Pilot menjadi sosok yang keren karena hampir selalu tampil sempurna di depan umum. Kemampuannya menerbangkan pesawat pun jadi nilai plus paling utama. Sebenarnya, bagaimana kehidupan mereka?
Kelsel Rexroat dari Travelzoo mewawancara seorang pilot dari maskapai terkenal di AS. Dari Huffington Post, berikut wawancaranya:
1. Apa yang tidak dimengerti orang banyak mengenai pekerjaan Anda?
Pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah "Anda terbang ke rute mana?". Karena pada dasarnya, kami tidak memiliki rute pasti. Setiap minggu kami diberi jadwal berbeda dan kami tidak bisa memilih rute apa yang diinginkan. Kecuali, Anda bekerja menjadi pilot pribadi.
2. Haruskah penumpang kuatir saat turbulensi?
Saat turbulensi biasa, penumpang tak perlu merasa kuatir. Yang harus dilakukan adalah mengenakan dan mengencangkan sabuk pengaman dan hindari minuman yang bisa tumpah ke depan atau sebelah Anda. Pesawat terbaru lebih tahan goncangan, jadi penumpang tak terlalu merasa guncangan dari turbulensi.
Lagipula, jika tidak terlalu terpaksa, kami tidak akan berjalan di area yang potensi turbulensi. Jika terjadi turbulensi, berarti cuaca sedang jelek seperti hujan lebat yang disertai guntur dan kilat.
3. Selain mengemudikan pesawat, apa lagi yang dilakukan di kokpit?
Biasanya, saya membaca majalah, mengisi TTS atau membaca buku yang bertema ringan. Saat cuaca sedang cerah dan tidak banyak yang bisa dilakukan, biasanya kami lebih mudah mengantuk. Menyibukkan diri dengan membaca bisa membantu menghilangkan kantuk.
4. Seberapa sering pilot menggunakan autopilot?
Itu tergantung pesawat, maskapai, dan pilot itu sendiri. Biasanya, semakin besar pesawat, semakin banyak opsi otomatis yang bisa digunakan sang pilot. Kebanyakan pesawat baru bahkan bisa mendarat otomatis, hanya dengan sedikit bantuan dari pilot.
Sementara bagi pesawat kecil, tidak ada autopilot sama sekali. Jadi saat mengendarai pesawat kecil ini, kami harus memegang kendali sepanjang perjalanan.
Beberapa maskapai memperbolehkan menggunakan autopilot setelah pesawat berada di ketinggian 10.000 kaki. Sementara beberapa lainnya boleh menggunakan autopilot dibawah ketinggian 10.000 kaki.
Sebenarnya, autopilot sangat membantu kami. Kami biasanya terbang lebih dari 15 jam dalam satu hari. Itu bisa 6 kali terbang. Autopilot ini sangat meringankan kerja kami sehingga bisa mengembalikan vitalitas.
5. Hal apa yang paling menyebalkan dari penumpang?
Penumpang yang marah-marah kepada petugas bandara atau kru pesawat. Ya kami tahu traveling memang melelahkan, dan Anda harus melewati banyak jalur yang mungkin merepotkan. Namun bukan berarti Anda bisa menyalahkan orang yang tidak bersalah.
Untungnya, saya berada di kokpit dan tak harus berurusan dengan orang-orang yang seperti itu. Namun jangan salah, kami bisa saja menolak atau menurunkan Anda di tengah jalan jika kelakuan Anda mengganggu banyak orang.
6. Seberapa penting mematikan ponsel saat terbang?
Banyak orang akan sebal dengan perkataan saya saat ini. Karena sebenarnya, aktif atau tidaknya ponsel tidak terlalu berpengaruh pada penerbangan. Saya dan partner saya sering lupa mematikan ponsel saat terbang. Kami pun mendapat telpon dan SMS masuk saat turun dari ketinggian 18.000 kaki.
Kenyataannya, komunikasi dan mesin kami baik-baik saja. Namun Anda tetap harus mendengarkan imbauan yang diberikan para pramugari atau pramugari yang bertugas. Karena memang seperti itu regulasi yang berlaku, dan Anda harus menurutinya.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon