-->

Senin, 08 April 2013

Ini Dia Teknologi Penangkal Rudal ala Amerika

author photo
Semenanjung Korea kian panas. Korea Utara menyatakan siap berperang kontra Korea Selatan dan sekutunya, Amerika Serikat.

AS pun mengerahkan peralatan militernya untuk menangkal serangan rudal negeri pimpinan Kim Jong-un. Sistem teknologi penangkal rudal itu dikenal dengan istilah Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Bagaimana cara kerjanya?


Dilansir Army Recognition, sistem ini merupakan penangkal rudal bergerak (mobile). Prinsip kerjanya adalah menembakkan rudal penangkal untuk menjatuhkan atau meledakkan rudal balistik yang diluncurkan musuh, baik itu rudal jarak pendek, menengah, sampai jarak jauh.

Sistem ini terdiri dari lima komponen utama, yaitu rudal penangkal (interseptor), kendaraan peluncur, radar, unit pengapian (fire control), dan cadangan peralatan THAAD.

Teknologi ini diproduksi pertama kali oleh Lockheed Martin pada 2008 silam. Biaya produksi mencapai US$800 juta, setara Rp7,7 triliun.

Rudal

Rudal penangkal dalam sistem ini memiliki panjang 6,17 meter dan berat 900 kilogram.

Rudal ini mampu mengetahui data objek dan perkiraan titik intersepsi roket musuh dengan memanfaatkan roket utama yang telah diluncurkan sebelumnya. Artinya, data objek musuh, termasuk titik koordinatnya, dapat diketahui melalui "mata" rudal.

Jangkauan intersepsi rudal bisa mencapai area dalam atmosfer maupun luar atmosfer. Ketinggian maksimal sampai 150 kilometer ke atas permukaan laut.

Sistem THAAD didedikasikan untuk misi pertahanan rudal balistik (Ballistic Missile Defense/BMD) dan dapat bertukar informasi dengan sistem BMD lainnya.

Rudal penangkal ini diluncurkan dari truk peluncur, M1075, produksi Oshkosh Truck Corporation Heavy Expanded Mobility Tactical Truck with Load Holding Handling System (HEMTT-LHS).

Kendaraan dengan panjang 12 meter, lebar 3,25 meter dan berat 40 ribu kg ini memuat slot kontainer 8 atau 10 roket penangkal.

Radar

Radar THAAD merupakan X-Band Radar yang diproduksi oleh kontraktor utama peralatan pertahanan AS, Raytheon, pada pusat terbesar pengembangan X-radar Band, Massachusetts Integrated Air Defence Facility.

Radar THAAD dikembangkan untuk melengkapi sensor rudal balistik jenis Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) yang mampu menjelajah lebih dari 5.500 km.

Radar ini dapat melacak ancaman rudal pada radius sangat luas, yaitu 1.000 km.

Dalam sebuah percobaan, 5 Oktober 2011 silam, dua rudal penangkal diluncurkan dari kendaraan peluncur dengan target dua rudal balistik.

Pencitraan infra merah menunjukkan dua rudal penangkal menghantam serta meledakkan dua objek sasaran di udara.

Untuk lebih jelas, Anda bisa menyimaknya melalui video berikut ini:

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post