Korps TNI terus menjadi sorotan. Prajurit yang harusnya menjaga keamanan negara dengan mengayomi masyarakat justru sering berbuat ulah yang mencoreng institusi itu.
Semangat jiwa Karsa (kesatuan), kerap menjadi pembenaran para prajurit mempertontonkan arogansinya di masyarakat. Mereka tak ingin ada bagian dari kelompok mereka yang tersakiti. Bila itu terjadi, prajurit siap membalas tanpa segan.
Beberapa mereka memang telah dihukum, dengan cara diadili secara militer. Tapi sayang, rekan yang telah dijatuhkan sanksi tak membuat yang lainnya jera berbuat bak preman jalanan.
Berikut beberapa aksi arogan TNI di jalanan yang meresahkan warga sipil:
1. Anggota TNI AD, bak koboi lepaskan tembakan di jalanan
Seorang anggota TNI AD yang diketahui bernama Kapten Lutfi tiba-tiba beraksi bak koboi di kawasan Jl Palmerah, Jakarta Selatan. Dia mengumbar tembakan ke udara saat adu mulut dengan pengendara motor yang sempat menyenggol mobil yang dia kendarai.
Insiden bermula saat Toyota Avanza warna hijau lumut bernopol dengan pelat nomor mobil TNI 1394-00 milik Lutfi melaju dari arah Kebayoran Lama. Saat yang bersamaan juga melintas seorang pemotor Vespa LX yang belakangan diketahui bernama Simon. Keduanya kemudian berhenti tepat di lampu merah, depan Apartemen Permata Senayan.
Saat itulah, Lutfi tiba-tiba turun dari mobilnya, karena merasa dihadang pemotor. Tanpa diketahui penyebabnya, kedua pria itu kemudian berkelahi. Postur pengendara motor yang jauh lebih besar membuat pengemudi Avanza tersudut. Di tengah perkelahian tiba-tiba saja terdengar suara tembakan.
Peristiwa yang terjadi pada Senin, 30 April lalu itu terekam dalam video yang diunggah ke Youtube. Dalam video berdurasi dua menit itu, tampak jelas perkelahian antara pengendara mobil dengan pengendara Vespa. Lutfi yang mengenakan bercelana warna krem dengan baju putih, sambil membawa tas tampak mengacungkan pistol di tangan kanannya ke udara.
Tak ada yang berani menghentikan aksi si 'koboi' dadakan itu. Selang beberapa menit setelah mengumbar tembakan, secara kebetulan melintas dua orang anggota Polisi Militer TNI AD. Mereka adalah Serda Bangun dan Kopka Wakidi. Keduanya langsung menggiring Kapten Lutfi ke Pomdam Jaya. Tapi di tengah jalan, Kapten Lutfi meminta izin menjenguk orang tuanya yang sakit.
"Serda Bangun memberikan izin dengan jaminan Kartu Tanda Anggota atas nama Kapten Lutfi," terang sumber merdeka.com, Rabu (2/5).
Kapten Lutfi sendiri sudah mengakui kesalahannya. Dia mengaku emosi karena pintu mobilnya ditendang oleh pengendara motor. Akibat perbuatannya, Kapten Lutfi harus mengikuti peradilan militer.
2. TNI bakar Mapolres OKU
Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) diserang oleh puluhan anggota TNI dari Batalyon Armed 15 Matapura pada Februari lalu. Penyerangan ini berawal dari kematian Pratu Her (23), anggota TNI AD Armed 76/15 Martapura, Kabupaten OKU Timur tang tewas tertembus peluru yang ditembakkan Brigadir WJ, anggota Polantas Polres OKU.
Suatu hari, Brigadir WJ (29) sedang berjaga di Pos Polantas Simpang Empat Sukajadi. Kebetulan korban yang mengendarai sepeda motor melintas. Kemudian korban meneriaki kalimat ejekan kepada WJ.
Karena tersinggung, WJ bersama temannya mengejar korban. Saat sampai di tempat kejadian perkara, tepatnya di jembatan layang Simpang Empat Sukajadi, korban berhasil dicegat dan terjadi perang mulut. Saat itulah terdengar suara letusan sehingga korban Her mengalami luka tembak.
Korban langsung dilarikan ke RS Antonio Baturaja. Korban mengembuskan napas terakhir akibat mengalami luka parah.
Kasus ini kemudian dilimpahkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan. Berkas pemeriksaan telah diserahkan Polres OKU kepada penyidik Polda Sumsel.
Tak hanya penyerahan berkas, pelaku penembakan juga menjalani pemeriksaan di hadapan penyidik Profesi dan Pengamanan (Propam). Dari hasil penyidikan sementara, diduga pelaku melakukan pelanggaran disiplin hingga melakukan penembakan.
Rekan Pratu Her di TNI AD rupanya melihat penanganan kasus ini tak serius. Hingga akhirnya mereka mendatangi Mapolres OKU, melakukan perusakan dan pembakaran.
3. Anggota TNI bunuh siswa SMK
Arogansi anggota TNI yang satu ini benar-benar melukai hati warga sipil. Seorang anggota TNI disebut-sebut membunuh seorang siswi SMK di Salatiga Jawa Tengah.
Pelaku, Serda AR yang merupakan anggota Brigif 411/Kostrad, menusuk dada Syaiful Anwar (18) dengan sebilah sangkur karena senggolan ketika berjoget di pertunjukan reog. Kejadian bermula pada Sabtu 16 Februari lalu.
Saat itu, AR yang tengah berjoget tak terima lantaran disenggol oleh Sulardi, salah satu teman korban. Keduanya sempat saling adu jotos. Tapi Serda AR terpojok karena Sulardi bersama beberapa rekanya justru balik mengeroyoknya.
Dalam keadaan emosi dan terdesak, Serda AR mengeluarkan sebilah sangkur yang diambil dari balik bajunya. Secara membabi buta, Serda AR kemudian menyabetkan sangkur ke dada kanan dan kiri secara membabi buta ke beberapa siswa SMK itu.
Tapi Syaiful Anwar menjadi korban yang menderita luka paling serius. Syaiful mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit karena kehabisan darah.
Kapendam IV/Diponegoro Jawa Tengah Kolonel Widodo Raharjo, saat dikonfirmasi mengatakan sudah menerima laporan adanya anggota TNI-AD yang terlibat perkelahian dan mengakibatkan korban meninggal.
Namun, sambung Kapendam, anggota TNI yang terlibat perkelahian tersebut bukanlah anggota Kodam IV/Diponegoro, melainkan anggota Brigif 411/Kostrad, sehingga penanganannya langsung diserahkan ke kesatuannya.
"Untuk sementara ini, memang ada ditangani Denpom Salatiga, tetapi untuk prosesnya akan diserahkan ke kesatuannya," pungkasnya pendek.
4. Anggota TNI AU pukuli wartawan
Kali ini tindakan arogan TNI kembali dipertontonkan ke publik secara gamblang. Seorang anggota TNI AU tertangkap kamera memukuli Kris Samiaji, pewarta foto salah satu harian di Palembang yang tengah melakukan liputan aksi penutupan jalan oleh warga di Palembang, Rabu.
Peristiwa itu terjadi pada 21 November 2012 lalu, di Jalan Letjen Harun Sohar Palembang sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (21/11/2012). Saat itu warga yang emosi membakar ban dan berteriak menuntut keadilan terkait sengketa lahan dengan pihak TNI-AU.
Gelagat warga tersebut disambut dengan reaksi yang cukup keras dari anggota TNI AU dan Paskhas AU yang turun ke lapangan. Pewarta foto Kris Samiaji yang ada di lokasi sontak mengambil gambar kejadian tersebut.
Beberapa personel TNI AU melihat aksi Kris berupaya merebut kamera tipe Nikon D 300 yang digunakannya untuk mengambil gambar. Kris yang mempertahankan kamera tiba-tiba dipegangi dan dipukul di bagian kepala dan rusuk kanannya.
5. 10 Anggota TNI buat kericuhan di markas PDIP
Sepuluh anggota TNI dari Yon Zikon 13 Srengseng membuat keributan di kantor DPP PDIP, Jl Lenteng Agung Jakarta Selatan, Sabtu (20/4) lalu. Kejadian tersebut membuat satu orang karyawan swasta bernama Yatna mengalami luka di bagian kepala terkena sangkur.
Anggota TNI itu juga memukul Priyadi dan Marlan petugas jaga yang sedang duduk di Pos PDIP. Keduanya mengalami memar pada muka dan perut.
Kedatangan para anggota TNI ini berawal saat terjadi senggolan motor di depan SPBU No.3412 605 yang berada di samping Kantor DPP PDIP Lenteng Agung. Salah satu yang terlibat kecelakaan itu adalah anggota TNI. Keduanya kemudian adu mulut dan dilerai oleh orang yang berada di Pos PDIP.
Sekitar 15 menit kemudian, datang 9 anggota TNI ke Pos PDIP dan memukul petugas jaga yang berada di pos tersebut. Atas perbuatan mereka, 10 anggota TNI diperiksa oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom), Cijantung. Mereka dimintai keterangan terkait insiden pemukulan di kantor PDIP tersebut.
"10 Orang anggota tengah diperiksa di Denpom Cijantung. Termasuk Prada Puguh. Saya belum tahu siapa pelaku pemukul satpam di Kantor PDIP," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Rukman Ahmad kepada merdeka.com, Minggu (21/4).
Jika mereka terbukti melakukan kekerasan, maka 10 anggota TNI itu terancam sanksi. Rukman belum tahu ke-10 nama anggota TNI yang mendatangi Kantor DPP PDIP tersebut.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon