Tamoranews.com - Tiga elemen yang harus dipahami oleh para fotografer adalah aperture, shutter speed, dan ISO. Keterkaitan ketiga fungsi tersebut memang sangat erat, dan bisa menyebabkan sebuah foto bisa tak sedap dipandang jika salah mengaturnya. Namun kali ini, yang sedang dibahas adalah aperture.
Aperture adalah sebuah lapisan di dalam lensa yang bisa melebar dan juga mengecil, tergantung dengan pengaturan dan kebutuhan. Pada dasarnya, semakin besar aperture, maka semakin banyak pula cahaya yang bisa masuk ke dalamnya. Dan semakin besar aperture, maka semakin banyak pula bokeh yang dihasilkan di sekitar bidang fokus.
Apa dan bagaimana aperture pada lensa kamera mirrorless, DSLR, maupun yang lain? Untuk lebih jelasnya, simak saja deretan fotonya berikut ini.
1. Cara kerja
Sering disebut dengan aperture blades, diafragma adalah sebuah lapisan pada lensa yang terdiri atas beberapa bagian. Pergerakan aperture tergantung dari pengaturan, yang biasanya diwakili oleh huruf F pada kamera dan lensa.
Semakin kecil angka F, maka semakin lebar bukaan aperture pada lensa Anda. Contoh, F/1.8 akan jauh lebih besar dibandingkan dengan F/2.0, dan seterusnya.
2. Nilai
Seperti pada penjelasan sebelumnya, semakin besar aperture atau diafragma, maka akan semakin banyak cahaya yang masuk. Artinya, Anda juga harus mengimbanginya dengan menurunkan ISO, serta meningkatkan kecepatan buka rana agar gambarnya tidak terlalu terang.
Pengaturan aperture lebar biasanya digunakan oleh mereka yang gemar menghasilkan bokeh di luar bidang fokus seperti pada gambar di atas.
3. Depth of Field
Aperture erat kaitanntya dengan Depth of Field. Sesuai dengan namanya, depth of field lebih menitikberatkan pada kedalaman warna, serta ketajaman pada objek. Namun arti sebenarnya dari DOF adalah kedalaman ruang, yang hasilnya bervariasi, tergantung dari jenis kamera, lensa, serta jaraknya ke titik fokus.
Artinya adalah, lebar aperture dan jarak fokus bisa menentukan karakteristik dari sebuah foto. Jika Anda tak percaya, coba saja bidik sebuah objek dengan F/1.8 dan ulangilah beberapa kali dari jarak yang berbeda. Lalu coba lagi dengan bukaan aperture yang berbeda, maka Anda bisa memahami sendiri fungsi aperture ini.
4. Difraksi
Sebaliknya, difraksi dalam sebuah foto juga harus diperhatikan. Contoh gampangnya begini, jika tadi Anda telah bereksperimen dengan aperture sangat lebar, cobalah menggunakan aperture paling kecil. Biasanya, teknik ini sering digunakan oleh fotografer landscape untuk menghasilkan foto pemandangan yang luar biasa cantik.
Meski menggunakan diafragma kecil, tentu saja mereka masih mengkombinasikannya dengan 2 elemen lain yaitu kecepatan buka rana dan juga ISO. Jika seimbang, maka hasilnya akan tampak seperti foto di atas.
5. Kesimpulan
Memahami aperture memang sangat penting dilakukan mereka yang sedang mendalami fotografi. Jika tadi Anda telah sedikit mengetahui tentang fungsinya, maka langkah selanjutnya adalah mencobanya sendiri, dengan berbagai metode. Hasil yang berbeda-beda akan memberikan pelajaran berharga bagi Anda yang masih awam dengan 3 elemen penting dalam fotografi tersebut. Nah, tunggu apa lagi? Selamat mencoba.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon