Sebuah Oopart (Out Of Place ARTifact / Artifak yang tidak pada tempatnya) adalah suatu istilah yang diberikan pada lusinan obyek prasejarah yang ditemukan pada berbagai tempat di seluruh dunia dengan tingkat teknologi yang sepenuhnya berbeda dengan penentuan usianya bila didasarkan secara fisik, kimia dan atau dengan bukti geologinya.
Artifak yang tidak pada tempatnya itu seringkali membuat frustasi para ilmuwan konvensional dan merupakan sesuatu yang menggembirakan bagi para penyelidik petualang dan individu-individu yang tertarik pada teori ilmiah alternatif.
Di pegunungan Ural,Siberia, sebuah lempengan batu hampir seberat satu ton ditemukan oleh Alexandr Chuvyrov, seorang profesor fisika dan matematika dari universitas Negara Bagian Bashkir. Lempengan tiga lapis itu mengandung suatu keistimewaan yang secara topografi (peta bumi) mirip dengan geografi unik dari area spesifik pada pegunungan Ural.
Lapisan paling permukaannya mengandung suatu lapisan tipis kalsium porselen yang berfungsi sebagai suatu tutup pelindung terhadap keausan bagi struktur lapisan yang ada di bawahnya.
Dasar peta itu terbuat dari suatu lapisan dolomit setebal 5,5 inch dan suatu lapisan dalam yang mana mewakili peta yang sebenarnya, mengandung diopsida (mineral silikat yang berwarna hijau muda sampai putih yang banyak terdapat pada batu yang telah mengalami transformasi oleh panas maupun tekanan dan pengerasan yang berasal dari lava atau magma), dengan kekerasan mineralnya 6 skala Mohs (skala kekerasan yang digunakan dalam menglasifikasikan mineral).
Dari hasil uji radiografis, para peneliti percaya bahwa lapisan diopsida, pada mulanya diperkirakan berusia sekitar 3.000 tahun, namun adalah tidak mungkin untuk memahatnya tanpa bantuan teknik ukir modern.
Barangkali segi yang paling menakjubkan dari peta relief (gambar timbul) misterius ini adalah bahwa dari pengujian yang dipergunakan untuk mengetahui usia batu kuno itu, ditetapkan usianya sekitar 120 juta tahun. Beberapa ahli geologi setuju bahwa peta itu mewakili daerah Ural yang dikenal sebagai Bashkiria, yang belum berubah banyak selama beberapa juta tahun.
Daerah geografis spesifik yang teridentifikasi pada lempengan batu itu terutama semata-semata diwakili oleh daerah patahan Ufa besar. Demikian juga, peta misterius itu menggambarkan kekayaan hydrografi dari daerah tersebut, termasuk sungai Ufimka dan Sutolka.
Walaupun lempengan batu itu menampakkan suatu kesamaan yang besar dengan daerah yang digambarkan itu, tetapi ia juga memiliki perbedaan-perbedaan yang menyolok. Bagi para analis, yang mengherankan dari Batu Dashka itu terletak pada sistem teknik irigasinya yang luas sekali, yang mana meliputi sistem dua kanal dan 12 dam yang seandainya dibuat skala yang sebenarnya akan terukur punya kedalaman hampir 2 mil.
Menurut lempengan ini, daerah Sungai Belaya nampaknya lebih menyerupai suatu karya sistem keahlian teknik daripada suatu bentuk yang alamiah.
Suatu grup peneliti termasuk Profesor Chuvyrov percaya bahwa peta itu bisa saja merupakan suatu penggalan dari sebuah peta yang lebih besar yang menunjukkan lebih banyak pegunungan. Beberapa orang bahkan berpikir bahwa lempengan ini hanya merupakan patahan ujung kecil dari bongkahan es dari keseluruhan skala peta bumi.
Segi lain yang menarik pada lempengan batu ini adalah ukiran samar-samar yang tampak pada satu sisi dari batu itu. Pada mulanya hal ini dipercaya sebagai wajah dari orang Tiongkok kuno, sedangkan pola gambar seperti huruf masih belum dapat dipecahkan artinya.
Menurut surat kabar Rusia, Pravda, perburuan Batu Dashka dimulai dengan referensi dari para ahli arkeologi pada abad ke-18, yang melaporkan telah menemukan sekitar 200 lempengan batu di daerah tersebut. Profesor Chuvyrov dan koleganya sedang mencari apa yang mereka perkirakan, sebagai bukti tibanya imigran Tiongkok di Pegunungan Ural.
Ketika mantan ketua dewan agrikultur setempat Vladimir Krainov mendengar penyelidikan Chuvyrov, ia memberitahunya tentang sebuah lempengan aneh yang pernah ia lihat terkubur di bawah serambinya. Chuvyrov kemudian harus merekrut beberapa penduduk lokal untuk membantunya menggali batu raksasa tersebut.
Menurut Pusat Peta Sejarah di Wisconsin, Batu Dashka (nama cucu perempuan yang penemunya) hanya dapat dibuat dengan bantuan penglihatan dari udara. Penelitian untuk membuktikan keaslian peta batu itu masih dikerjakan melalui bantuan foto-foto satelit yang diperkirakan selesai pada 2010.
Jadi siapa yang membuat sebuah peta relief yang akurat seperti itu pada 100 juta tahun lebih yang lalu? Dan informasi lain apa yang terkandung dalam karakter-karakter asing yang ditemukan terukir di sisinya? Walaupun Batu Dashka menyajikan teka-teki membingungkan yang masih menunggu untuk dijawab, namun demikian batu itu bertahan sebagai suatu reproduksi yang persis dengan suatu daerah di Pegunungan Siberia.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon