sekedar ingin share pengetahuan saya dan pengalaman menganai kacamata 3D yang baik untuk menonton TV 3D, karena selama ini kita masih banyak yang belum mengetahui seperti apa sik perkembangan kacamata 3D itu dan kacamata 3D yang baik itu bagi kita yg seperti apa?
teknologi kacamata yang baik saat ini menurut saya ialah
pertama harus memenuhi kriteria Nyaman
nyaman disini bisa diartikan kita memakai kacamata itu tanpa ada ganguan apapun. karena setelah perkembangan teknologi dengan metode “Analglyph”, dimana metode ini menggunakan Kacamata 3D yang memiliki lensa dengan 2 warna berbeda, yaitu merah hijau atau merah biru.
Kemudian berkembang dengan menggunakan metode “Stereoscopy”, dimana Kacamata 3D yang digunakannya disebut “Shutter Glasses 3D” atau SG 3D. Kacamata ini menggunakan lensa yang dilapisi Liquid Crystal (Kristal Cair) dan berfungsi memisahkan gambar dengan menutup gambar kiri dan kanan yang ditampilkan oleh 3D TV secara bergantian.
bisa dikatakan perkembangan kacamata SG belum sempurna dan belum memenuhi kriteria kenyamanan. karena masih memakai batrai dan harus di recahrage
lalu pertanyaannya, Teknologi kacamata 3D yang seperti apa yang nyaman? tanpa me-rechrage.
maka saya akan menjawab kacamata 3D yang nyaman ialah kacamata 3D yang telah berteknologi FPR atau kacamata 3D pasif.yang tidak memerlukan lagi daya untuk menangkap gambar 3D dari TV. maka dari sini kita sudah menemukan jawaban bahwa kacamata 3D FPRlah yang baik, namun apakah kacamata ini baik untuk kesehatan jika digunakan terlalu lama? jawabannya belum
yang kedua harus memenuhi kriteria mudah digunakan
Mudah Digunakan, dalam penggunaannya dalam hal ini Kacamata FPR 3D hanya perlu dikenakan tanpa perlu mencari tombol on/off ataupun menunggu singkronisasi hingga kacamata terhubung dengan 3D TV.
apakah jenis kacamata FPR Terjangkau? harga Kacamata FPR 3D jauh lebih terjangkau dibandingkan Kacamata SG 3D. Untuk perbandingan harga SG 3D dan FPR 3D dari jenis kacamata standardnya adalah sekitar 1:10.
untuk menjawab pertanyaan apakah kacamata 3D FPR baik bagi kesehatan maka jawabannya ialah.
Kacamata FPR 3D tidak menggunakan komponen elektronik seperti Sirkuit, Sensor, Kabel, Liquid Crystal (Kristal Cair) dan Baterai. Jadi Bebas dari Rasa Khawatir akan Radiasi Gelombang Elektromagnetik. inilah yang mungkin bisa menjawab pertanyaan itu. menggunakan kacamata FPR kita tidak usah pusing memikirkan pengisian ulang Baterai dan kerusakan Lensa LCD.
Lensa Melengkung
Kacamat FPR 3D dapat menggunakan Lensa Kacamata Melengkung atau yang biasa digunakan pada kacamata membaca ataupun kacamat penangkal sinar matahari. Penggunaan Lensa Melengkung juga menghasilkan gambar 3D yang jelas dengan minimal distorsi.
sekilas sejarah pengenai kacamata 3D
di runun dari sejarahnya mengalami perkembangan sejak penggunaannya di tahun 1890. Dari yang Teknologi 3D dengan metode “Analglyph”, dimana metode ini menggunakan Kacamata 3D yang memiliki lensa dengan 2 warna berbeda, yaitu merah hijau atau merah biru.
Kemudian berkembang dengan menggunakan metode “Stereoscopy”, dimana Kacamata 3D yang digunakannya disebut “Shutter Glasses 3D” atau SG 3D. Kacamata ini menggunakan lensa yang dilapisi Liquid Crystal (Kristal Cair) dan berfungsi memisahkan gambar dengan menutup gambar kiri dan kanan yang ditampilkan oleh 3D TV secara bergantian.
