Insiden penis terpotong beberapa kali dijumpai di tengah masyarakat. Nah, pada saat pasien mengalami penis yang terpotong, perlukah dilakukan pemasangan penis buatan?
"Untuk penis buatan, prosedur yang bisa dilakukan misalnya rekonstruksi penis. Rekonstruksi ini dilakukan dengan cara mengambil kulit dari bagian tubuh lain, misanya paha," ujar ujar dr Aditya Wardhana SpBP dari Divisi Bedah Plastik Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM saat dihubungi detikHealth, Rabu (15/5/2013).
Tujuan dilakukannya rekonstruksi ini adalah sebatas mengembalikan bentuk penis saja. Misalnya jika potongan penis yang ada tidak bisa disambung kembali namun pasien ingin bentuk penisnya bisa serupa dengan yang sebelumnya.
"Namun pada dasarnya, penis merupakan organ yang tidak bisa tergantikan oleh apapun. Sebab di dalam penis terdapat jaringan lunak dan longgar, yang hanya bisa mengeras setelah terisi darah (ereksi). Proses seperti ini sulit untuk bisa digantikan fungsi kerjanya dengan penis buatan," papar dr Adit.
Penis buatan antara lain digunakan oleh Mohammed, pria 40 tahun asal Edinburgh, Skotlandia, mengalami kecelakaan tragis saat masih anak-anak. Kecelakaan itu membuat penisnya hancur bersamaan dengan testis kirinya.
Ahli bedah sebenarnya sudah membuatkan penis baru untuk Mohammed dengan menggunakan kulit dari kakinya. Namun menurutnya, penis buatan tersebut hanyalah 'tabung untuk buang air kecil'. Penis baru Mohammed yang panjangnya sekitar 6-7 cm, mati rasa saat disentuh meski ia bisa merasakannya ketika buang air kecil. Mohammed bisa mengalami orgasme, namun ia tidak bisa ereksi.
Hingga akhirnya dokter membuatkan penis baru yang lebih besar, yang mana dibuat dari kulit dan lemak lengannya. Mohammed juga mendapatkan testis baru, yang memungkinkannya menjadi subur kembali.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon