-->

Sabtu, 19 Januari 2013

Tips Melintasi Medan Basah

author photo
Menghadapi jalan basah dan licin, terutama saat hujan, dibutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian yang cukup tinggi. Menurut Ahmad Jayadi, Intrukstur Racing Honda, pemahaman kemampuan fisik dan motor sangat menunjang keamanan dan kenyamanan di jalan.



Saat melintasi jalan basah dan licin, sebaiknya membatasi kecepatan motor. Batas speed yang diperkenankan sekitar 70-80 km/jam untuk jarak tempuh luar kota. Jangan lupa perhatikan tekanan angin ban. Pada jalan basah dan digenangi air, tekanan yang dianjurkan adalah 28 psi di depan dan 29 psi di belakang. Anjuran ini perlu dilakukan agar traksi ban optimal dan handling tetap stabil.

Menghadapi jalan basah atau tergenang air, sikap atau posisi pengendaraan yang baik adalah membentuk huruf 'V'. Kedua tangan mesti kaku, supaya membantu kestabilan tekanan pada setang kemudi saat melintasi lubang yang tidak terlihat, maupun mengatasi tikungan.

Posisi kaki betul-betul menginjak mantap pedal footstep. Sedangkan jari-jari pada posisi standby di tuas rem serta kopling. Handling yang optimal membantu pengendalian motor stabil. Saat menghadapi kondisi kritis, sebaiknya tidak melakukan hard braking dengan rem depan maupun belakang. Karena pengurangan kecepatan drastis disertai pengereman mendadak dapat menyebabkan slip dan membuat motor tergelincir.



Soft braking sebaiknya dilakukan secara bersamaan. Menarik kedua tuas rem bersamaan secara perlahan memberi efek pengereman lebih aman. Jika lubang masih terlihat dari jauh, maka dapat dilakukan pengereman secara bertahap. Jika mendadak, maka langsung mengurangi kecepatan dan memegang grip setang dengan kuat serta memberi penekanan pada setir.

Jaga jarak aman (keep distance) antar motor jika touring secara rombongan. Jarak ideal antar motor yang dianjurkan pada kondisi hujan sekitar meter. Posisi antar motor zig-zag tidak dalam posisi sebaris. Begitupun sewaktu melalui tikungan. Saat menikung, sebaiknya lakukan secara normal dan tidak mendadak. Posisi kemiringan tubuh berangsur mengikuti kemiringan motor.



Tak kalah penting, jika motorist membawa beban tambahan atau penumpang, terutama saat membawa 'boncenger', posisi membonceng yang baik dan benar sangat mempengaruhi handling. "Jarak pembonceng dengan riders harus menempel dekat, kedua tangan memeluk tubuh riders, dan posisi badan mengikuti handling tubuh riders," tutur Ahmad Jayadi.

( Blog Ansyari -  Merdeka.com/oto )

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post