-->

Selasa, 21 Februari 2017

Ini Alasan Indonesia Gunakan Jalur Kiri di Jalan Raya

author photo

Tamoranews.com - Jika Anda pernah ke luar negeri, pernahkah Anda melihat orang mengendarai mobil dengan setir di sebelah kiri? Pemandangan tersebut tentu saja berbeda dengan di Indonesia yang menggunakan setir di sebelah kanan.

Tak hanya itu, orang tua juga selalu berkata untuk selalu berjalan kaki di sebelah kiri bukan di sebelah kanan. Hal tersebut ternyata tidak terlepas dari sejarah dunia yang menggunakan jalan raya di jalur sebelah kiri.

Menurut Charles Anderson dalam buku berjudul Puzzles and Essays from The Exchange Essays, prajurit Yunani Kuno, Mesir Kuno, dan Romawi ketika berjalan selalu memilih jalur kiri.

Kebiasaan tersebut sudah ada sejak zaman sebelum Masehi hingga abad pertengahan, saat kaum kesatria feodal dan orang-orang bersenjata di Eropa melakukannya. Mereka menggunakan jalur kiri karena sebagian besar dari mereka terbiasa menggunakan tangan kanan.

Penggunaan jalur kiri dirasa menguntungkan bagi mereka ketika ada serangan secara tiba-tiba. Mereka akan mencabut pedang dan langsung menyerang musuh. Namun entah mengapa kebiasaan ini mulai hilang pasca-Revolusi Perancis pada 1789.

Sebelum revolusi, para aristokrat di Perancis menggunakan jalur kiri dan memaksa rakyat jelata menggunakan jalur kanan. Akhirnya penggunaan jalur kanan di Perancis mulai disahkan pada tahun 1794 oleh Napoleon Bonaparte dan menjalar ke seluruh negara di Eropa, kecuali Belanda yang belum dikuasainya.

Indonesia

Kebiasaan penggunaan jalur kiri di Belanda ternyata diterapkan di wilayah koloninya, tidak terkecuali Indonesia. Sejak kedatangan Belanda pada 1596, kebiasaan penggunaan jalur kiri juga diterapkan di sini. Namun sejak Napoleon menguasai Belanda, ia mengubah kebiasaan orang Belanda menggunakan jalur kiri.

(Jalan Raya Anyer-Panarukan buatan Daendels/ Tropenmuseum)

Tapi uniknya, meski di Belanda sudah mulai diterapkan penggunaan jalur kanan, koloni-koloni Belanda tidak ikut serta mematuhi kebijakan itu. Bahkan setelah Gubernur Jenderal Herman Williem Daendels membangun Jalan Raya Pos di bawah kekuasaan Napoleon, ia tetap menggunakan jalur kiri.

Tidak adanya perubahan jalur menyebabkan Indonesia masih tetap menggunakan jalur kiri sampai sekarang. Bagi Indonesia, letak geografis yang terisolasi oleh bentang samudera menyebabkan perubahan jalur dirasa tidak diperlukan.

Selain itu, negara-negara yang berbatasan darat langsung dengan Indonesia, seperti Malaysia sebagian besar merupakan bekas koloni Britania Raya yang notabene masih menggunakan jalur kiri. Sehingga kondisi tersebut menyebabkan Indonesia menjadi bagian dari 35 persen populasi di dunia yang masih konsisten menggunakan jalur kiri.

Meskipun demikian, ternyata ada jalan di Indonesia yang justru tidak menggunakan jalur kiri. Jalan Praban di Surabaya adalah contoh jalan yang tergolong berbeda. Jalan yang terletak di sebelah barat laut Gedung Siola (kini Museum Surabaya), justru menggunakan jalur kanan.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post