Ketidakmampuan untuk ereksi atau kerap disebut sebagai disfungsi ereksi (DE) merupakan masalah yang menakutkan bagi kaum laki-laki. Tak hanya masalah fisiologis, DE juga sering diakibatkan oleh masalah psikologis seperti cemas.
"Disfungsi ereksi pada dasarnya dikelompokkan menjadi 2, yaitu psikogenik dan organik," ungkap Dr. dr. Nur Rasyid, SpU, ahli urologi FKUI-RSCM, dalam acara seminar media: Disfungsi Ereksi: 'Mengapa Pria Enggan Membicarakan serta Mengkonsultasikannya ke Dokter Psikogenik', yang diadakan di Hotel Grand Sahid, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (22/5/2013).
DE psikogenik disebabkan oleh masalah psikologis, seperti cemas dan depresi. Sedangkan DE organik berkaitan dengan masalah kelainan atau kerusakan struktur anatomi seperti gangguan pembuluh darah, sistem saraf, atau kondisi jaringan penis yang tidak normal.
"Cemas atau rasa depresi memicu munculnya hormon adrenalin, hormon ini justru menyempitkan pembuluh darah. Penyempitan ini akan mengakibatkan DE," imbuh Dr Rasyid.
Istri memegang peranan penting jika memang suami mengalami DE akibat masalah psikogenik. Sebab, umumnya saat pertama kali berhubungan intim, suami akan merasa cemas. Ini mengakibatkan besar kemungkinan sulit ereksi.
Kali kedua akan melakukan hubungan intim, maka suami akan cenderung mengalami cemas berlebihan. Ini yang nantinya akan mengakibatkan sulit ereksi tersebut dapat muncul kembali.
Dukungan dan komunikasi dari istri akan membantu suami mengembalikan kepercayaan dirinya. Jika istri tidak dapat mendukung kecemasan suami, maka bukan tidak mungkin kondisi ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan dalam hubungan rumah tangga.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon