Selama ini Apple dikenal memiliki pengawasan dan kebijakan sensor yang ketat untuk aplikasi. Ketatnya sistem sensor Apple pun semakin terbukti saat memblokir sebuah aplikasi yang bisa dibilang merupakan sebuah kritik terhadap industri ponsel, dalam bentuk game mini.
Aplikasi yang bernama "Phone Story" ini mencakup empat mini game, yang mengisahkan sulitnya mensuplai komponen yang digunakan untuk smartphone. Sindiran ini termasuk mengenai eksploitasi penambangan coltan di Kongo, eksploitasi pekerja di Cina, limbah perusak lingkungan di Pakistan, dan maniakgadget di Barat.
Walau tidak bermaksud menyindir pembuatan iPhone, namun salah satu gamemenggambarkan pekerja yang bunuh diri dengan lompat dari pabrik. Kejadian ini hampir sama dengan kejadian upaya bunuh diri yang dilakukan sejumlah pekerja Foxconn, yang merupakan rekanan pembuat komponen untuk produk Apple.
Menanggapi ini, Paolo Pedercini dari Molleindustria (pengembang aplikasi Phone Story) mengatakan, aplikasi ini tidak dimaksudkan untuk mencegah orang membeli ponsel. Aplikasi ini dibuat sebagai bentuk kritik terhadap konsumerisme.
"Banyak yang mendengar kabar upaya bunuh diri karyawan Foxconn atau limbah industri ponsel. Dengan 'Phone Story', kami ingin menghubungkan segala aspek dan menghadirkan itu dalam kerangka yang luas mengenai persoalan konsumerisme teknologi," kata Pedercini saat diwawancara Gamasutra, sebuah laman khusus game dan aplikasi.
"Kami tidak ingin menghentikan orang membeli smartphone. Tapi mungkin kami bisa sedikit berkontribusi dalam mengubah persepsi mengenai apa yang 'keren' menjadi 'tidak keren'. Ini sama seperti yang terjadi dalam konsumerisme mantel bulu hewan, permata, dan rokok. Saya heran, mengapa orang tidak melihat itu di iPad," lanjut Pedercini.
Saat ini, aplikasi ini masih tersedia di Android Market, dan bisa diunduh dengan harga Rp8.629. Dalam keterangannya, hasil keuntungan dari penjualan aplikasi ini akan didonasikan untuk lembaga yang bergerak dalam advokasi melawan penyimpangan yang dilakukan korporasi.
Seperti dikutip dari laman The Guardian, Apple mengirim email konfirmasi pemblokiran "Phone Story" dengan alasan donasi dan konten yang "mengandung kekerasan atau eksploitasi anak". Namun, masih jadi pertanyaan siapa yang keberatan dengan konten aplikasi ini: pengguna atau Apple?
Saat dikonfirmasi The Guardian, Apple tidak bersedia memberikan komentar. (umi)
Aplikasi yang bernama "Phone Story" ini mencakup empat mini game, yang mengisahkan sulitnya mensuplai komponen yang digunakan untuk smartphone. Sindiran ini termasuk mengenai eksploitasi penambangan coltan di Kongo, eksploitasi pekerja di Cina, limbah perusak lingkungan di Pakistan, dan maniakgadget di Barat.
Walau tidak bermaksud menyindir pembuatan iPhone, namun salah satu gamemenggambarkan pekerja yang bunuh diri dengan lompat dari pabrik. Kejadian ini hampir sama dengan kejadian upaya bunuh diri yang dilakukan sejumlah pekerja Foxconn, yang merupakan rekanan pembuat komponen untuk produk Apple.
Menanggapi ini, Paolo Pedercini dari Molleindustria (pengembang aplikasi Phone Story) mengatakan, aplikasi ini tidak dimaksudkan untuk mencegah orang membeli ponsel. Aplikasi ini dibuat sebagai bentuk kritik terhadap konsumerisme.
"Banyak yang mendengar kabar upaya bunuh diri karyawan Foxconn atau limbah industri ponsel. Dengan 'Phone Story', kami ingin menghubungkan segala aspek dan menghadirkan itu dalam kerangka yang luas mengenai persoalan konsumerisme teknologi," kata Pedercini saat diwawancara Gamasutra, sebuah laman khusus game dan aplikasi.
"Kami tidak ingin menghentikan orang membeli smartphone. Tapi mungkin kami bisa sedikit berkontribusi dalam mengubah persepsi mengenai apa yang 'keren' menjadi 'tidak keren'. Ini sama seperti yang terjadi dalam konsumerisme mantel bulu hewan, permata, dan rokok. Saya heran, mengapa orang tidak melihat itu di iPad," lanjut Pedercini.
Saat ini, aplikasi ini masih tersedia di Android Market, dan bisa diunduh dengan harga Rp8.629. Dalam keterangannya, hasil keuntungan dari penjualan aplikasi ini akan didonasikan untuk lembaga yang bergerak dalam advokasi melawan penyimpangan yang dilakukan korporasi.
Seperti dikutip dari laman The Guardian, Apple mengirim email konfirmasi pemblokiran "Phone Story" dengan alasan donasi dan konten yang "mengandung kekerasan atau eksploitasi anak". Namun, masih jadi pertanyaan siapa yang keberatan dengan konten aplikasi ini: pengguna atau Apple?
Saat dikonfirmasi The Guardian, Apple tidak bersedia memberikan komentar. (umi)
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon