Buaya terbesar di dunia, Lolong, akhirnya mati di kandangnya di Bunawan, Filipina, Senin 11 Februari 2013.
Pihak berwenang di Bunawan mengatakan, reptil jantan sepanjang enam meter dengan bobot lebih dari 1.000 kilogram itu ditemukan mati dalam posisi terbalik dengan perut kembung.
Soal penyebab kematian buaya ini, pihaknya masih menunggu pemeriksaaan bangkai (post-mortem) yang diminta oleh pejabat resmi Filipina.
Kematian Lolong disesali oleh Menteri Lingkungan Filipina, Ramon Paje. Ia mengatakan kematian itu membawa kerugian signifikan bagi program konservasi buaya Filipina.
Menurut kantor berita CNN, Paje menyebut Lolong sebagai duta buaya. Guinness World Records mencatat Lolong sebagai buaya penangkaran terbesar di dunia, pada tahun lalu. Lolong pun menjadi daya tarik wisatawan di Taman Buaya Davao, Pulau Mindanao.
Meski begitu, para pejabat terkait Filipina akan mempertahankan warisan buaya yang memiliki bobot 1.075 kg atau 2.370 pon tersebut. Ya, mereka berencana mempertahankan kulit buaya itu sehingga dapat dipajang.
Otoritas satwa liar menangkap buaya Lolong pada September 2011. Penangkapan ini dilakukan menyusul seorang gadis muda yang dilaporkan tewas di kawasan Marsh Agusan, Mindanao pada 2009, dan hilangnya seorang nelayan dari desa terdekat Bunawan.
Kedua peristiwa ini dikaitkan dengan keberadaan buaya tersebut. Namun belum jelas, apakah Lolong merupakan buaya yang telah melakukan serangan tersebut.
Buaya ini dinamai Lolong setelah seorang pemburu lokal, Ernesto 'Lolong' Conate, tewas karena stroke saat sedang membantu merencanakan penangkapan buaya raksasa tersebut.
Dengan matinya Lolong, gelar buaya terbesar di dunia kembali ke Cassiu, seekor buaya air asin sepanjang 5,48 meter di Cairns, Queensland.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon