-->

Kamis, 13 September 2012

Istana Maimoon, Jejak Kebesaran Kesultanan Melayu

author photo
Dari jauh bangunannya tidak terkesan seperti sebuah istana, bahkan menyerupai bangunan masjid. Istana ini juga sering disebut Istana Kuning karena warna kuning memang mendominasi warna bangunan. Sekilas tampak kental perpaduan budaya Melayu dan Islam. Itu yang tertangkap langsung oleh mataku. Tapi begitu memasuki gedung, penilaianku sedikit bergeser. Ada sentuhan Eropanya juga rupanya. Dan ternyata Istana Maimoon memang hasil karya arsitek Belanda, seorang tentara KNIL, bernama Kapten Th. van Erp, dan dikerjakan oleh pemborong Italia.




Bangunan istana ini rupanya merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Melayu, Arab, Moghul, India, dan Eropa. Pembangunannya konon menghabiskan dana sebesar Fl 100.000 (atau setara 1 juta gulden Belanda). Istana terdiri atas dua lantai dengan ketinggian 14,40 meter. Di bagian depan, terdapat 28 anak tangga berundak terbuat dari marmer mengkilat asal Italia. Dinding dan atapnya dihiasi ornamen perpaduan antara Melayu dan Timur Tengah. Sang arsitek, merancang bentuk pintu dan jendela dengan lebar dan tinggi sesuai gaya arsitektur Belanda. Tapi, terdapat pula beberapa pintu yang bergaya Spanyol. Sementara pengaruh Arab Islam tampak dari keberadaan lengkungan (arcade) pada atap dengan tinggi lengkungan berkisar antara lima sampai delapan meter. Keseluruhan bangunan ditopang 82 tiang batu berbentuk segi delapan dan 43 tiang kayu dengan lengkungan-lengkungan yang berbentuk lunas perahu terbalik dan ladam kuda.
Ketika akan memasuki ruangan kita disambut oleh dua buah plakat dari marmer pada pilar sebelah kanan dan kiri tangga. Yang sebelah kiri bertuliskan Aksara Arab sedangkan sebelah kanan bertuliskan Bahasa Belanda dan bertanggalkan 26 Agustus 1888 yang merupakan tanggal diresmikannya istana ini. Memasuki ruang dalam kita akan melihat pembagian ruangan berupa ruang induk, sayap kanan, dan sayap kiri. Atap bangunan yang berbentuk limas dan kubah berada tepat di atas tiga ruangan tersebut. Di ruang induk (balairung) seluas 412 meter, terdapat singgasana berwarna kuning menyala yang berhiaskan kristal cantik dari Eropa. Ruang ini merupakan tempat upacara penobatan raja dan upacara adat lainnya. Di tempat ini pula, sang Sultan menerima para pembesar kesultanan lain. Sementara itu, pada dinding ruangan ini terpajang foto sultan-sultan Deli dan permaisuri.
Selain singgasana, ruangan yang berhias ornamen dengan warna-warni yang indah ini juga terdapat beberapa benda peninggalan Kesultanan Deli, seperti sejumlah keris, pedang, payung kerajaan, tombak, lima buah gebuk (tempat air untuk membasuh tangan dan kaki sultan), dan tepak sirih. Semua benda tersebut masih terawat cukup baik. Dari ruangan ini, dapat disaksikan ukir-ukiran Melayu, seperti motif pucuk rebung pada pinggiran atas lesplank.
Ruangan-ruangan lain yang dulunya merupakan ruang pribadi raja, permaisuri, dan keluarganya kini dimanfaatkan untuk keperluan lain. Ada yang digunakan untuk memamerkan souvenir dan ada pula yang dipakai untuk menyimpan benda-benda peninggalan kesultanan.
Sementara di halaman bagian depan sebelah kanan istana ada sebuah bangunan berisi potongan meriam yang namanya meriam puntung. Kata dongeng meriam ini merupakan penjelmaan dari adik Putri Hijau yang waktu itu menjelma jadi meriam karena Kerajaan Deli diserang oleh Kerajaan Aceh akibat pinangan terhadap Puteri Hijau ditolak. Nah, ceritanya karena meriam tersebut menembak dengan terus menerus, meriam itu pun akhirnya patah jadi dua (puntung) dan konon katanya juga potongan dari meriam itu terlempar sampe ke daerah tanah tinggi karo (yang jaraknya kurang lebih 70-an km dari tempat istana maimoon ini berada).
Istana Maimoon berada di area seluas empat hektare. Istana ini sendiri memiliki luas 2.772 meter persegi dan 30 ruangan. Sejak 1946, istana tersebut dihuni para ahli waris Kesultanan Deli. Berbagai pertunjukan seni tradisional Melayu sering digelar untuk memeriahkan hari-hari besar Islam. Sayangnya waktu kunjunganku tidak berbarengan dengan perayaan apapun.


This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post