Ketidakmampuan untuk ereksi dan mempertahankannya seringkali membuat takut karena mempertaruhkan harga diri sebagai laki-laki. Gangguan ini bisa dicegah risikonya dengan mengurangi 3 kebiasaan sepele ini.
"Disfungsi ereksi (DE) memang tidak bisa secara total dicegah, namun risikonya bisa dikurangi. Terkadang kebiasaan ini terlihat sepele, namun berpengaruh besar," imbuh Dr. dr. Nur Rasyid, SpU, ahli urologi FKUI-RSCM, dalam acara seminar media: Disfungsi Ereksi: 'Mengapa Pria Enggan Membicarakan serta Mengkonsultasikannya ke Dokter Psikogenik', yang diadakan di Hotel Grand Sahid, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (22/5/2013).
Berikut 3 kebiasaan yang harus dikurangi untuk mencegah perkembangan risiko DE:
1. Malas olahraga atau bergerak
Perkembangan teknologi saat ini yang semakin maju membuat orang cenderung semakin sedikit bergerak. Dr Rasyid mencontohkan, karena sudah ada lift, maka untuk pergi ke lantai 2 saja orang akan enggan berjalan menggunakan tangga.
Padahal pergerakan ringan seperti berjalan atau berlari saja sudah bisa membantu mengurangi munculnya gejala DE. Ini karena pergerakan akan melancarkan aliran darah dan menjaga elastisitas otot.
"Laki-laki yang rajin olahraga akan menurunkan risiko munculnya DE hingga 70 persen," imbuh dr Rasyid.
2. Makan berlebihan
Kegemukan atau obesitas juga akan meningkatkan risiko munculnya DE pada laki-laki dan berkaitan dengan aktivitas. Ini dikarenakan seseorang yang gemuk umumnya akan merasa kesulitan untuk bergerak.
Jika ia sudah gemuk dan sulit bergerak, maka ia akan merasa malas untuk melakukan olahraga. Penimbunan lemak pun akan semakin banyak dan mengakibatkan munculnya gangguan pada aliran darah serta risiko penyakit jantung.
3. Merokok
Meskipun sudah diketahui DE merupakan salah satu efek buruk rokok, namun menurut dr Rasyid nyatanya rokok masih menjadi trend bagi laki-laki, khususnya usia remaja.
Merokok dapat menimbulkan penyumbatan pada pembuluh darah. Ini juga akan dapat menimbulkan adanya hambatan aliran darah, sehingga aliran darah ke penis juga akan berkurang dan berisiko muncul DE.
"Kebiasaan ini jika dihentikan sejak dini akan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kesehatan. Sayangnya cukup sulit untuk meyakinkan laki-laki, khususnya remaja," ungkap dr Rasyid.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon