Tiga hari lagi Ujian Nasional (UN) tingkat SMA digelar. Kemarin, ada beberapa aksi persiapan para pelajar menjelang ujian itu. Misalnya di Kudus, Jawa Tengah. Guru sekolah mengajak muridnya berziarah ke makam Sunan Kudus untuk mencari berkah agar lulus ujian.
Sedangkan di Bogor dan Semarang, ada sekolah yang mengundang motivator dan psikolog untuk mempersiapkan mental dan semangat siswa. Nah, cerita-cerita menarik tentang ritual persiapan para pelajar menjelang UN memang menggelitik.
Dulu, di beberapa daerah, misalnya di Jambi dan Demak, Jawa Tengah, ada ritual siswa mencuci kaki ibu sebelum mengikuti ujian. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun. Konon ritual ini masih dilestarikan hingga kini.
Berbagai ritual itu sepertinya ada yang dilakukan secara individual, ada juga yang dilakukan secara kolektif atau massal. Dari yang lazim hingga yang sedikit mengherankan.
Jadi, apa saja sih ritual-ritualnya? Berikut lima ritual para pelajar menjelang UN para pelajar di Indonesia:
1. Ritual zikir dan Istighosah
Pertama adalah ritual zikir dan istighosah. Seperti dilakukan siswa Menengah Umum Indramayu, Jawa Barat. Mereka menggelar Istighosah atau doa bersama di masjid sekolah agar lulus UN 2013 sesuai harapan mereka.
Seperti dikutip dari Antara, seorang siswa mengatakan, istighosah digelar sebagai rangkaian persiapan siswa untuk menghadapi UN pada 15 April 2013. Tujuanya agar siswa bisa lulus, dan dimudahkan dalam menyelesaikan soal-soal ujian.
Ritual ini juga dilakukan ribuan siswa di Kota Serang, Banten. Mereka dikumpulkan di alun-alun kota untuk melakukan doa dan dzikir bersama. Doa dan dzikir bersama dihadiri Walikota Serang Tubagus Haerul Jaman, tokoh masyarakat Kota Serang serta unsur Dinas Pendidikan Kota Serang.
Panitia pelaksana zikir bersama Deni Arif Hidayat mengatakan, tujuan kegiatan itu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa. Selain itu, kegiatan juga untuk mendoakan siswa agar semuanya lulus UN.
2. Ritual mengundang psikolog dan motivator
Ritual lain adalah mengundang motivator ke sekolah. Tujuanya untuk memotivasi pelajar agar mereka memiliki kesiapan mental menjelang UN ini. Seperti dilakukan SMA Negeri 6 Kota Bogor, Jawa Barat.
Seperti dikutip dari Antara, Kepala Sekolah SMAN 6 Kota Bogor, Maman Suherman mengatakan, motivasi merupakan persiapan non teknis yang dilakukan agar siswa siap mental lahir batin. Untuk memotivasi siswa, sekolah menghadirkan Kang Zain, seorang motivator.
Dalam training motivasi tersebut, para siswa diajak bersemangat menghadapi UN, tidak takut dan ragu.
Sementara itu di Semarang, Jawa Tengah. Sekolah memilih mendatangkan psikolog untuk menyiapkan siswa secara mental. Seperti dilakukan SMA Negeri 1 Semarang. Kepala sekolah itu, Kastri Wahyuni mengatakan, kesiapan UN bukan semata ditentukan aspek fisik dan akademis.
"Kami sudah melakukan doa bersama sekitar seminggu lalu. Selama seminggu ke depan, siswa akan diajak rileks dan tidak banyak terbebani dengan pelajaran. Kasihan kalau masih dibebani dengan banyak pelajaran," kata Kastri.
3. Ritual ziarah makam
Di Kudus, Jawa Tengah, para pelajar memilih mempersiapkan diri dengan cara berziarah ke makam Sunan Kudus. Seperti dikutip dari Antara, Jumat (12/4), seorang siswa SMK Duta Karya di Makam Sunan Kudus, Vania, mengaku berziarah ke makam sunan untuk menambah rasa pecaya diri.
