Kalau kamu punya band, ada baiknya jika kamu mengingat baik-baik yang kami tuliskan dalam daftar berikut ini. Bukan apa-apa, di bawah ini ada contoh tujuh band yang bubar karena alasan-alasan yang barangkali terlihat konyol, namun sebenarnya justru sangat masuk akal.
Padahal, tujuh band ini semuanya keren-keren. Nah, kalau kamu merasa band-mu keren tetapi bermasalah, coba disimak, jangan-jangan masalahmu sama seperti mereka ini?
1. The Beach Boys
Gila dan jenius memang tipis sekali bedanya. Yang dikerjakan Brian Wilson bersama The Beach Boys adalah sebuah revolusi, dan justru itu masalahnya. Brian yang notabene paling banyak memberikan sumbangan kepada band, adalah yang paling sukar dibangunkan. Kenapa begitu? Karena Brian terlalu tenggelam dalam lautan LSD. Ketika otak Brian jadi terlalu kreatif dan menciptakan musik yang disebut rekannya, Mike Love, dengan 'avant-garde sh*t', itulah akhir segalanya. Brian mengundurkan diri.
Poin: Temanmu begitu pintar, dia membuat bandmu jadi terkenal. Tetapi dia juga terlalu banyak bermain narkoba. Jadi?
2. Blondie
Band ini pernah amat populer. Lagunya keren, demikian juga Debbie Harry sang frontwoman, dan di sana letak masalahnya. Tak hanya keren, Debbie juga dianggap cantik dan seksi. Di pertengahan tahun 80-an, tensi grup sudah tak tertahankan dan akhirnya mereka bubar. Debbie dianggap terlalu mendominasi, dan itu bukan cuma soal keseksiannya.
Poin: Ya, kalau vokalismu sangat tampan atau sangat cantik, bukan salahnya, sih. Tetapi semoga dia tidak merasa jadi raja atau ratu dalam band.
3. The Mamas and The Papas
Ini memang band tua, tetapi ada pelajaran penting yang bisa kamu tarik. Seperti di perusahaan-perusahaan, peraturan dilarang menjalin cinta mungkin patut diterapkan.
Harmoni dan melodi The Mamas and The Papas mengalir lancar, sampai hubungan pernikahan antara John dan Michelle Phillips memburuk, karena Michelle terlibat hubungan cinta dengan Denny Doherty yang juga personel The Mamas and The Papas. Pada 1971, grup vokal ini bubar.
Poin: Mudah dikatakan, sukar diterapkan. Jangan melibatkan perasaan!
4. The Beatles
Barangkali memang hanya mitos, tetapi mungkin juga tidak. Sebuah rumor menyebutkan, Yoko Ono, istri John Lennon, mempunyai pengaruh begitu besar terhadap band sang suami, sampai ketiga rekan John dikatakan muak kepada Yoko.
Apakah Yoko penyebab bubarnya The Beatles? Tidak ada yang benar-benar tahu, namun segala hal yang berlebihan memang patut diwaspadai.
Poin: Sebuah pepatah bijak menyebutkan, there's a great woman behind every great man. Hmmm.
5. The Clash
Sekelompok anak muda yang tampak pemarah ini melahirkan sejumlah megahit yang akhirnya menjadi standar klasik musik punk. The Clash jadi sangat terkenal dengan gaya anarkis dan anti-mainstream mereka, lalu masuk ke sebuah label besar, diikuti sejumlah tur panjang. Merasa tak sesuai dengan popularitas yang menyertai, The Clash pun mundur dari hingar-bingar dan sampai sekarang, masih dihormati orang.
Poin: Kalau urusannya dengan attitude dan hati, ya mau bagaimana lagi...
6. Sex Pistols
Dikonsep oleh sang manajer Malcolm McLaren, Sex Pistols adalah bentuk punk dari kejayaan Elvis Presley. Suatu hari, vokalis Johnny Rotten mulai mengeluhkan kelakuan bassist-nya, Sid Vicious. Karena Sid adalah aset band, maka Johnny yang dipecat Malcolm. Tentu saja, Sex Pistols tidak sanggup bertahan lama tanpa satu-satunya orang yang 'waras' di antara pengguna obat bius dan pengeruk uang.
Poin: Manajer band memang penting, namun pastikan dia adalah bagian dari 'keluarga' band, bukan sekadar pencari uang.
7. The Pixies
Terakhir, band era 80-an yang mencoba bertahan melalui perubahan generasi ini bubar dengan cara sangat aneh. Gitaris Black Francis mengumumkan pembubaran The Pixies secara sepihak melalui siaran radio BBC pada 1993, tanpa penjelasan maupun konsultasi dengan personel lain.
Kim Deal dan David Lovering kemudian menemukan bukti bubar tersebut, dari mesin fax masing-masing. Mungkin kalau zaman sekarang, sama seperti jika temanmu mengumumkan bubar lewat Twitter. Ouch.
Poin: Band bukan cuma buat senang-senang. Grow up, please.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon