Sebanyak 30 persen anak di kota-kota di Indonesia mengalami penis yang ukurannya kecil alias mengalami mikropenis. Penyebab utama kondisi ini adalah kecenderungan kegemukan yang melanda sebagian besar anak-anak bahkan orang dewasa.
Psikiater, Sex Educator, dan Sex Counselor, Dr Naek L Tobing, menjelaskan, bahwa kegemukan menurunkan kadar hormon testosteron.
Anak-anak usia 4-11 tahun yang seharusnya memiliki kadar testosteron dalam darah sebesar 0,03-0,68 nanogram/desiliter menjadi kurang konsentrasinya dari 0.03 nanogram/desiliter. Ini semua terjadi karena kegemukan (obesitas)
"Rumus bagi laki-laki, nggak boleh gemuk!," ujar Dr Naek saat diwawancara Liputan6.com, di Jakarta, yang ditulis Kamis (28/3/2013).
Menurutnya, dengan membiarkan anak-anak menjadi gemuk akan membuat penisnya menjadi kecil. Padahal, penis kecil bisa memengaruhi kehidupan seksualnya di masa dewasanya jika tak segera diobati.
"Upaya pengobatan memperbaiki ukuran penis atau memperbesar penis hanya dapat dilakukan sebelum pubertas, sedapat mungkin sebelum usia 11-12 tahun," ujar pria kelahiran Tapanuli itu.
Namun sayangnya, lanjut Naek, orangtua zaman kini banyak yang mengarahkan anaknya menjadi gemuk. Contohnya saja ke sekolah diantar jemput, di rumah disediakan video game yang membuat anak betah berjam-jam duduk demi bermain game.
"Kalau dulu kan anak kurus karena kurang makan. Kalau sekarang malah ingin anaknya gemuk," katanya.
Ia mengatakan, semua anak-anak gemuk penisnya berukuran kecil. Untuk itu, anak obesitas sebaiknya diperiksakan ukuran penisnya sedini mungkin agar ukurannya bisa bertambah.
"Ini mengerikan, orangtua harus sadar karena ini merupakan ancaman," tegasnya.
Ada beberapa langkah yang bisa orangtua lakukan agar anaknya tak memiliki penis yang kecil. Yang pertama jangan biarkan anak kegemukan. Kedua, berobat untuk mengetahui kepastiannya.
"Dengan pengobatan sederhana yang berlangsung 1-2 bulan, ukuran penis bisa bertambah untuk panjang 40-65 persen dengan rata-rata 48,6 persen. Besar (diameter) sebesar 13 persen-80 persen dengan rata-rata 50,9 persen," jelasnya.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon