-->

Rabu, 16 Januari 2013

6 Alasan Mengapa Pria Takut untuk Menikah

author photo
Berkomitmen pada satu wanita seumur hidupnya merupakan salah satu tantangan terbesar bagi pria. Pria merasa membutuhkan komitmen yang tinggi sekaligus pertimbangan yang matang sebelum dapat melakukan hal tersebut.

Pria khawatir wanita yang ia pilih ternyata lebih mementingkan dirinya sendiri dan juga teman-temannya, adalah sebagian alasan mengapa pria takut untuk menikah cepat-cepat. "Pria tidak suka ditolak dan juga merasa tidak diakui," ujar terapis pernikahan sekaligus blogger BetheSmartWife.com, Carin Goldstein. Seperti dilansir dari glo.msn, berikut adalah tujuh ketakutan terbesar pria akan pernikahan:

1. Kurang Diperhatikan

Dengan anak, karir dan banyak hal lain yang menuntut perhatian Anda, tentunya akan membuat pasangan merasa kurang mendapat perhatian dan juga kasih sayang. "Seiring berjalannya pernikahan, pria seringkali merasa ia hanya berfungsi sebagai ATM berjalan yang hanya dicari jika dibutuhkan pada masalah finansial ataupun keuangan," ujar Julie Orlov, psychotherapist, speaker sekaligus author The Pathway to Love.

Jadi cobalah luangkah waktu minimum 30 menit dalam sehari untuk berbincang dengan pasangan seputar kegiatannya sepanjang hari, bukan membahas mengenai keuangan ataupun anak. Hal ini perlu dilakukan agar ia merasa tetap diperhatikan dan penting bagi Anda.

2. Bersikap Seakan-akan Anda Ibunya

Mungkin ia senang akan keahlian Anda membagi waktu dan serba bisa dalam melakukan segala sesuatu seperti ibunya. Namun bukan berarti Anda harus selalu mencampuri dan mengguruinya sepanjang waktu seperti yang sering dilakukan oleh sang ibu. Jadi coba katakan saja padanya untuk memberitahu dan mengingatkan Anda jika sudah bertingkah menyebalkan dan mengguruinya selayaknya ibu-ibu.

3. Menggosipkan Dirinya

Kebiasaan menggosip dan menceritakan setiap detail pertengkaran dengan pasangan kepada teman bukanlah kebiasaan yang disenangi pria dari wanita. Sahabat mungkin akan menjadi orang yang selalu ada ketika kita butuhkan unutk bertukar pikiran. Tapi sebaiknya hindari membicarakan masalah rumah tangga terlalu detail, apalagi mengenai keburukan suami.

"Selalu menceritakan setiap detail pertengkaran pada orang lain hanya akan merusak imej pasangan," jelas Orlov. Pelajarilah apa yang disukai dan tidak disukai pasangan dan selesaikan masalah tersebut dengan bijak.

4. Jarang Bercinta

Kekhawatiran semakin malasnya pasangan melakukan hubungan intim ataupun proses menopouse yang membuat dirinya dan Anda kehilangan gairah dan menurunnya vitalitas, membayang-bayangi pria dan membuatnya takut akan pernikahan. Sebenarnya jika Anda bersikap terbuka dan membalas sentuhan ataupun perhatian pasangan dengan memberikannya pelukan ataupun ciuman serta meyakinkannya bahwa Anda akan selalu ada untuknya dapat membuatnya merasa tenang dan dicintai.

5. Berubah

Berbeda dengan wanita yang berharap agar pasagannya dapat berubah lebih dewasa ataupun bertanggung jawab setelah menikah, pria mengharapkan agar wanita yang dicintainya tidak berubah menjadi orang lain setelah menikah. Ia menginginkan perhatian, rasa sayang dan juga perilaku yang Anda tunjukan kepadanya tetap sama sepanjang hidupnya. Lakukan hobi ataupun kegemaran yang biasa dilakukan sebelum Anda menikah, sehingga dapat mempererat hubungan yang dibina.

6. Mengubahnya Menjadi Orang Lain

Sebagaimana ia tidak menginginkan Anda berubah, ia juga takut Anda mengubah dan mendiktenya hingga menjadi sosok yang tidak lagi ia kenal. Jika ia memiliki kebiasaan manja, merokok ataupun cuek pada saat berpacaran, mengubahnya secara frontal hanya akan membuat Anda lelah dan juga kecewa. Berikan perhatian dan juga pendekatan agar pasangan mengerti mengapa Anda ingin ia berubah menjadi yang lebih baik terutama agar ia menjadi panutan bagi keluarga Anda.

Tambahan :
1. No More Me Time

Entah sekedar main game atau membaca berita di pagi hari, serta tidak lagi memiliki waktu untuk hang out dengan teman-temannya merupakan hal yang ditakutkan pria terjadi setelah menikah. "Kedua belah pihak tetap membutuhkan dan berhak untuk bersantai serta menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Berikan ia waktu untuk berkumpul ataupun sekadar berkumpul dengan sahabatnya. Dengan begitu ketika ia pulang kembali ke rumah, perasaannya telah menjadi lebih rileks dan juga santai. Anda sendiri juga dapat bergantian melakukannya dengan sahabat-sahabat Anda.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post