Upaya memperbesar penis sudah berlangsung satu abad. Namun, belum satu pun yang bisa menunjukkan hasil yang memuaskan. Risiko yang mendampingi prosedur pembesaran kelamin juga bermacam-macam, seperti penis yang mengecil atau penis jadi tak sedap dipandang.
Pria yang menjalani pembesaran penis umumnya dilakukan dengan prosedur bedah alias operasi. Bukan hanya karena masalah mikropenis, pria yang mengalami sindrom penis kecil juga memilih melakukan prosedur tersebut. Namun, kebanyakan yang tak puas dengan hasilnya.
Ada dua operasi pembesaran penis yang umum dilakukan pria, yakni:
1. Memperpanjang penis
Prosedur ini biasanya memotong ligamen yang menghubungkan penis ke tulang panggul. Ini memungkinkan terlihat sedikit bertambah panjang kurang dari 1 inci. Tapi, teknik bedah ini tak benar-benar bisa memperpanjang penis yang cukup besar.
2. Pelebaran penis
Pria yang berpikir kelaminnya terlalu tipis, prosedur yang lebih kontroversial bisa digunakan seperti implan lemak, silikon, atau cangkok jaringan.
Salah satu prosedur yang baru dan risikonya rendah bisa bekerja untuk sejumlah pria. Dalam beberapa kasus, skrotum (buah zakar) menempel lebih tinggi sehingga tampilan penis lebih panjang.
"Operasi ini membutuhkan waktu 20 menit dan bisa dilakukan rawat jalan," kata Michael O'Leary, MD, Profesor Bedah Urologis Harvard Medical School dan Urologis di Brigham and Women Hospital di Boston seperti dikutip WebMD, Senin (6/5/2013).
Risiko Bedah Perbesar Penis
Sebelum pria memutuskan untuk memperbaiki penampilan penisnya, pertimbangkan berbagai risiko baik itu perpanjang atau menebalkannya.
Hingga kini belum ada organisasi medis utama yang menyetujui prosedur bedah penis ini. Beberapa pria sampai rela pergi ke negara lain demi melakukan perawatan yang belum disetujui di AS.
Berikut beberapa efek samping operasi pemanjangan penis yakni infeksi, kerusakan saraf, mengurangi sensitivitas, dan kesulitan ereksi.
Yang paling mengganggu adalah jaringan parut yang berbekas di penis Anda sehingga membuatnya menjadi lebih pendek dibanding awalnya.
Tak berbeda dengan operasi penebalan penis (pelebaran) yang lebih kontroversial. Prosedur ini bisa membuat penis jadi tak sedap dipandang, bergelombang, dan penis tak merata.
Penelitian Urologi Eropa menemukan, 42 pria yang menjalani operasi perpanjangan penis dengan memotong ligamentum suspensorium hanya 35 persen yang merasa puas dengan hasilnya. Setengahnya malah melakukan operasi lagi.
- health.liputan6.com
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon