-->

Kamis, 18 April 2013

Sunat Cegah HIV karena Ubah Ekosistem Bakteri di Penis

author photo
Ilustrasi

Berbeda dengan di Asia, praktik khitan atau biasa disebut dengan sunat memang belum banyak dilakukan di negara-negara Barat. Namun belakangan praktik ini tengah digalakkan disana karena manfaatnya yang luar biasa dalam mencegah infeksi penyakit seksual menular seperti herpes, kutil kelamin hingga HIV/AIDS. Bahkan dikatakan prosedur ini menyebabkan risiko HIV atau penyakit menular seksual lainnya bisa berkurang hingga 50 persen.

Kendati begitu tak banyak pakar yang tahu bagaimana mekanisme yang mendasari prosedur sunat dan manfaatnya dalam mencegah infeksi HIV/AIDS.

Sebuah studi baru dari AS pun mengungkap bahwa prosedur pengambilan kulup penis ini memberikan perlindungan dari HIV dan virus-virus lainnya karena bakteri tak dapat berkembang biak di bawah kulup. Dengan kata lain peneliti menemukan bahwa prosedur ini dapat mengubah lingkungan tempat tinggal mikroorganisme yang ada di penis.

Untuk studi ini, peneliti Dr. Lance Price dan rekan-rekannya dari George Washington University, AS menggunakan sampel dari uji coba sunat massal di Uganda.

Peneliti membandingkan sampel dari para partisipan sebelum disunat dan sampel satu tahun kemudian. Dari situ diketahui bahwa satu tahun setelah disunat, jumlah total bakteri yang ada di kulup penis partisipan pun menurun secara signifikan dan prevalensi bakteri anaerob (organisme yang tak dapat hidup tanpa oksigen) menjadi berkurang.

Kondisi ini dilihat peneliti sebagai hal yang baik karena menurut Dr. Price, sebagian spesies bakteri yang jumlahnya berkurang diketahui menyebabkan inflamasi atau peradangan.

"Perubahan ini begitu dramatis. Dilihat dari perspektif ekologis, hal ini luar biasa," kata Dr. Price seperti dilansir Daily Mail, Kamis (18/4/2013).

"Anda menghilangkan kulupnya dan jumlah oksigen yang ada di penis menjadi meningkat sekaligus menurunkan kelembabannya. Itu sama artinya dengan mengubah ekosistem yang ada di penis sehingga penis tidak menjadi sarang virus," tambahnya.

Namun peneliti mengaku masih memerlukan studi lanjutan untuk memastikan mekanisme yang mendasari manfaat disunat terhadap penurunan risiko HIV/AIDS. Jika peneliti berhasil melakukannya, tidak menutup kemungkinan jika peneliti akan mendorong setiap pria agar disunat.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal American Society for Microbiology.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post