Miras masih sangat diminati, meskipun tahu akibatnya jika berlebihan dapat merusak tubuh hingga berujung kematian.
Tamoranews.com - Beragamnya budaya di Indonesia menghasilkan beragam pula jenis minuman khas olahan daerah, mulai dari minuman herbal hingga minuman keras (miras) yang sering digunakan untuk upacara adat. Minuman kerasnya pun memiliki kadar alkohol yang tinggi.
Tentu saja, masyarakat daerah selalu memproduksi miras untuk sajian khas ritual, tapi semakin berjalannya waktu, banyak orang juga mengonsumsi miras untuk kesenangan. Miras masih sangat diminati, meskipun tahu akibatnya jika berlebihan dapat merusak tubuh hingga berujung kematian.
Dilansir dari Merdeka, ada lima jenis miras khas dari daerahnya masing-masing.
1. Ciu, cemceman bayi tikus
Minuman keras Ciu berasal dari daerah Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pembuatannya terbuat dari fermentasi beras, ketan, ataupun tebu yang ditambah dengan etanol dan berbagai lainnya.
Ciu mempunyai kadar alkohol mencapai 90%. Untuk menambah rasa Ciu, konon si pembuat mencampurkan dengan cindil atau bayi tikus yang masih merah dan belum membuka mata. Sebelumnya, cindil direndam bersama cairan etanol.
Terlihat menjijikan, tapi penikmat Ciu masih saja banyak. Alasannya, miras ini berbeda dengan minuman bermerek, ciu langsung bikin nyos. Namun tetap, minuman beralkohol sangat berbahaya bagi tubuh karena kandungan alkohol yang begitu tinggi.
2. Cap Tikus
Minuman keras cap tikus berasal dari Manado. Miras ini berasal dari hasil penyulingan Sagoer, atau cairan yang disadap dari pohon aren dan mengandung kadar alkohol sekitar 5 persen. Biasanya, para petani yang sering mengosumsi minuman ini, namun karena kadar alkoholnya bisa membuat mabuk, banyak orang yang menyalahgunakan minuman ini.
Di Manado sendiri ada anekdot yang mengatakan, cukup minum satu seloki cap tikus sebagai penambah darah, sebab dua seloki bisa masuk penjara, dan tiga seloki bakal ke neraka.
3. Tuak
Tuak merupakan minuman keras khas Indonesia hasil fermentasi dari bermacam buah. Bahan-bahan tuak biasanya beras atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira kelapa atau aren, legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain. Kadar alkohol tuak juga sangat tinggi, bisa sangat memabukkan.
Begitu banyak nama untuk minuman ini di Indonesia, karena sebagian masyarakat adat mempunyai tuak khas untuk sajian ritual. Misalnya tuak orang Batak, khususnya di Medan, minuman ini sering disebut bir panjat, karena cara membuatnya harus memanjat pohon aren terlebih dahulu.
4. Arak Bali
Minuman keras khas Bali ini merupakan hasil fermentasi dari sari kelapa dan buah-buahan. Kadar alkoholnya bisa mencapai 37-50%. Seperti daerah lainnya, arak ini juga sering digunakan dalam upacara-upacara adat. Dalam upacara adat, arak akan dituangkan ke daun pisang yang sudah dibentuk seperti tangkup, kemudian arak akan dicpiratkan tangan kanan dengan bantuan sebuah bunga.
Namun, arak untuk upacara bermutu rendah, karena arak terbaik akan diminum. Arak Bali tak hanya populer di Indonesia, tapi di kalangan wisatawan asing juga sudah cukup terkenal, apalagi minuman cocktail 'arak attack'. Resep cocktail ini berasal dari campuran Arak Bali dan orange juice.
5. Sopi
Sama seperti daerah-daerah lain, minuman asal Maluku ini digunakan untuk upacara adat. Sopi merupakan fermentasi dari pohon aren dan memiliki kadar alkohol di atas 50%. Pembuatan sopi yang menghasilkan rasa khasnya adalah penambahan bubuk akar Husor dan penggunaan bambu untuk penyulingan.
Meskipun pemerintah setempat menganggap minuman ini ilegal, tapi sopi sudah mendarah daging dengan masyarakat Maluku. Maka dari itu, para pembuat sopi tradisional masih terus memproduksi karena hasil dari pembuatan sopi bisa menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke bangku kuliah.
Seperti kata sebuah lirik lagu berjudul Sopi, katong jadi sarjana karena sopi jua. Lagu ini dinyayikan oleh musisi daerah yaitu bung Dalens. Selain itu, ada yang bilang rasa sopi mirip vodka.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon