Diakui atau tidak, anak-anak indigo dengan berbagai kemampuan uniknya ada di sekitar kita. Banyak yang menganggapnya aneh, tidak masuk akal atau bahkan mengada-ada tetapi tidak sedikit pula yang mau terbuka dan berusaha memahaminya.
"Anak indigo yang datang ke saya saja sekitar 100 orang. Tapi itu seperti fenomena gunung es, yang tidak tampak mungkin jauh lebih besar," kata dr Tb Erwin Kusuma, SpKJ(K), psikiater anak dari RSPAD Gatot Subroto.
Dari sekian banyak anak indigo, ada beberapa yang bersedia berbagi pengalaman seperti berikut ini.
1. Dhiaz Danastri (19 tahun), berbeda tapi tak merasa istimewa
Karena memiliki cakra ajna alias sixth sense yang aktif, Dhiaz mengaku bisa melakukan telepati atau membaca pikiran. Untuk melihat kejadian-kejadian di masa depan maupun masa lampau, baginya bukan hal yang aneh apalagi untuk melihat keberadaan roh halus.
Namun begitu, sejauh ini ia merasa tidak ada salah satu kemampuan yang paling menonjol. Semuanya bisa dibilang merata dan ia sendiri menganggap sampai saat ini dirinya masih berada dalam tahap ujian alam sehingga belum semua kemampuannya terasah.
"Kalo aku sih biasanya bilangnya 'antenanya masih mau numbuh nih' hehehe," tutur gadis asal Jakarta ini.
Dhiaz juga merasa tidak ada yang terlalu istimewa dari kemampuan-kemampuan uniknya itu karena sejak kecil ia tumbuh di lingkungan orang-orang indigo. Ibunya sendiri seorang indigo yang sejak hamil sudah menyadari kalau dari rahimnya akan lahir seorang anak indigo.
Dalam pergaulan, Dhiaz juga tidak mengalami masalah dan tidak seorang pun di lingkungannya menganggapnya cuma mengada-ada. Kebanyakan cuek, malahan banyak remaja-remaja sebaya yang kemudian minta diramal setelah tahu Dhiaz punya kemampuan tersebut.
Pengalaman yang paling berkesan bagi Dhiaz sebagai anak indigo justru tidak berhubungan dengan kemampuan uniknya, tetapi terkait pengalaman saat teman-temannya tahu kalau dia indigo. Usai tampil di sebuah acara TV yang membahas soal indigo, teman-teman sampai kakak kelas antre minta dilihat auranya tiap jam istirahat sekolah.
"Hahahaha agak nyesel sih waktu itu aku kenapa ga minta dibayarin makan siang sekalian ya?" candanya.
Tapi ada kalanya, Dhiaz juga memanfaatkan kemampuannya ini kalau sedang kumat kepo atau rasa ingin menyelidiknya. Salah satunya ketika ia mengagumi seorang artis Hollywood yang tidak punya akun twitter, facebook maupun fanbase dan data pribadinya juga susah dicari di internet.
"Aku berhasil tahu SEMUANYA. Mulai dari berapa rumahnya dan di mana alamat-alamatnya, bisnis apa yang keluarganya punya, nama aslinya, sampe ukuran celana dia dan berhasil punya kontak pribadi kedua orangtuanya. Semua aku dapat sangat detil dengan bertahap. Alhamdulillah, seneng banget lho! Tinggal ketemu aja yang belum. Nggak lama lagi sepertinya.. Insya Allah. Gimana caranya? Ikhlas. Dapet ya syukur, kalo nggak.. ntar juga dapet. Pokoknya harus dapet. Memang harus kuat hati kalo mau sesuatu, kan? Hehehehe," tambahnya.
2. Putra (31 tahun), sejak kecil bisa merasakan orang mau meninggal
Meski tidak yakin dirinya indigo karena memang belum pernah periksa aura, Putra punya kemampuan-kemampuan yang tidak dimiliki semua orang. Salah satunya adalah merasakan perbedaan pada orang yang masuk rumah sakit, antara yang sakit biasa dengan yang mau meninggal.
Laki-laki berdarah Jawa yang tinggal di Bali ini sudah jauh-jauh hari merasakan perbedaan yang tidak bisa dia deskripsikan, ketika salah seorang kerabatnya akan meninggal dunia. Padahal saat itu sang kerabat hanya mengeluh mencret, tidak ada keluhan lain yang lebih serius.
Bagi sebagian orang, kemampuan untuk memprediksi hal-hal seperti itu mungkin malah menjadi beban. Bagaimana tidak, orang-orang seperti Putra bisa memperkirakan sesuatu yang orang lain tidak tahu tetapi di sisi lain tidak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya.
"Kadang malah biar kita lebih bisa legowo atau bisa makin banyak doa," kata Putra yang mengaku tidak pernah merasa terbebani dengan kemampuannya tersebut, sekaligus mengakui bahwa sesekali prediksinya memang bisa meleset.
Selain menyangkut kematian, Putra juga bisa melihat kejadian-kejadian lain dengan kemampuannya tersebut. Dalam kondisi tertentu misalnya sedang sakit, ia merasa jadi lebih peka dan biasanya prediksi yang ia dapat dari hasil penerawangan jadi lebih akurat.
"Pas aku tetak (sunat), aku melarang bapakku pergi ke luar kota. Alasannya tidak jelas, tapi pokoke aku larang ke luar kota. Dan ternyata benar, orang yang dicari bapakku tidak ada di tempat. Coba kalau jadi, percuma to?" tuturnya.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon