Anak-anak harusnya dilindungi dari perilaku kekerasan apapun termasuk kekerasan seksual. Tapi yang terjadi, seorang pelatih tim bola junior di Afrika, malah melakukan perbuatan tak senonoh dengan menyodomi para pemain pemula sebagai syarat untuk jadi pemain inti.
Kebejatan pelatih tersebut, telah dialami 9 orang pemain bola pemula di Afrika, di mana kesemuanya itu menjadi korban sodomi pelatihnya sendiri. Kabarnya, semua itu dilakukan sang pelatih sebagai 'imbalan' karena telah melatihnya.
Pelatih tim junior ini diidentifikasi bernama Mikitayi. Penangkapannya terjadi, setelah salah seorang pemainnya yang telah disodomi mengalami kondisi yang kurang mengenakkan, dan dirinya diminta untuk menceritakan apa yang dia rasakan.
Setelah anak tersebut terbuka terhadap apa yang dialaminya, mulai banyak anak-anak lainnya yang menjadi korban Mikitayi mengikuti jejak anak tersebut. Ada pun anak-anak yang disodomi oleh Mikitayi adalah anak-anak yang berusia 12 sampai 15 tahun.
Pada saat ditangkap, Mikitayi sedang berada di Madamara Shopping Centre awal bulan ini.
"Dia sedang duduk di bus stop dan sedang berbicara dengan beberapa orang, lalu kami melihat polisi datang untuk memborgolnya," kata sumber itu, seperti dikutip MyZimbabwe, Senin (20/5/2013).
Sumber itu awalnya mengira, kalau Mikitayi ditangkap karena kasus penipuan, karena memang sebelumnya dirinya ditangkap karena hal yang serupa. Ternyata, yang membuat sumber itu kaget tak karuan adalah, pria itu ditangkap karena kasus sodomi.
Seorang sumber yang dekat dengan salah satu anak laki-laki yang menjadi korban pelatihnya tersebut mengatakan, kalau Mikitayi sering memberitahu para pemainnya, bahwa siapa pun yang ingin menikmati asyiknya menjadi tim inti harus datang ke penginapannya, di mana ia sering 'berpesta'.
Karena ulahanya tersebut, Mikitayi kini harus menjalani hari-harinya di balik jeruji besi, di Grey Prison, Bulawayo, Afrika.
Pelaku sodomo biasanya diidentifikasi sebagai kelaianan seksual. Korbannya bisa mengalami trauma yang berkepanjangan seumur hidupnya.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon