-->

Kamis, 11 Oktober 2012

Nyaris Tidak Bisa Punya Anak Akibat Kecanduan Burger

author photo

Stephanie awalnya memiliki bentuk tubuh yang sehat, namun ketika ia bekerja di salah satu restoran fast food berat badannya meningkat akibat kecanduan makan burger. Bahkan kecanduannya ini nyaris membuatnya jadi infertil atau tidak bisa memiliki anak.

Stephanie King (22 tahun) nyaris saja menghancurkan peluangnya untuk bisa memiliki seorang anak. Ini disebabkan oleh berat badannya yang meningkat akibat sering mengonsumsi makanan cepat saji dan memasukkan lebih dari 4.000 kalori dalam sehari.



Ketika berusia 20 tahun ia memiliki berat badan hingga 120 kg dan kala itu periode menstruasinya berhenti. Ternyata diketahui penyebabnya akibat obsesi yang diluar kendali terhadap burger dan juga keripik.

Dokter pun mengatakan bahwa Stephanie harus diet, karena obesitas yang dialaminya menyebabkan siklus menstruasi berhenti dan berisiko tidak subur (infertil). Kondisi ini tentu saja membuat Stephanie ketakutan.

"Saya hampir kehilangan kesempatan untuk bisa menjadi seorang ibu, untungnya saya berhasil berubah. Orang-orang perlu menyadari bahanya terlalu banyak makan junk food," ujar Stephanie, seperti dikutip dari The Sun, Rabu (10/10/2012).

Awalnya Stephanie selalu mengonsumsi makanan sehat yang dibuat sendiri di rumah. Namun ketika mulai bekerja di restoran fast food ia mulai rutin mengonsumsi burger, kentang goreng dan es krim setiap hari. Kondisi ini sempat membuatnya jadi kecanduan burger.

"Bahkan ketika saya tidak bekerja dan ibu masak di rumah, saya tetap membeli makanan tersebut karena tidak bisa menahan diri. Dalam beberapa bulan saya benar-benar kecanduan junk food," ungkapnya.

Namun pada Januari tahun lalu ketika menstruasinya berhenti, dan dokter mengatakan ada kemungkinan nantinya ia tidak bisa punya anak dan menjadi ibu menimbulkan ketakutan yang dalam pada diri Stephanie.

"Saya dan pasangan telah berbicara mengenai berapa anak yang akan kami miliki suatu hari nanti dan keluarga bahagia. Apa yang dikatakan dokter telah membangunkan saya bahwa saya perlu mengubah gaya hidup yang ada," ujar Stephanie.

Stephanie pun mulai merancang pola hidup yang lebih sehat, salah satunya adalah mengonsumsi makanan diet seimbang dan melakukan detoks terhadap makanan cepat saji yang dikonsumsinya.

Usaha yang dilakukannya pun tidak sia-sia, berat badannya berhasil turun sebanyak 54 kg dan ukuran bajunya berkurang menjadi 10. Serta hal yang menggembirakan adalah menstruasinya datang kembali.

"Saya merasa lebih bahagia, lebih sehat, jauh lebih percaya diri. Saya akhirnya siap untuk meninggalkan burger dan mencoba sesuatu yang baru," ungkapnya.

Asupan harian yang diterima Stephanie 2 kali lipat dari yang dia butuhkan sehingga membuat berat badannya berlebih. Ketika kondisi ini terjadi ovulasi menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti. Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan infertil atau ketidaksuburan yang membuat seseorang tidak bisa memiliki keturunan.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post