Untuk dapat memperbesar otot, pria biasanya harus mau bersusah-susah dahulu di tempat fitnes. Tapi kini peneliti telah menemukan protein baru yang dikenal dengan protein 'Hulk', yang bisa memperbesar otot tanpa harus bersusah payah latihan.
Peneliti Australia telah menemukan cara untuk memblokir protein 'Hulk', yang disebut Grb10, dalam rahim sehingga dapat mengembangkan otot lebih besar dan lebih kuat di kemudian hari.
Temuan terbaru yang dipublikasikan dalamFASEB Journal, menunjukkan bahwa protein Grb10 mengatur pengembangan otot, dan mungkin memiliki implikasi penting untuk berbagai kondisi yang berkaitan dengan pengecilan otot seperti cedera, distrofi otot, diabetes tipe 2 dan peradangan otot.
"Dengan mengidentifikasi mekanisme baru yang mengatur pembangunan otot, pekerjaan kami telah mengungkapkan strategi baru yang potensial untuk meningkatkan massa otot," jelas penulis studi, Lowenna J. Holt dari Diabetes and Obesity Research Program di Garvan Institute of Medical Research, Sydney, Australia, seperti dilansir medicaldaily, Sabtu (1/9/2012).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji coba pada hewan tikus. Holts dan timnya membandingkan dua kelompok tikus, yakni kelompok eksperimen yang memiliki gangguan pada gen Grb10 sehingga benar-benar berotot, dengan kelompok kontrol dengan Grb10 fungsional yang memiliki otot-otot normal.
Setelah memeriksa otot-otot tikus baik dewasa dan bayi, peneliti menemukan bahwa perubahan yang disebabkan oleh hilangnya fungsi Grb10 terutama terjadi selama perkembangan janin.
Tak hanya itu, peneliti menemukan tikus pada kelompok eksperimen memiliki lebih banyak serat otot.
Meskipun memblokir protein ini dapat memperbesar otot tanpa harus olahraga, namun peneliti mengingatkan 'resep klasik' untuk memperbesar otot masih berlaku.
"Jika Anda ingin otot-otot besar, resep klasik masih berlaku seperti mengangkat benda berat, makan dan tidur tepat serta memeriksa hormon. Namun studi ini menunjukkan bahwa ketika kita memahami ilmu dasar tentang bagaimana serat otot tumbuh dan berkembang biak, kita akan mampu mengangkat beban penyakit otot bagi banyak pasien," jelas Dr. Gerald Weissmann, pemimpin redaksi FASEB Journal.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon