-->

Selasa, 09 April 2013

Dibalik Warna Celana Dalam Pria

author photo

Mungkinkan celana dalam pria bisa memprediksi keadaan ekonomi seseorang? Menurut sebuah survei yang dilakukan Situs Pakaian Berenang. Deadgoodundies, pria bakal membeli celana dalam bewarna-warni ketika perekonomiannya lebih baik.Dan pria bakal kembali membeli pakaian berwarna putih, hitam, dan abu-abu ketika perekonomiannya menurun.

Seperti dikutip Dailymail, kini banyak pria yang membeli celana berwarna-warni. Ini menunjukkan kalau ekonomi sedang meningkat. Para Ahli mengatakan, ini bisa menjadi petanda kalau perekonomi sedang menuju pemulihan.

Situs itu sudah mengumpulkan data selama lima tahun sejak 2007 hingga sekarang. Dan mencatat, kemajuan dalam penjualan celanan dalam yang bewarna.

Menurut blog dari Ahli Pakaian Dalam, pria ternyata cenderung mencari kepraktisan, bukan fashion ketika sedang sulit. Sedangkan Hukum Index Celana menunjukkan, laki-laki selama masa-masa sulit cenderung memilih yang polos, warna klasik, dan membeli cerah ketika dunianya kembali indah, seolah-olah ekonomi semakin sehat.

Sebuah penelitian sebelumnya yang diterbitkan theunderwearexpert.com, menduga, penurunan ekonomi tahun 2008 menyebabkan pria kurang bereksperimen dengan pembelian pakaiannya. Penjualan celana dalam dari kain baru seperti bamboo dan soy blends menderita sementara katun klasik dan spandek meningkat.

Hal yang sama terjadi pula pada warna. Selama perekonomian sulit pria cenderung mencari yang klasik.

“Percaya atau tidak, selama beberapa tahun terakhir koleksi pakaian pria bermerek semakin berwarna-warni, lebih dibanding perempuan pada kenyataannya,” ujar Jane Garner, pendiri Deadgoodundies.com kepada mnn.com. “Pria lebih memilih warna polos,” tambahnya.

Sebelumnya untuk kaum wanita, Indeks Hemline menelurkan konsep pada 1926 dari Profesor Amerika Serikat Geroge Taylor, dari Pennsylvania University Wharton School.

Ia mengamati gaun wanita yang semakin pendek selama harga saham meningkat.

Singkatnya, ketika ekonomi rendah, wanita memilih rok panjang. Studi itu menunjukkan kalau hal tersebut kenyataannya menjadi indikator yang akurat tentang keadaan ekonomi sepanjang abad 20.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post