Setelah itu hadir teknologi baru Kacamata 3D terpolarisasi yang disempurnakan, dengan sebutan “FPR 3D”. Pada FPR 3D, pemisahan gambar dilakukan pada lapisan Panel FPR di 3D TV, bukan di kacamata, sehingga kacamata FPR 3D tidak membutuhkan baterai, terasa ringan layaknya kacamata biasa atau kacamata penangkal sinar matahari dan lebih murah.
teknologi kacamata yang baik saat ini menurut saya ialah
pertama harus memenuhi kriteria Nyaman
nyaman disini bisa diartikan kita memakai kacamata itu tanpa ada ganguan apapun. karena setelah perkembangan teknologi dengan metode “Analglyph”, dimana metode ini menggunakan Kacamata 3D yang memiliki lensa dengan 2 warna berbeda, yaitu merah hijau atau merah biru.
Kemudian berkembang dengan menggunakan metode “Stereoscopy”, dimana Kacamata 3D yang digunakannya disebut “Shutter Glasses 3D” atau SG 3D. Kacamata ini menggunakan lensa yang dilapisi Liquid Crystal (Kristal Cair) dan berfungsi memisahkan gambar dengan menutup gambar kiri dan kanan yang ditampilkan oleh 3D TV secara bergantian.
bisa dikatakan perkembangan kacamata SG belum sempurna dan belum memenuhi kriteria kenyamanan. karena masih memakai batrai dan harus di recahrage
maka saya akan menjawab kacamata 3D yang nyaman ialah kacamata 3D yang telah berteknologi FPR atau kacamata 3D pasif.yang tidak memerlukan lagi daya untuk menangkap gambar 3D dari TV. maka dari sini kita sudah menemukan jawaban bahwa kacamata 3D FPRlah yang baik, namun apakah kacamata ini baik untuk kesehatan jika digunakan terlalu lama? jawabannya belum
yang kedua harus memenuhi kriteria mudah digunakan
Mudah Digunakan, dalam penggunaannya dalam hal ini Kacamata FPR 3D hanya perlu dikenakan tanpa perlu mencari tombol on/off ataupun menunggu singkronisasi hingga kacamata terhubung dengan 3D TV.
apakah jenis kacamata FPR Terjangkau? harga Kacamata FPR 3D jauh lebih terjangkau dibandingkan Kacamata SG 3D. Untuk perbandingan harga SG 3D dan FPR 3D dari jenis kacamata standardnya adalah sekitar 1:10.
untuk menjawab pertanyaan apakah kacamata 3D FPR baik bagi kesehatan maka jawabannya ialah.
Kacamata FPR 3D tidak menggunakan komponen elektronik seperti Sirkuit, Sensor, Kabel, Liquid Crystal (Kristal Cair) dan Baterai. Jadi Bebas dari Rasa Khawatir akan Radiasi Gelombang Elektromagnetik. inilah yang mungkin bisa menjawab pertanyaan itu. menggunakan kacamata FPR kita tidak usah pusing memikirkan pengisian ulang Baterai dan kerusakan Lensa LCD.
Lensa Melengkung
Kacamat FPR 3D dapat menggunakan Lensa Kacamata Melengkung atau yang biasa digunakan pada kacamata membaca ataupun kacamat penangkal sinar matahari. Penggunaan Lensa Melengkung juga menghasilkan gambar 3D yang jelas dengan minimal distorsi.
sekilas sejarah pengenai kacamata 3D
di runun dari sejarahnya mengalami perkembangan sejak penggunaannya di tahun 1890. Dari yang Teknologi 3D dengan metode “Analglyph”, dimana metode ini menggunakan Kacamata 3D yang memiliki lensa dengan 2 warna berbeda, yaitu merah hijau atau merah biru.
Kemudian berkembang dengan menggunakan metode “Stereoscopy”, dimana Kacamata 3D yang digunakannya disebut “Shutter Glasses 3D” atau SG 3D. Kacamata ini menggunakan lensa yang dilapisi Liquid Crystal (Kristal Cair) dan berfungsi memisahkan gambar dengan menutup gambar kiri dan kanan yang ditampilkan oleh 3D TV secara bergantian.
Setelah itu hadir teknologi baru Kacamata 3D terpolarisasi yang disempurnakan, dengan sebutan “FPR 3D”. Pada FPR 3D, pemisahan gambar dilakukan pada lapisan Panel FPR di 3D TV, bukan di kacamata, sehingga kacamata FPR 3D tidak membutuhkan baterai, terasa ringan layaknya kacamata biasa atau kacamata penangkal sinar matahari dan lebih murah.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon