-->

Minggu, 18 September 2011

Prancis Larang Salat Jumat Berjamaah di Jalan

author photo
Pemerintah Prancis mengeluarkan larangan resmi bagi umat Muslim untuk menggelar salat Jumat berjamaah di jalan-jalan kota mulai Jumat, 16 September 2011. Akhirnya, ribuan Muslim di Paris terpaksa melangsungkan ibadah di sebuah gedung yang tidak terpakai lagi.

Seperti dilansir kantor berita Reuters, sekitar 2.000 Muslim Paris memadati gedung pemadam kebakaran di utara kota tersebut. Itu karena ruas jalan Mryha yang biasanya mereka pakai untuk salat berjamaah sudah tidak bisa lagi dipergunakan.

Lokasi baru sementara ini diberikan oleh Menteri Dalam Negeri Prancis Claude Gueant kepada Muslim Paris. Dia mengatakan bahwa pemerintah tidak segan-segan menurunkan polisi untuk mengusir jemaah yang nekat menggelar salat di jalan-jalan kota.

Mayoritas jemaah bisa menerima hal ini sembari berharap pemerintah Prancis dapat segera membangun tempat ibadah permanen bagi penduduk utara Paris. "Ini adalah awal dari solusi. Mereka senang salat di sini, tempatnya luas dan dapat menampung 2.000 orang," kata salah satu ulama Mohammed Salah Hamza.

Namun, sebagian kecil menentang keputusan itu. Mereka mengatakan bahwa ini adalah salah satu cara Presiden Nicolas Sarkozy untuk mengambil simpati para pemilih sayap kanan, tujuh bulan menjelang pemilu. Beberapa warga Muslim terlihat menggelar protes di Jalan Mryha, mengajak umat lain untuk tidak menuruti keputusan pemerintah itu.

"Tidak ada sistem apapun di dunia yang dapat menjauhkan kita dari Allah. Salat di atas rumput lebih bermartabat ketimbang di masjid palsu," kata seorang pemrotes berjenggot sambil meneriakkan takbir.

Pemerintah Prancis telah sejak lama memegang prinsip sekuler yang ketat, yaitu prinsip pemisahan antara negara dengan gereja maupun dengan lembaga keagamaan lain. Sebelumnya, Prancis melarang penggunaan burqa mulai April tahun ini. Para pelanggar akan dikenakan denda hingga 150 euro atau sekitar Rp1,8 juta.

Larangan salat di jalanan telah sejak lama diajukan oleh pemimpin partai sayap kanan Front Nasional, Marine Le Pen. Le Pen mengatakan aktivitas salat di jalanan dan trotoar adalah bukti invasi umat Muslim di Prancis. (kd)

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post