-->

Senin, 08 April 2013

Ini Buktinya Sumber Kebahagiaan Pria dan Wanita itu Beda

author photo
Banyak orang mengira sumber kebahagiaan setiap orang itu sama seperti karena kepemilikan harta atau adanya pasangan dan keluarga. Tapi sebuah studi dari Inggris mencoba menggali sumber kebahagiaan dari 12 aspek kehidupan modern manusia dan menemukan adanya perbedaan sumber kebahagiaan pada pria dan wanita.


Menurut studi ini, secara garis besar pria diketahui lebih bahagia daripada wanita, terutama terkait penampilan fisiknya. Selain itu, pria juga lebih puas terhadap pendapatan dan bentuk tubuhnya. Sebaliknya, wanita terlihat lebih bahagia daripada pria jika dikaitkan dengan kehidupan cinta, kehidupan rumah tangga dan kehidupan seksual.

Studi yang dilakukan oleh Benenden Health, Inggris ini pun menemukan bahwa tingkat kebahagiaan wanita juga cukup tinggi jika ditanya tentang kondisi kesehatan dan lokasi tempat tinggalnya. Sedangkan aspek yang membuat pria lebih bahagia daripada wanita adalah prospek karir, 'bagaimana cara orang lain melihat mereka', kondisi keuangan dan kemapanan pekerjaan.

Namun ketika ditanya hambatan terbesar yang dihadapi responden untuk mencapai kebahagiaannya adalah kekhawatiran terhadap kondisi keuangan. Masalah ini dirasakan oleh 46 persen responden. Faktanya, rata-rata responden menghabiskan uang tambahan sebesar 132 poundsterling atau sekitar USD 202 dalam sebulan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk meningkatkan kebahagiaannya.

Kata peneliti kondisi ini membuktikan bahwa untuk bisa bahagia, orang-orang tak perlu punya banyak uang. Dari studi ini justru ditemukan bahwa cuaca cerah dapat meningkatkan mood seseorang, bahkan bisa jadi salah satu hal yang paling sering diakui dapat meningkatkan optimisme seseorang seharian, disamping kasih sayang lebih dari pasangan.

Dari studi ini, peneliti pun dapat mendaftar 10 hal yang diinginkan responden agar dapat merasakan kebahagiaan diantaranya pola makan yang lebih baik, pekerjaan yang lebih memuaskan, pulih dari cedera panjang atau penyakit serius. Begitu juga dengan menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan performa yang baik dari tim olahraga kesayangan.

Seperti dilansir Daily Mail, Senin (8/4/2013), yang tak kalah mengejutkan, peneliti menemukan sepertiga responden mengaku lebih optimis dalam hidup jika pasangan mereka menunjukkan komitmen yang lebih besar. Apalagi dengan adanya fakta bahwa pasangan menikah secara signifikan jauh lebih bahagia daripada orang-orang yang masih lajang hampir dalam semua aspek.

Kendati begitu, seperlima pasangan mengaku mereka berubah menjadi kurang optimis dalam hidup sejak menikah.

Perbedaan sumber kebahagiaan juga terlihat dari perbedaan umur. Responden berusia 55 tahun ke atas terbukti paling banyak menilai dirinya sendiri sebagai optimis sejati. Namun generasi yang lebih muda tampaknya kurang begitu optimis, bahkan lebih sering mengatakan jika kehidupan mereka belakangan makin suram.

Bahkan tren tersebut dikatakan meningkat seiring pertambahan usia karena responden berusia di bawah 25 tahun beranggapan perspektif kehidupan mereka semakin lama semakin negatif namun responden yang berusia di atas 55 tahun merasa optimisme mereka tak kunjung berkurang.

"Dengan kondisi ekonomi yang cenderung pesimis dan beban finansial yang menghantui setiap orang, penting untuk menonjolkan perilaku positif meski hal itu takkan menciptakan kesejahteraan, tapi stidaknya dapat bermanfaat bagi kesehatan jangka panjang kita," tandas Paul Keenan dari Benenden Health.

"Dari studi ini kami juga tertarik ketika mengetahui ternyata pria jauh lebih sering mengadopsi pandangan optimistis, meskipun temuan ini sebenarnya masih perlu diperdebatkan," pungkasnya.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post