Sebuah studi baru menemukan, seorang alkoholik (orang yang maniak dengan minuman beralkohol) yang juga seorang perokok, bakal sangat gampang hadapi masalah lemat otak (lemot) alias rendah daya ingat, memori dan kemampuan berpikirnya termasuk keterampilan memecahkan masalah daripada yang tidak suka.
Penelitian ini sendiri mengamati efek interaktif dari status perokok, dan usia pada Neurocognition dalam mencari pengobatan ketergantungan alkohol (AD) individu.
"Beberapa faktor seperti nutrisi, olahraga, kondisi medis ikut menyertai terjadinya hipertensi (tekanan darah), diabetes, serta kondisi kejiwaan seperti gangguan depresi dan gangguan stres setelah alami trauma," kata sang penulis penelitian, Timothy C Durazzo, seperti dikutip dari ZeeNews, Selasa (21/5/2013)
Durazzo menambahkan, pihaknya fokus pada efek kebiasaan merokok yang kronis, dan peningkatan usia terhadap kognisi karena penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa masing-masing memiliki pengaruh sendiri-sendiri.
Tidak hanya itu, efek tersebut juga dapat merugikan dan memengaruhi berbagai aspek kognisi (kemampuan berpikir) dan biologi otak pada orang dengan dan tanpa konsumsi alkohol yang berlebihan.
"Penelitian ini sebelumnya juga menunjukkan bahwa efek buruk dari merokok terhadap otak menjadi menumpuk dari waktu ke waktu. Karena itu, kami memperkirakan terjadinya penurunan progresif (lebih cepat dan terus menerus) kemampuan kognisi pada pecandu alkohol dan perokok aktif kronis seiring bertambahnya usia," katanya.
Associate Research Scientist dari Departemen Psikiatri di Yale University, Alecia Dager, mengatakan, dari penelitian ini para ilmuwan ingin memberikan bukti, kesulitan kognitif akan makin besar jika perokok juga pecandu alkohol.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon