Pengemudi dan penumpang Daihatsu Xenia B 2479 XI terbukti memakai narkotika jenis ekstasi semalam sebelum kecelakaan maut terjadi di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat pada Minggu (22/1/2012) siang. Keempatnya, yakni Afriyani Susanti (29), Arisandi (34), Denny M (30), dan Adistina (26) kini sudah menjadi tersangka dan ditahan di rumah tahanan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.
Berdasarkan hasil penyidikan kepolisian, mereka mengonsumsi dua butir bersama-sama, yakni masing-masing mendapat jatah setengah butir pil ekstasi. Pil ekstasi itu didapat dari seseorang yang berada di halaman parkir kelab malam Stadium, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
"Mereka dapat dari seseorang di tempat parkir Stadium. Yang beli ada satu tersangka namanya Deny," ungkap Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Nugroho Aji Wijayanto, Selasa (24/1/2012) malam pukul 22.30, di Mapolda Metro Jaya.
Dia mengatakan, Denny membeli dari seseorang yang kini diburu kepolisian. Ekstasi itu dibeli dengan harga Rp 100.000 per butir. Padahal, standar harga ekstasi Rp 150-200.000. Sedangkan yang kualitas super itu mencapai lebih di atas Rp 300.000.
Menurut Nugroho, dengan harga yang murah seperti itu pihaknya memastikan bahwa kualitas ekstasi yang didapat para tersangka ecek-ecek. "Kualitasnya jelek itu harganya saja cuma Rp 200.000 dapat dua butir," ujar Nugroho.
Motif dari para tersangka memakai ekstasi, lanjutnya, hingga kini masih didalami aparat kepolisian. Namun, dari pengakuannya, para tersangka mengaku baru memakai narkotika. "Semuanya menjawab baru dua kali konsumsi narkoba. Cuma satu yang baru sekali ini yaitu tersangka Adistanti," ujar Nugroho.
Selain ekstasi, ada tersangka juga yang ketahuan mengonsumsi sabu pada malam sebelum kecelakaan terjadi. Dia adalah Arisandi. "Sandi saja yang pakai ganja. Lainnya tidak," kata Nugroho.
Adapun, empat kawan itu melakukan pesta narkoba di kelab malam Stadium. Saat itu mereka baru saja selesai merayakan ulang tahun salah seorang teman kampusnya di Hotel Borobudur, Jakarta. Keempatnya kemudian memutuskan melanjutlan acara dengan pesta semalam suntuk.
Usai dari Hotel Borobudur, mereka bertolak ke sebuah kafe di Kemang, Jakarta Selatan untuk minum tiga botol whiskey dan bir. Pada pukul 02.00, barulah mereka tiba di Stadium dan mulai mengonsumsi ekstasi dan minuman keras hingga pukul 10.00, mereka pun pulang.
Di bawah pengaruh alkohol dan ekstasi, Afriyani nekat menyetir. Naas, saat melintas di Jalan Ridwan Rais, konsentrasinya hilang dan menginjak pedal gas lalu menyeruduk tiga belas orang pejalan kaki. Sebanyak sembilan orang tewas, sisanya terluka.
Berdasarkan hasil penyidikan kepolisian, mereka mengonsumsi dua butir bersama-sama, yakni masing-masing mendapat jatah setengah butir pil ekstasi. Pil ekstasi itu didapat dari seseorang yang berada di halaman parkir kelab malam Stadium, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
"Mereka dapat dari seseorang di tempat parkir Stadium. Yang beli ada satu tersangka namanya Deny," ungkap Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Nugroho Aji Wijayanto, Selasa (24/1/2012) malam pukul 22.30, di Mapolda Metro Jaya.
Dia mengatakan, Denny membeli dari seseorang yang kini diburu kepolisian. Ekstasi itu dibeli dengan harga Rp 100.000 per butir. Padahal, standar harga ekstasi Rp 150-200.000. Sedangkan yang kualitas super itu mencapai lebih di atas Rp 300.000.
Menurut Nugroho, dengan harga yang murah seperti itu pihaknya memastikan bahwa kualitas ekstasi yang didapat para tersangka ecek-ecek. "Kualitasnya jelek itu harganya saja cuma Rp 200.000 dapat dua butir," ujar Nugroho.
Motif dari para tersangka memakai ekstasi, lanjutnya, hingga kini masih didalami aparat kepolisian. Namun, dari pengakuannya, para tersangka mengaku baru memakai narkotika. "Semuanya menjawab baru dua kali konsumsi narkoba. Cuma satu yang baru sekali ini yaitu tersangka Adistanti," ujar Nugroho.
Selain ekstasi, ada tersangka juga yang ketahuan mengonsumsi sabu pada malam sebelum kecelakaan terjadi. Dia adalah Arisandi. "Sandi saja yang pakai ganja. Lainnya tidak," kata Nugroho.
Adapun, empat kawan itu melakukan pesta narkoba di kelab malam Stadium. Saat itu mereka baru saja selesai merayakan ulang tahun salah seorang teman kampusnya di Hotel Borobudur, Jakarta. Keempatnya kemudian memutuskan melanjutlan acara dengan pesta semalam suntuk.
Usai dari Hotel Borobudur, mereka bertolak ke sebuah kafe di Kemang, Jakarta Selatan untuk minum tiga botol whiskey dan bir. Pada pukul 02.00, barulah mereka tiba di Stadium dan mulai mengonsumsi ekstasi dan minuman keras hingga pukul 10.00, mereka pun pulang.
Di bawah pengaruh alkohol dan ekstasi, Afriyani nekat menyetir. Naas, saat melintas di Jalan Ridwan Rais, konsentrasinya hilang dan menginjak pedal gas lalu menyeruduk tiga belas orang pejalan kaki. Sebanyak sembilan orang tewas, sisanya terluka.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon