Sebagian besar orang berusaha menurunkan berat badannya dengan berdiet. Namun, akhir-akhir ini, di Australia tengah populer operasi bariatrik untuk menurunkan berat badan. Seperti yang dilakukan Felix Bastajian. Ia berhasil menyusutkan berat badannya sebanyak 100 kilogram dengan operasi bariatrik.
Saat usianya yang menginjak 50 tahun, bobot Felix mencapai 187 kilogram. Ia pun mencoba diet namun hasilnya nihil. Tahun 2010, Felix merasa frustrasi dengan berat badannya yang mencapai 164 kilogram. Kemudian, di The Sydney Institute for Obesity Surgery, ia melakukan operasi pita lambung selama 18 bulan. Hasilnya, berat badan Felix turun hingga 85 kilogram. Tak hanya itu, penyakit diabetes yang dideritanya mulai membaik dan ia tidak merasa lapar.
Sejak melakukan operasi, ia telah melakukan beberapa kegiatan seperti membeli baju di department store, bermain skate boar, berlari, membeli mantel mandi, yang sebelumnya tidak pernah cukup untuk ukuran tubuhnya, dan naik roller coaster. "Pikirkan tentang anak gemuk yang tidak bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukan teman-temannya," kataFelix, seperti dilansir News Limited Network, Selasa (17/6/2013).
Di Australia, tingkat obesitas warganya meningkat tiga kali lipat. Satu dari empat warga Australia mengalami obesitas dan hingga saat ini telah dilakukan 33 kali operasi penurunan berat badan. Alasan berkembangnya operasi ini yaitu baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa diet bukanlah solusi bagi kebanyakan orang obesitas.
Profesor Ilmu Kedokteran di University of Melbourne, Jo Proietto, mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa seseorang bisa kehilangan 10 persen dari berat badannya dengan diet, tapi hal itu justru memicu respons tubuh untuk mempertahankan berat badan yang lebih tinggi. Enam bulan setelah berdiet, berat badan seseorang akan kembali seperti semula.
"Bukan karena mereka lemah tetapi karena pengeluaran energi mereka menurun dan hormon mereka membuat mereka kelaparan," ujar Proietto.
Sementara itu, Profesor bedah di Monash University, Paul O'Brien, mengatakan orang-orang yang menjalani operasi bariatrik berat badannya turun terus hingga enam bulan setelah operasi. Penelitiannya juga menunjukkan 10 tahun kemudian, yang bersangkutan akan menyimpan maksimal 64 persen dari kelebihan lemak mereka.
Bulan lalu, National Health and Medical Research Council Australia merekomendasikan operasi bariatrik sebagai strategi manajemen berat badan untuk orang dewasa dengan indeks massa tubuh lebih dari 40 dan bagi mereka dengan BMI lebih dari 30 jika menderita diabetes. Pemerintah setempat pun melaporkan bahwa biaya operasi tersebut cukup efektif yaitu antara $ 6.000 hingga $ 15.000 atau sekitar Rp 56 juta hingga Rp 141 juta.
Pada Februari lalu, penduduk Parramatta, Luis Almario diberi uang $ 350.000 atau sekitar Rp 3,2 miliar dari Dr Emmanuel Varipatis yang gagal merekomendasikan operasi penurunan berat badan bagi Almario. Saat itu Almario berbobot 140 kg dan menderita kanker hati.
Operasi ini tidak bebas risiko dan hasil maksimal didapat ketika pasien mendapatkan perawatan intensif sebagai tindakan lanjutan, seperti adanya bantuan ahli gizi, psikolog dan dokter umum. Pasien harus mengubah kebiasaan makan dan meningkatkan latihan mereka. Hal ini dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan berkalori tinggi.
Operasi bariatrik menggunakan pita lambung agar sesuai dengan cincin plastik yang dipasang di bagian atas perut untuk membatasi aliran makanan dan menciptakan rasa kenyang. Sedangkan operasi lengan lambung dilakukan dengan memotong sebagian besar perut dan membuangnya hingga ukuran perut berkurang 20 persen dari ukuran aslinya.
Operasi bypass lambung menggunakan staples untuk membagi perut menjadi dua kantong, atas dan bawah, dengan bagian bawah yang lebih besar. Sebagian kecil dari usus kecil terhubung ke kantong kecil sehingga kalori makanan yang terserap akan lebih sedikit.
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon