Di jaman internet seperti sekarang, kita tak lagi kebingungan karena kurangnya informasi. Melainkan karena terlalu banyak informasi yang masuk. Kadang filter kita sampai overload untuk menilai sebuah informasi. Crosscheck pun seringkali hanya menambah kebingungan kita apakah itu fakta atau hoax. Jadi semuanya tetap kembali ke pemikiran agan masing-masing. Apa yang kita baca sekedar jadi wacana penambah wawasan semata. Silahkan di simak gan..
Ketika membaca artikel di surat kabar mengenai klaim Rusia yang mengatakan bahwa mereka sudah mampu mengendalikan cuaca (meskipun tidak lebih dari 30 menit), saya teringat novel karya John Grisham yang pernah saya baca mengenai pengendali cuaca. Inilah senjata pemusnah massal yang lebih biadab daripada nuklir.
Mari saya ajak anda menerawang kembali sebentar mengenai senjata-senjata pemusnah massal. Dari sejarah yang tercatat, Albert Einstein adalah
orang pertama yang mengajukan gagasan bom atom pertama yang dipakai dalam meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. Dan di ciptakanlah oleh seorang yang bernama Julius Robert Oppenheimer pada tahun 1940an. Kemudian setelah perang dunia II berakhir, Amerika dan Uni Soviet menjadi saingan abadi dalam hal pengembangan teknologi senjata, hingga berujung pada perang dingin. Setelah Uni Soviet pecah, persaingan 2 negara raksasa ini redup. Yang kebanyakan didengar publik hanyalah bagaimana 2 negara ini mati-matian menentang pengembangan teknologi nuklir. Tidakkah anda mempunyai pertanyaan yang sama dengan saya, “Bagaiamana mungkin negara super power tidak mempunyai senjata pamungkasnya? Apakah mereka mati-matian menentang nuklir karena mereka benar-benar takut? Tidak mungkin! Ini Amerika, bung!”
Senjata biadab ini adalah senjata pengendali cuaca.
Mungkin ada yang masih bingung, bagaimana mungkin bermain-main dengan hujan-panas-salju-semi bisa menjadi senjata pamungkas? Kan kalau musim salju, tinggal pakai jaket, beres?!
Nah! Bayangkanlah jika suatu negara mampu mengendalikan dimana akan terjadi badai, hujan, tsunami, bahkan kekeringan. Semua negara akan tunduk pada mereka. Mereka mampu memonopoli devisa, menentukan negara mana yang penduduknya mati kekeringan, mana yang penduduknya mati kelaparan, mati karena gempa bumi, mana yang mati karena tsunami bahkan mana yang penduduknya mati karena tornado (bukan tidak mungkin di Indonesia akan terjadi tornado dengan alat ini). Bandingkanlah dengan nuklir, dampak dari nuklir membuat orang langsung mati, kemudian kalau ada yang masih hidup akan terkena bahaya radiasinya. Hanya itu, tidak ada yang namanya mati kelaparan, mati kekeringan, mati terhempas tornado, atau mati terkena tsunami.
”Perjanjian PBB Membuktikan Bahwa Pengendali Cuaca Nyata! Perjanjian PBB yang ditandatangani pada tanggal 10 Oktober 1976 adalah bentuk pengendalian PBB terhadap senjata biadab ini. Pada tahun 1975, Amerika adalah satu-satunya negara yang sebenarnya harus menandatangani perjanjian ini.
Sekarang, mari kita dengarkan pernyatan lebih lanjut Senator Clairborne Pell.
”Kami membutuhkan perjanjian itu sekarang untuk mencegah aksi-aksi seperti ini. Sebelum para pemimpin militer dunia mulai mengendalikan badai, memanipulasi cuaca dan memicu gempa bumi untuk melawan musuhnya. Ide dasar peperangan lingkungan ini sangat sederhana; jika suatu negara dapat mempelajari bagaimana cara memicu terjadinya bencana alam yang dapat mengakibatkan kerusakan parah terhadap musuh melalui hujan, banjir, gelombang pasang, gempa bumi, dan bahkan perubahan iklim yang dapat menghancurkan pertanian negara musuh”.
”Ini mungkin terkesan berkhayal untuk berpikir bahwa ide fiksi ilmiah seperti membuat gempa bumi, mencairkan es kutub, merubah alur arus air hangat laut, atau merubah cuaca di wilayah pertanian musuh. Tetapi dalam teknlogi militer, fiksi ilmiah dewasa ini merupakan strategi nyata masa depan. Selain kemungkian terjadi kengerian belaka, perang lingkungan tak terkendali, saya percaya ada alasan terpaksa mengapa hal ini harus dilarang. Sekarang kita mengetahui atau seharusnya mengetahui, bahwa tak ada negara yang dapat mempertahankan monopoli teknlogi perang baru. Jika kami dapat mengembangkan teknik perang cuaca, negara adikuasa lainnya pun dapat melakukannya. Pengalaman mengajarkan bahwa senjata yang membuat kami merasa aman kini akan membuat kami sangat tidak aman, dan tentunya ketika musuh kami memiliki kemampuan yang sama. Kini saatnya untuk beraksi hingga kami tak harus lagi mengkhawatirkan negara-negara saling mengirim badai.”, sambung Senator Clairborne Pell.
Secara ringkas, Pell mengatakan Senjata Cuaca menyebabkan bencana sebagai berikut:
Hujan - yang menyebabkan banjir-ingatkah Anda banjir yang belum pernah terjadi tahun 1993 di Timur-Tengah? Sesungguhnya, beberapa negara Timur Tengah telah dinyatakan Daerah Bencana tiga kali dalam lima tahun terakhir. Pertanian di sana pasti sudah sangat rusak.
Gelombang Pasang – Apakah Anda ingat Gelombang Tsunami besar yang mengenai Papua New Guniea pada 10 Juli 1998?
Gempa Bumi – Kemampuan seperti ini berarti bahwa ilmuwan dari tempat yang jauh pun dapat merekayasa terjadinya gempa bumi, kapanpun dan seberapa dahsyat yang mereka inginkan. Satu hal bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan gempa seperti California dan berpikir bahwa mereka “akan menjadi korban gempabumi” yang akan membunuh mereka. Akan tetapi masalahnya lain, tentu saja mereka yang bertempat tinggal di daerah rawan gempa dipahami bahwa mereka tinggal seolah-olah di ujung laras senjata pemburu! Tentunya “senapan” yang diarahkan ke arah mereka bukanlah senapan sewajarnya, akan tetapi senjata Pengendali Cuaca yang dapat membat gempa bumi kapanpun dan dimanapun mereka inginkan, dan seberapa dahsyat yang diingkannya.
Perubahan Iklim – yang dapat menghancurkan pertanian negara musuh” - Telah dijelaskan bahwa salah satu tindakan paling dahsyat yang dicantumkan di dalam Perjanjian PBB mengenai larangan menghancurkan “biota” sebuah negara. Kata “biota” mengacu pada “fauna dan flora bagian suatu daerah yang dianggap sebagai kesatuan ekologi”. Dengan kata lain, kemampuan Pengendali Cuaca ini dapat memusnahkan seluruh sistem ekologi! Pembeberan rahasia ini sangatlah mengejutkan! Jika tujuan para ilmuan memanfaatkan senjata cuaca ini adalah untuk membasmi peradaban, tampaknya mereka dengan mudah dapat melakukannya!
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon