Tamoranews.com - Musik dangdut memiliki tempat tersendiri di pecinta musik Tanah Air. Musik yang dinilai lebih merakyat ini kerap terdengar di sudut-sudut kota hingga ke desa.
Penamaan musik dangdut berasal dari bunyi khas gendang 'dang' dan 'dut'. Musik dengan ritme dinamis itu pada dasarnya dipengaruhi oleh musik Melayu, hingga akhirnya mendapat hati para pecinta musik Tanah Air.
Pada awalnya dangdut didominasi oleh tabuhan tabla atau gendang. Salah sedikit saja irama yang dimainkan, kesalahan itu bisa terdengar jelas karena ritme dan aransemennya tertata.
Demikian dikatakan Suntono, musisi dangdut yang juga pimpinan Orkes Melayu (OM) Elsitara seperti dikutip laman Joglosemar.co. Dari sisi vokal, sang penyanyi tidak bisa sembarang mengeksplorasi cengkok dan tangga nada.
Namun seiring perkembangan zaman, musik dangdut bermetamorfosis. Nah saat ini, musik tradisional merakyat yang banyak digaungkan adalah dangdut koplo.
"Selain permintaan pasar, sisi ketidaknyamanan musisi dangdut klasik dalam berekspresi inilah yang sering dijadikan alasan, untuk hijrah ke aliran koplo," kata Suntono.
Jadi apa sih dangdut koplo? Sekilas, tak perbedaan kedua jenis dangdut ini. Namun, jika diperhatikan, musik koplo didominasi tabla yang bersuarakan 'dang,' dibandingkan 'dut'. Teknik menggeser tangan di lapisan kulit tabla dengan suara 'dang' itulah yang membuat suasana jadi lebih semarak.
Ya, dangdut koplo dinilai punya ciri khas, yaitu tempo dan permainan gendang. Berdangdut ala koplo tak semudah membalikkan telapak tangan. Di situlah tantangan bagi para pedangdut, untuk menunjukkan kualitas masing-masing.
Sejarah Musik Koplo
Dangdut koplo berkembang pesat di wilayah Jawa Timur, pesisir Pantai Utara (Pantura). Lebih jauh, laman Facebook Dang-Dut Koplo Jawa Timur menjelaskan pada 1993, dangdut koplo pertama kali dimainkan oleh komunitas kecil di pinggiran Kota Surabaya, tepatnya di daerah Girilaya atau Gang Jarak.
Saat itu, pemain gendang adalah Cak Naryo yang kerap memainkan irama musik Dangdut Kotekan--musik untuk membangunkan sahur warga di bulan puasa.
Lalu permainan gendang disempurnakan oleh Cak Sugeng yang akhirnya iramanya dikenal sebagai dangdut koplo. Perkembangan musik koplo akhirnya memunculkan sosok penabuh gendang koplo yang kreatif, dan mempunyai improvisasi cukup bagus, yaitu Cak Slamet.
Cak Slamet memainkan gendangnya dengan begitu menjiwai dan tampak sangat menikmati permainannya. Dia dikenal sebagai Slamet Pallapa atau sekarang Slamet New Pallapa.
Sementara itu, Dwi Jaya pengamat musik gaek dari Solo berpendapat, aliran musik dangdut koplo merupakan wujud perpaduan tingkat tinggi, antara musik etnis, dangdut, dan reggae.
Sebab ada ritme dan hentakan ketipung rancak di saat tertentu yang merupakan ciri khas garap jenggleng dalam karawitan.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon