparah dengan munculnya berbagai macam provokasi dari berbagai pihak yang dapat menyulut emosi teman-temannya.
"Di twitter sampai muncul 'tagline' SMA 6 vs Wartawan. Kok bisa sampai seperti ini," ungkapnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus berupaya meredam pesan - pesan yang berbau provokatif tersebut. "Kami sebar melalui BBM, facebook, twitter, maupun sms. Agar tetap tenang dan tidak mengeluarkan kata-kata yang bernada provokasi," tambah Rifky.
OSIS berharap permasalahan ini bisa diselesaikan melalui jalan musyawarah. Dia menginginkan agar dalam penyelesaian pihaknya dilibatkan.
"Kami harap jangan hanya guru dan kepolisian. Namun, kami yang mewakili siswa SMA 6 dilibatkan," tuturnya.
Saat ditanya apakah tawuran yang rutin terjadi di SMA 6 telah menjadi budaya, Rifky menolaknya. "Yang tawuran itu kan oknum siswa, tidak bisa dikatakan itu tradisi SMA 6," tegas Rifky. (art)
"Kami sangat menyesalkan keributan beberapa hari lalu. Apalagi kasus ini sampai membuat Presiden SBY angkat bicara," ujar Rifky ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 21 September 2011.
Menurut dia, kejadian itu diperparah dengan munculnya berbagai macam provokasi dari berbagai pihak yang dapat menyulut emosi teman-temannya.
"Di twitter sampai muncul 'tagline' SMA 6 vs Wartawan. Kok bisa sampai seperti ini," ungkapnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus berupaya meredam pesan - pesan yang berbau provokatif tersebut. "Kami sebar melalui BBM, facebook, twitter, maupun sms. Agar tetap tenang dan tidak mengeluarkan kata-kata yang bernada provokasi," tambah Rifky.
OSIS berharap permasalahan ini bisa diselesaikan melalui jalan musyawarah. Dia menginginkan agar dalam penyelesaian pihaknya dilibatkan.
"Kami harap jangan hanya guru dan kepolisian. Namun, kami yang mewakili siswa SMA 6 dilibatkan," tuturnya.
Saat ditanya apakah tawuran yang rutin terjadi di SMA 6 telah menjadi budaya, Rifky menolaknya. "Yang tawuran itu kan oknum siswa, tidak bisa dikatakan itu tradisi SMA 6," tegas Rifky. (art)
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon