Berbagai langkah dilakukan BlackBerry untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Sayangnya, hal ini harus mengorbankan penggunanya di tengah ketidakpastian.
Banyak hal yang harusnya jadi kekuatan BlackBerry mulai dipreteli. Hal ini pun membuat nilai plus dari layanan dan handset asal Waterloo tersebut makin berkurang saja.
Alhasil, kini pengguna setia perangkat si berry hitam makin galau karena langkah BlackBerry ke depan masih kabur. Seperti apa memangnya kegalauan ini? Simak 5 ulasannya berikut.
1. BBM tak lagi eksklusif
Resmi sejak Oktober 2013 lalu, BlackBerry Messenger (BBM) sudah tidak lagi jadi aplikasi eksklusif di smartphone BlackBerry lagi. Hal ini dikarenakan BBM sudah dibuka aksesnya bagi pengguna smartphone lain yang berbasis iOS maupun Android.
Hal ini pun mengejutkan karena BBM merupakan salah satu fitur mahal dan andalan yang dimiliki oleh BlackBerry. Hal ini pun membuat pengguna BlackBerry yang sebelumnya bergantung pada BBM jadi bertanya-tanya untuk apa gunanya smartphone BlackBerry jika BBM sudah tidak lagi eksklusif.
2. BBOS 7 akan mati
BlackBerry OS 10 adalah sistem operasi versi terbaru dari perusahaan asal Kanada tersebut. Meski begitu, pengguna BlackBerry di seluruh dunia masih ada yang menggunakan BB7, BB6, bahkan BB5.
Menanggapi hal tersebut, BlackBerry akan memberlakukan kebijakan untuk meningkatkan pengguna BB10, yaitu dengan membuat BB7 pensiun.
"Kami akan menghentikan dukungan BB7, salah satunya dengan menghentikan penjualannya. Tak hanya BB7, BB yang masih menggunakan OS lawas pun juga akan bernasib sama. Setelah itu, konsumen diharapkan untuk beralih ke BB10," ujar BlackBerry Managing Director of India, Sunil lalwani, seperti yang dikutip dari N4BB (2/1).
Padahal, selama ini perangkat BlackBerry 7 lebih murah ketimbang perangkat BlackBerry 10. Jika BBOS 7 mati, maka yang tersisa adalah perangkat kelas atas dengan BlackBerry 10 saja.
3. Tak lagi buat tablet
Sebuah lansiran terbaru diungkapkan oleh BlackBerry managing director of India, Sunil Lalwani, bahwa perusahaan tidak akan memproduksi lagi perangkat tablet, seperti yang dikutip dari Ubergizmo (2/1).
Menurut sumber tersebut dikatakan bahwa tablet terakhir milik BlackBerry adalah Playbook dan tidak akan ada lagi.
Sebenarnya, rencana BlackBerry untuk mengikuti pasar pada waktu itu sudah cukup benar, namun entah apa yang terjadi. Semuanya seperti tak sebanding. Penjualan Playbook justru mengecewakan.
Padahal, jika melihat tren saat ini, perangkat dengan layar lebar seperti phablet dan tablet sangat digemari masyarakat. Namun, mungkin karena kalah bersaing, BlackBerry pun tak menyediakan tablet lagi bagi para pengguna setianya.
4. BES juga akan dilepas
BlackBerry Messenger (BBM) sepertinya bukanlah satu-satunya layanan BlackBerry yang dibawa masuk ke Android dan iOS. Dalam pertemuan terakhir dengan para investor, CEO BlackBerry mengisyaratkan akan membawa lebih banyak lagi pengalaman ber-BlackBerry pada kedua perangkat tersebut.
Seperti yang dilansir oleh Tom's Hardware (29/12), John Chen menyebutkan bahwa hal itu dilakukan karena memang merupakan keunggulan dari BlackBerry. Dengan memasukkan lebih banyak layanan BlackBerry pada iOS dan Android, Chen yakin lebih banyak orang akan terbantu.
"Salah satu yang terbaik dari BlackBerry adalah pemahamannya dalam hal keamanan dan produktivitas. Saya ingin memberikan pengalaman ber-BlackBerry lebih dalam pada Android dan iOS," katanya.
Untuk layanan yang akan diberikan pada iOS dan Android tersebut di antaranya adalah BES atau BlackBerry Enterprise Servers. Ini adalah layanan penghubung yang disediakan BlackBerry khusus untuk pelanggan korporasi dan pebisnisnya.
Chen sedang mempertimbangkan akan menggunakan layanan ini dengan dipadukan BBM. Nantinya pengguna akan ditarik bayaran tertentu jika menggunakan dua layanan ini secara bersamaan.
"Kompetitor kami bilang bahwa BES hanya bisa jalan di perangkat BlackBerry saja, padahal ini salah," sebutnya.
5. Tak ada BlackBerry Live di 2014
Baru-baru ini sebuah lansiran dari Phone Arena (23/12), BlackBerry telah mengumumkan bahwa acara rutin tahunan yang biasa dikenal sebagai BlackBerry Live batal digelar.
Di tahun 2014 sudah dipastikan bahwa tidak ada BlackBerry Live. Lantas ada apa sebenarnya?
Kemungkinan, hal tersebut disebabkan oleh semakin meruginya perusahaan asal Kanada ini. Belum lama, BlackBerry melaporkan kondisi keuangannya untuk kuartal ketiga tahun ini. Hasilnya, 'penyakit' mereka makin parah dengan mengalami kerugian hingga USD 4,4 miliar atau setara Rp 53,6 triliun.
Padahal, acara BlackBerry Live bisa dibilang penting untuk mengetahui seperti apa langkah ke depan BlackBerry selanjutnya. Di acara ini, BlackBerry dan para developer aplikasinya dari seluruh dunia bertukar pikiran untuk memberikan input yang berharga bagi perusahaan asal Waterloo tersebut.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon