Gelombang tsunami yang meluluhlantakan Aceh, menyisakan aneka tempat yang merekam kedahsyatannya. Sebagai bukti, ada kapal seberat 2.600 ton yang dibawa gelombang tsunami ke tengah kota Banda Aceh. Nyaris tak masuk di akal.
PLTD Apung merupakan kapal berbobot 2.600 ton. Saat kejadian tsunami 26 Desember 2004 silam, kapal ini sedang berada di Pantai Ulee Lhee, Banda Aceh. Akibat diterjang tsunami, kapal terseret dan terdampar 5 km ke perkampungan Gampong Punge, Blangcut, Banda Aceh.
Wisatawan bisa berkunjung ke tempat ini untuk membuktikan kedahsyatan tsunami aceh. Kapal PLTD Apung kini menjadi monumen tidak sengaja dari bencana besar itu. Sejak April 2012, di sekeliling area dipagari besi setinggi 1,5 meter. Beragam fasilitas ditambah, mulai dari jembatan, prasasti hingga ruang dokumentasi.
Wahyu adalah seorang traveler yang pernah berkunjung ke PLTD Apung. Kepada detikTravel, Wahyu mengatakan kunjungan liburan ke PLTD Apung adalah pengalaman traveling yang berkesan.
"Saya sengaja ingin lihat karena sudah sering mendengar sebelumnya. Pertama datang malam-malam tapi kurang puas, terus besoknya balik lagi, baru deh bisa berkunjung ke dalam," kata Wahyu, Kamis (18/4/2013).
PLTD Apung buka pukul 09.00-13.00 dan 14.00-17.00 WIB. Untuk masuk, menurut Wahyu pengunjung tidak dikenakan tiket. Namun ada kotak sumbangan di dekat pintu masuk dan buku tamu untuk diisi wisatawan.
Di depan pos jaga terdapat prasasti setinggi kurang lebih 2,5 meter. Di bagian paling atas terdapat jam bundar yang merujuk angka 07.55 WIB (waktu terjadinya tsunami). Di bawah prasasti berisi nama-nama desa dan korban jiwa. Di dekat prasasti terdapat relief terbuat dari tembaga yang berkisah terdamparnya PLTD.
Setelah melintasi prasasti, pengunjung langsung dihadapkan pada kapal raksasa yang bagian bawahnya terbenam di tanah. Ada beberapa undakan di kapal ini. Di puncak terdapat beberapa teropong. Jika diarahkan ke utara, maka terpampang Samudera Hindia, ke selatan dan timur ada Kota Banda Aceh, dan ke arah barat ada kota dan perbukitan.
"Tempatnya terawat, pakai pagar. Rapi, ada taman dan permainan anak juga," kata Wahyu.
Menurut dia, kondisi kapal masih utuh. Sisa-sisa tsunami juga terlihat jelas, seperti rumput yang tersangkut di ban, pasir di dalam ruangan, kabel yang putus, dan lain-lain. Jangkar tergeletak berada di dek paling bawah. Wahyu menyarankan traveler berbincang-bincang dengan para pedagang suvenir.
"Ajaib deh kalau mendengar cerita warga yang jualan suvenir. Nanti diceritakan ini bekas rumah siapa yang kena tsunami. Ada juga cerita soal masjid yang tidak hancur terkena tsunami," ujar Wahyu.
Dahsyatnya lagi, PLTD Apung sebenarnya bertengger menimpa sebuah rumah. Wisatawan masih bisa melihat sisa tembok, bahkan sofa kusam dari rumah tersebut dibiarkan begitu saja. Wahyu sangat merekomendasikan agar wisatawan berkunjung ke PLTD Apung.
"Pasti dong saya merekomendasikan datang ke situ. Dengar ceritanya kurang seru, mesti datang langsung," tutup Wahyu.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon