-->

Jumat, 29 Maret 2013

Mayoritas Kaum Gay Tidak Menyukai Seks Anal

author photo

Dubur atau anus memang tidak didesain untuk hubungan seks, sehingga banyak pasangan enggan melakukan seks anal. Bukan cuma pasangan heteroseks, pasangan gay yang tidak punya banyak pilihan gaya bercinta juga tidak menyukai seks anal.

Fakta ini agak mengejutkan karena selama ini orang mengira, seks anal adalah satu-satunya gaya yang paling populer di kalangan gay. Anggapan yang berkembang selama ini, anus pada kaum gay adalah pengganti vagina perempuan pada pasangan heteroseksual.

Namun anggapan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan tim gabungan dari Indiana University, George Mason University dan Online Buddies Inc baru-baru ini. Hasil penelitian itu menunjukkan, seks anal justru paling jarang dilakukan oleh kaum gay.

Menurut penelitian yang melibatkan 24.700 gay berusia 18-87 tahun ini, seks anal hanya dilakukan oleh sekitar 30 persen responden. Sebanyak 35,5 persen pernah menjadi pihak reseptif atau menyediakan anus, sedangkan 33,8 persen menjadi pihat insertif yang memasukkan penisnya ke anus pasangan.

Aktivitas seksual yang paling banyak dilakukan kaum gay dalam penelitian itu adalah seks oral, yakni memasukkan kemaluan ke mulut pasangan. Aktivitas ini dilakukan oleh 70 persen responden yang bertindak sebagai performer menggunakan mulut, serta 73,4 persen yang memasukkan kemaluannya.

Penelitian itu juga menyebutkan masturbasi sebagai aktivitas yang sering dilakukan pasangan gay, baik dilakukan secara bergantian maupun bersama-sama. Meski tidak disebutkan angka pastinya, aktivitas romatis non-seksual seperti berciuman juga lebih populer dibandingkan seks anal.

“Selama ini penelitian tentang perilaku seksual di kalangan gay hanya terfokus dalam konteks penyakit dan melupakan kompleksitas kehidupan seksual antar lelaki,” ungkap Michael Reece yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip dari TheBody.

Dalam konteks penyakit, anggapan bahwa kaum gay sering melakukan seks anal memang berdampak pada perlakuan diskriminatif misalnya dilarang menjadi donor darah. Pada perilaku seks anal, risiko penularanHuman Imunodeficiency Virus (HIV) relatif lebih tinggi karena kulit di bagian itu sangat tipis dan kurang licin sehingga mudah berdarah.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post