"Semoga diberi kemudahan dan kelancaran dalam menjawab soal ujian. Selama ini kami sudah belajar tekun, karena sejak lama dipersiapkan dengan tambahan jam pelajaran untuk mata pelajaran yang diujikan lewat UN," ujarnya.
Namun demikian, lanjut dia, setiap siswa juga diminta tetap belajar di rumah."Mudah-mudahan, semua siswa SMK Duta Karya Kudus bisa lulus 100 persen," ujarnya.
Juru bicara Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Deny Nur Hakim mengungkapkan, pelajar yang berziarah ke Makam Sunan Kudus memang mulai terlihat sejak beberapa hari terakhir."Biasanya, mereka berziarah secara rombongan bersama teman satu sekolah," ujarnya.
4. Ritual cuci kaki Ibu
Ritual cuci kaki ibu ini cerita tahun lalu, tapi konon cerita ini memang ritual tahunan. Di Jambi, para pelajar menggelar ritual cukup unik jelang UN. Siswa kelas IX secara bersama-sama mengikuti kegiatan mencuci kaki ibu.
Mereka berharap melalui kegiatan ini muncul pengalaman spiritual yang merevitalisasi kedekatan hubungan batin antara ibu dan anak. Dampaknya, pengalaman spiritual itu akan memberikan suntikan semangat dan penyadaran diri pada setiap diri siswa untuk berjuang keras menyelesaikan UN dan menggapai hasil maksimal.
Kegiatan diawali wejangan dan renungan, lalu berlanjut ke prosesi pencucian kaki ibu oleh masing-masing anaknya, dan ditutup dengan doa bersama. Hal serupa juga dilakukan para pelajar di Demak, Jawa Timur. Mereka menjalani ritual sungkeman sambil membasuh kaki guru dengan air bunga.
5. Deklarasi anti-nyontek
Kegiatan ini dilakukan ratusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Santo Yosef, Solo, Jawa Tengah. Mereka mendeklarasikan diri untuk tidak menyontek pada Ujian Nasional (UN) nanti. Deklarasi anti-nyontek itu merupakan salah satu cara mereka untuk membangkitkan kepercayaan diri.
Para siswa sma membubuhkan tanda tangan di atas kain putih sepanjang 6 meter. Di bagian atas kain tertulis kalimat 'Deklarasi UN Jujur Antinyontek'. Sebelum membubuhkan tanda tangan, para siswa menggelar doa bersama agar diberikan kemudahan dalam mengerjakan soal-soal ujian, sehingga lulus dengan nilai memuaskan.
Kepala Sekolah Santo Yosef, Yohanes Sudaryono mengatakan, deklarasi anti-nyontek itu merupakan inisiatif para siswa. "Sekolah hanya memfasilitasi saja. Kami sangat mendukung mereka. Kejujuran, itulah nilai-nilai yang selalu kami tanamkan kepada mereka selama ini," katanya.
6. Ritual membagi sembako
Ritual lain adalah dengan cara membagi sembako. Ini dilakukan oleh para siswa kelas SMK Swadaya Temanggung, Jawa Tengah. Mereka membagikan paket sembako kepada warga kurang mampu di sekitar sekolah tersebut menjelang pelaksanaan Unas.
Menurut Wakil Kepala SMK Swadaya Humam Sabroni, program pemberian sembako ini merupakan kegiatan rutin menjelang pelaksanaan UN yang sudah berjalan sekitar 10 tahun. Ritual itu sebagai bentuk kepedulian para siswa kepada warga kurang mampu.
Humam mengimbuhkan, kalau ingin berhasil sebaiknya berbagi rasa dengan tetangga atau orang yang membutuhkan bantuan.
"Mudah-mudahan lewat pembagian sembako ini bisa mengantarkan anak-anak lulus dan sukses masa depan mereka. Pada empat tahun terakhir sekolah kami lulus 100 persen, mudah-mudahan tahun ini juga lulus semua," katanya.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon