Membicarakan langgam arsitektur di Kota Bandung seolah tak pernah ada habisnya. Salah satunya adalah “Indo-Europeeschen Architectuur Stijl” yang dicetuskan begawan arsitektur Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage. Aliran ini memadukan gaya arsitektur modern dengan bentuk arsitektur tradisional Indonesia. Diantara sekian banyak gedung peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh sampai sekarang, beberapa diantaranya menganut aliran ini. Bahkan status bangunan monumental disematkan pada salah satunya. Berikut paparannya:
1. Gedung Sate
Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven(GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920. Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J. Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara. Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitekturIndo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.
2. Gedung Utama ITB
Bangunan utama ini dirancang oleh Ir. Macline Pont, seorang arsitek dari mashab “Indo-Europeeschen Architectuur Stijl” yang berhasil memadukan gaya seni arsitektur bangunan tradisional Nusantara dengan keterampilan teknik konstruksi barat. ITB didirikan pada 3 Juli 1920 dengan nama “Technische Hooge School (THS)” te Bandoeng dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw.
3. Gedung BI
Di utara Jalan Braga tepat berhadapan dengan balai kota Bandung, terdapat sebuah gedung yang indah yang ditempati oleh Bank Indonesia Cabang Bandung. Gedung ini dahulunya digunakan oleh De Javasche Bank. Berdiri sejak 1917, bangunan tua yang tampak cukup megah dan masih berdiri kokoh tersebut dirancang oleh arsitek Edward Cuypers.
4. Gedung Van Dorp
Gedung bekas Toko Buku Van Dorp terletak di penggalan bagian utara Jl. Braga, sekarang digunakan oleh Gedung Land Mark Convention Center. Gedung ini merupakan salah satu dari deretan bangunan pertokoan di Braga yang menggunakan arcade, yaitu suatu konsep perencanaan bangunan pertokoan yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki di sepanjang trotoar di depannya. Gedung Van Dorp dibangun pada tahun 1922 berdasarkan rancangan arsitek Ir.C.P. Wolff Schoemaker. Ornamen kepala Batara Kala pada bagian depan bangunan di sisi kanan dan kirinya merupakan upaya untuk menyerap unsur budaya lokal. Meskipun demikian, bangunan ini secara keseluruhan masih berkarakteristik Eropa.
5. Gedung Majestic
Masih di Jalan Braga, terdapat sebuah gedung seni pertunjukan yang dahulunya berfungsi sebagai gedung bioskop atau teater. Nama gedung tersebut dikenal dengan gedung Majestic yang dibangun pada 1925. Gedung itu dirancang oleh arsitek kenamaan C.P. Wolff Schoemaker, yang merupakan salah satu guru Ir. Sukarno ketika kuliah di Technische Hooge School, ITB. Ciri khas dari gedung ini sama seperti Gedung Van Dorp, yakni terdapatnya ornamen batara kala dibagian muka bangunan. (**)
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon