Ketika diminta untuk menilai kesehatannya sendiri, rata-rata perempuan mengaku memiliki kondisi kesehatan yang lebih buruk daripada laki-laki. Banyak anggapan bahwa perempuan seringkali melebih-lebihkan kondisi kesehatannya. Nyatanya, penelitian menemukan bahwa perempuan memang memiliki tingkat penyakit kronis yang lebih tinggi.
"Ada anggapan bahwa perempuan lebih banyak melaporkan masalah kesehatan, lebih mungkin mengatakan bahwa mereka sakit, atau mengkhawatirkan gejala penyakitnya daripada laki-laki," kata penulis pertama studi Davide Malmusi, dari Badan Kesehatan Masyarakat di Barcelona, Spanyol.
Malmusi dan rekannya mengumpulkan data wawancara tatap muka dengan lebih dari 29.000 orang mengenai kesehatannya lewat Survei Kesehatan Nasional Spanyol tahun 2006. Sekitar setengah dari peserta penelitian berusia 16-44 tahun, sedangkan separuh sisanya berusia lebih tua.
Dari seluruh perempuan yang diwawancarai, 38,8 persen menilai kesehatannya dalam taraf rendah atau sangat rendah dan 25,7 persen melaporkan bahwa aktifitasnya terbatasi akibat kondisi kesehatannya itu. Pada laki-laki, hanya 27 persen saja yang menilai kesehatnnya buruk dan 19,3 persen melaporkan bahwa aktifitasnya terbatasi karena kondisi kesehatannya.
Tetapi ketika para peneliti mencocokkan pengakuan setiap orang dengan dengan tingkat kesehatannya, perbedaan gender menghilang. Memiliki sejumlah penyakit kronis yang tinggi berkorelasi dengan buruknya kesehatan yang dirasakan dalam tingkat yang sama pada kedua jenis kelamin. Artinya, baik pada laki-laki maupun perempuan dengan kondisi kesehatan yang sama, perempuan tidak lebih banyak mengklaim kondisi kesehatannya yang buruk.
"Telah lama ada perdebatan apakah kondisi kesehatan yang dilaporan perempuan dipengaruhi bias atau tidak. Beberapa peneliti berpendapat bahwa perempuan mungkin suka melebih-lebihkan masalah kesehatannya, dan laki-laki enggan mengakui penyakitnya. Temuan menjelaskan bahwa perempuan yang melaporkan buruknya kondisi kesehatan mencerminkan gangguan kesehatan yang mendasari penyakitnya," kata sosiolog Ellen Annandale dari University of Leicester di Inggris.
Sayangnya, penelitian ini tidak menjelaskan mengapa perempuan lebih banyak memiliki masalah kesehatan. Data mengungkapkan bahwa gangguan kesehatan pada perempuan paling banyak dikaitkan dengan lima gangguan kronis: arthritis, gangguan mental, sakit leher, sakit kepala, dan nyeri punggung. Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menjelaskan mengapa hal ini dapat terjadi.
"Perempuan umumnya hidup lebih lama daripada laki-laki. Tetapi kesenjangan harapan hidup itu telah menurun dari waktu ke waktu di banyak negara. Salah satu alasannya adalah karena kesehatan laki-laki dianggap mengalami peningkatan, sedangkan perempuan tidak," kata Annandale seperti dilansir myhealthnewsdaily.com, Jumat (30/12/2011).
Penelitian yang dimuat European Journal of Public Health ini menggaris bawahi fakta bahwa perempuan umumnya merasakan kondisi kesehatan yang lebih buruk daripada laki-laki disebabkan oleh gangguan kesehatan yang lebih parah, bukan hanya karena mengeluh tentang kesehatannya atau mengkhawatirkan gejala penyakitnya.
Sumber : Nayya.com
"Ada anggapan bahwa perempuan lebih banyak melaporkan masalah kesehatan, lebih mungkin mengatakan bahwa mereka sakit, atau mengkhawatirkan gejala penyakitnya daripada laki-laki," kata penulis pertama studi Davide Malmusi, dari Badan Kesehatan Masyarakat di Barcelona, Spanyol.
Malmusi dan rekannya mengumpulkan data wawancara tatap muka dengan lebih dari 29.000 orang mengenai kesehatannya lewat Survei Kesehatan Nasional Spanyol tahun 2006. Sekitar setengah dari peserta penelitian berusia 16-44 tahun, sedangkan separuh sisanya berusia lebih tua.
Dari seluruh perempuan yang diwawancarai, 38,8 persen menilai kesehatannya dalam taraf rendah atau sangat rendah dan 25,7 persen melaporkan bahwa aktifitasnya terbatasi akibat kondisi kesehatannya itu. Pada laki-laki, hanya 27 persen saja yang menilai kesehatnnya buruk dan 19,3 persen melaporkan bahwa aktifitasnya terbatasi karena kondisi kesehatannya.
Tetapi ketika para peneliti mencocokkan pengakuan setiap orang dengan dengan tingkat kesehatannya, perbedaan gender menghilang. Memiliki sejumlah penyakit kronis yang tinggi berkorelasi dengan buruknya kesehatan yang dirasakan dalam tingkat yang sama pada kedua jenis kelamin. Artinya, baik pada laki-laki maupun perempuan dengan kondisi kesehatan yang sama, perempuan tidak lebih banyak mengklaim kondisi kesehatannya yang buruk.
"Telah lama ada perdebatan apakah kondisi kesehatan yang dilaporan perempuan dipengaruhi bias atau tidak. Beberapa peneliti berpendapat bahwa perempuan mungkin suka melebih-lebihkan masalah kesehatannya, dan laki-laki enggan mengakui penyakitnya. Temuan menjelaskan bahwa perempuan yang melaporkan buruknya kondisi kesehatan mencerminkan gangguan kesehatan yang mendasari penyakitnya," kata sosiolog Ellen Annandale dari University of Leicester di Inggris.
Sayangnya, penelitian ini tidak menjelaskan mengapa perempuan lebih banyak memiliki masalah kesehatan. Data mengungkapkan bahwa gangguan kesehatan pada perempuan paling banyak dikaitkan dengan lima gangguan kronis: arthritis, gangguan mental, sakit leher, sakit kepala, dan nyeri punggung. Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menjelaskan mengapa hal ini dapat terjadi.
"Perempuan umumnya hidup lebih lama daripada laki-laki. Tetapi kesenjangan harapan hidup itu telah menurun dari waktu ke waktu di banyak negara. Salah satu alasannya adalah karena kesehatan laki-laki dianggap mengalami peningkatan, sedangkan perempuan tidak," kata Annandale seperti dilansir myhealthnewsdaily.com, Jumat (30/12/2011).
Penelitian yang dimuat European Journal of Public Health ini menggaris bawahi fakta bahwa perempuan umumnya merasakan kondisi kesehatan yang lebih buruk daripada laki-laki disebabkan oleh gangguan kesehatan yang lebih parah, bukan hanya karena mengeluh tentang kesehatannya atau mengkhawatirkan gejala penyakitnya.
Sumber : Nayya.com
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon